Dari catatan sejarah letusan sejak 1376 M, letusan Kelud biasanya eksplosif/meledak dan besar, tetapi berlangsung satu-dua hari. Maka semoga letusan Kelud kini pun tak berlangsung lama.
Gunung Kelud (1731 m dpl), Jawa Timur, setelah menunjukkan peningkatan aktivitas signifikan seminggu terakhir, akhirnya meletus hebat kemarin malam pada pukul 22.50 WIB Kamis 13 Februari 2014, membuat sibuk kegiatan evakuasi sampai kini. Letusan pertama Kelud terjadi 90 menit setelah gunungapi aktif ini dinaikkan statusnya menjadi ”awas”, status tertinggi aktivitas gunungapi menjelang meletus.
Abu volkanik dilaporkan terus turun sampai saat ini di banyak tempat baik ke timur maupun barat: Surabaya, Malang, Yogya, Solo, bahkan sampai Ciamis. Bandara-bandara di Yogya, Solo, Surabaya ditutup sementara. Kegiatan evakuasi penduduk yang terancam langsung letusan Kelud pun masif, sebab wilayah radius 10 km harus dikosongkan, berarti sekitar 200.000 penduduk dari 36 desa harus dipindahkan ke tempat-tempat pengungsian, 78 tempat pengungsian telah disiapkan. Maka, letusan Kelud ini telah mengacaukan banyak rencana dan agenda. Begitulah bila sebuah gunungapi meletus di wilayah padat penduduk.
Merapi, Kelud, Semeru, Bromo adalah empat gunung paling aktif di Jawa. Untuk Jawa Timur, Kelud adalah gunungapi termasuk paling aktif dan terkenal pernah menelan korban tewas yang banyak. Kelud pun cepat sekali aktivitasnya, dalam beberapa hari saja ia bisa meningkat terus statusnya sampai akhirnya meletus. Seperti letusan saat ini, Kelud diawali oleh peningkatan kegempaan yang signifikan sejak 7 Februari, tanda magma tengah naik menuju puncaknya, diperkirakan berasal dari kedalaman 1,5 – 3,5 km di bawah puncak gunung setinggi 1,7 km di atas muka laut itu. Kemudian pada 11 Februari 2014 status Kelud dinaikkan menjadi status 3 (siaga), 13 Februari 2014 sekitar pukul 21.30 WIB status Kelud dinaikkan menjadi status 4 (awas), dan sekitar 90 menit kemudian Kelud pun meletus hebat. Penduduk sudah mulai dievakuasikan sebelum Kelud meletus. Peningkatan status dalam bilangan hari atau jam ini menunjukkan Kelud sangat aktif bila mau meletus.
PARARATON MENCATAT LIMA KALI LETUSAN KELUD ZAMAN MAJAPAHIT
Kelud pun adalah gunungapi yang rajin meletus selama zaman Majapahit.
Kitab Pararaton, sebuah kronik sejarah yang selesai ditulis pada 1535 Syaka (1613 M) yang menceritakan peristiwa-peristiwa kerajaan maupun hal lainnya pada zaman Kerajaan Singhasari dan Majapahit mencatat terjadi lima kali letusan Gunung Kelud pada zaman Majapahit (1293-1521 M).
1. …Lalu terjadi peristiwa gunung meletus pada Minggu Madasia, tahun pendeta-sunyi-sifat-tunggal (1307 Syaka/ 1385 M), tahun pendeta-sunyi-sifat-tunggal adalah sandi tahun surya sengkala.
2. Lalu terjadi peristiwa gunung meletus di dalam minggu Prangbakat, pada tahun muka-orang-tindakan-ular (1317 Syaka/ 1395 M).
3. Lalu terjadi gunung meletus di dalam minggu Kuningan pada tahun belut-pendeta-menggigit-bulan (1373 Syaka/ 1451 M).
4. Lalu terjadi peristiwa gunung meletus di dalam minggu Landep pada tahun empat-ular-tiga-pohon (1384 Syaka/ 1462 M).
5. Lalu terjadi peristiwa gunung meletus di dalam minggu Watu Gunung pada tahun tindakan-angkasa-laut-ekor (1403 Syaka/ 1481 M).
Pararaton tidak menyebut langsung bahwa letusan-letusan itu letusan Kelud, tetapi saya sudah mengecek tahun-tahun syaka Pararaton tersebut terhadap data dari literatur volkanologi lainnya (misalnya Kusumadinata, 1979, Data Dasar Gunungapi Indonesia, Direktorat Vulkanologi), sehingga bisa diyakini bahwa letusan-letusan gunungapi di Pararaton itu adalah letusan Kelud).
Letusan nomor 5 patut dicurigai sebagai yang dimaksud dengan berakhirnya masa kejayaan Majapahit dalam surya sengkala Sirna-Ilang-Kerthaning-Bhumi (1400 Syaka/1478 M), meskipun ada selisih tiga tahun. Letusan 1481 M itu yang mendasari Babad “Guntur Pawatu Gunung”, sebuah kronik sejarah lainnya menjelang berakhirnya Majapahit.
Bisa dilihat bahwa Kelud adalah gunungapi aktif dalam masa sejarah pun. Dan menurut hukum uniformisme geologi bahwa apa yang terjadi dulu terjadi pula pada masa kini, dibuktikan oleh aktivitas Kelud sampais sekarang.
ERUPSI GUNUNG KELUD
Dari berbagai literatur ditulis bahwa catatan pertama gunungapi ini meletus adalah pada tahun 1000 M (Raffles, 1817), berupa letusan di dalam danau volkaniknya. Dan sejak itu, Kelud telah meletus sebanyak 30 kali.
Kusumadinata (1979) mencatat letusan-letusan selanjutnya terjadi tahun: 1311 M, 1376, 1385, 1395, 1411, 1451, 1462, 1481, (tahun-tahun ini tercatat sebagian besar di Pararaton), 1548, 1586, 1641, 1716, 1752, 1771, 1776, 1785, 1811, 1825, 1826, 1835, 1848, 1851, 1864, 1901, 1919, 1920, 1951, 1966, lalu Volcano Discovery meneruskan catatan Kusumadinata (1979) bahwa letusan Kelud berlanjut pada 1990, 2007 (pertumbuhan sumbat lava), dan sekarang (2014).
Letusan Kelud umumnya bersifat eksplosif (meledak). Letusan eksplosif ini terjadi sejak 1376. Letusan-letusan besar yang pernah terjadi dan memakan banyak korban adalah pada 1586 (menewaskan 10.000 jiwa, Brascam 1918), 1919 (menewaskan 5160 jiwa). Erupsi Gunung Kelud dari sejarah letusannya biasanya berlangsung 1-2 hari dan tidak pernah terjadi berbulan-bulan. Tetapi bahaya lanjutannya adalah lahar dingin bila terjadi hujan yang meruntuhkan endapan-endapan letusan dari puncak ke kaki.
Korban besar terjadi karena lahar panas sebab Kelud punya danau kawah yang sangat besar, dan saat letusan air volkanik panas ini ikut diletuskan lalu bercampur dengan berbagai materi letusan dari batu sampai abu, bercampur dengan air panas dan mengalir ke kaki pada setiap lembahnya atau bisa meluap keluar dari lembah dan menelan apa saja yang dilaluinya.
Karena air kawahnya begitu berbahaya maka sejak zaman Belanda telah diupayakan mengurangi air kawah Kelud ini dengan membuat terowongan dari dinding luar kawah ke dalam kawah untuk mengurangi air kawah. Upaya pertama dilakukan pada 1907 mengikuti letusan pada 1901. Tetapi nampaknya kurang efektif sebab letusan pada 1919 masih menelan lebih dari 5000 korban manusia. Lalu terowongan dari berbagai arah dibuat lagi, misalnya dikerjakan pada 1919-1923. di dalam zaman kemerdekaan, Indonesia pun meneruskan membuat terowongan dari berbagai arah. Upaya pembuatan terowongan terakhir adalah pada 1966/1967. Terowongan-terowongan ini kadang-kadang efektif, kadang-kadang tidak, sebab beberapa kali letusan bisa menghancurkan terowongan ini.
Letusan khas Kelud yang selalu terjadi adalah eksplosif, menyebar kerikil, pasir, dan abu jauh ke angkasa lalu jatuh kembali ke permukaan Bumi meliputi kawasan yang luas. Dikabarkan bahwa letusan Kelud melontarkan material volkanik sampai setinggi sekitar 17 km. Kolom setinggi itu wajar bila akan menyebar abu sampai lebih dari 500 km dari lokasi letusan. Di samping lahar panas, Kelud pun bisa dan pernah menyebar awan panas sebab gunung ini juga kadang-kadang punya sumbat lava erupsi lama, dan ketika lavanya terdorong erupsi baru, lalu runtuh menuruni lereng maka menjadi awan panas yang akan membakar apa pun yang dilaluinya.
Oktober-November 2007 terbentuk sumbat lava baru yang tumbuh hampir menutupi seluruh danau kawah volkanik. Sejak itu sumbat lava ini menjadi objek wisata. Kini, dengan letusan kemarin bisa saja sumbat lava ini telah tidak ada dilontarkan erupsi, kita bisa mengetahuinya setelah Kelud berhenti meletus
Kelud adalah satu gunungapi yang duduk di jalur gunungapi Jawa atau Indonesia yang melingkari wilayah Indonesia. Seperti banyak gunungapi lainnya di Jawa, Kelud adalah gunungapi yang dibentuk berhubungan dengan lelehan material magma dari mantel dan lempeng samudera yang menunjam masuk ke bawah Jawa pada kedalaman antara 100-200 km. Panas menyebabkan material mantel dan air dari lempeng samudera membentuk magma lalu naik ke permukaan karena panas dan di permukaan membentuk gunung-gunungapi.
Sebagai gunungapi di Jawa, maka bentuk Gunung Kelud adalah stratovolcano dengan materi utama berkomposisi andesitik. Danau kawahnya yang terkenal menambah kekhasan Kelud, menjadi objek wisata, tetapi danau inilah yang menjadi penyebab bahwa gunungapi ini pernah menelan korban sekitar 15.000 orang ditelan lahar panas.
Kelud punya beberapa puncak satelitnya di sisi timur, barat, dan selatan baratdaya, ini disebabkan sumbat-sumbat lava tumbuh acak di sekelilingnya. Letusan-letusan pun terjadi umumnya berganti-ganti dari beberapa kawah parasit/satelit bergiliran dengan pola memutar searah jarum jam.
Berdasarkan sejarahnya, letusan Kelud eksplosif dan besar, terjadi sehari atau dua hari. Semoga kini Kelud pun akan segera berhenti meletus, dan tidak ada korban jiwa jatuh.
Semoga bermanfaat
Catatan dari : Awang Satyana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar