Tampilkan postingan dengan label Survival. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Survival. Tampilkan semua postingan

Minggu, 13 Juli 2014

Kebutuhan Makanan Dan Minuman Dalam Pendakian

Jumlah kalori yang dibutuhkan untuk setiap perjalanan seorang pendaki gunung tergantung pada:
1. Ukuran dan berat badan seseorang.
2. Metabolisme individu.
3. Lamanya perjalanan.
4. Cuaca/suhu.
5. Jenis aktifitas yang telah direncanakan sebelumnya.
Sehubungan dengan keadaan diatas, ada beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam merencanakan perbekalan makanan/minuman yang akan dibawa :
a. Cukup mengandung kalori dan mempunyai komposisi gizi yang memadai.
b. Terlindung dari kerusakan, tahan lama, dan mudah menanganinya.
c. Sebaiknya makanan yang siap saji atau tidak perlu dimasak terlalu lama, irit air dan bahan bakar.
d. Ringan, dan mudah didapat.
e. Murah.

Menghitung kebutuhan Energi berdasarkan Basal Metabolic Rate
Basal Metabolic Rate (BMR) atau laju metabolisme Basal (LMB) adalah energi minimal yang diperlukan tubuh dalam keadaan istirahat sempurna baik fisik maupun mental, berbaring tetapi tidak tidur dalam suhu ruangan 25 derajat C (Darwin, 1988:7). Secara praktis besarnya BMR seseorang dapat dihitung dengan mengalikan berat badan dengan 24 kalori (berat badan x 24 kalori). Misalnya berat badan seseorang 60 kg kebutuhan BMRnya adalah 1440 kalori, sedangkan jumlah kebutuhan kalori per hari dapat ditentukan berdasarkan kelipatan BMR sebagai berikut:


Contoh
Seorang yang sedang mendaki gunung mempunyai berat badan 60 kg, kebutuhan kalorinya adalah :
60 kg x 24 kalori = 1.440 kalori (BMR)
125% x 1.440 (BMR) = 1.800 kalori
Total kebutuhan kalori/hari : 1.440 + 1.800 = 3.240 kalori/hari
Untuk aktifitas dialam terbuka jumlah kalori yang diperlukan seseorang berkisar 2500 s/d 3500 kalori per hari.
Kebutuhan akan kalori pendaki laki-laki dan wanita berbeda karena pada wanita jaringan lemak bawah kulitnya lebih tebal sehingga pengeluaran proses tubuh lebih kecil.
Misal :
Bagi pendaki laki-laki dengan jenis aktivitas ringan 2.400 kalori, sedang 2.600 kalori dan berat 3.000 kalori, sedangkan untuk pendaki wanita dengan jenis aktivitas ringan 2.000 kalori, sedang 2.400 kalori dan berat 2.600 kalori.

Berapakah kalori yang dihasilkan pada setiap gram zat gizi/ zat makanan ?
Tiap-tiap gram zat gizi karbohidrat menghasilkan 4 kalori, lemak 9 kalori dan protein 4 kalori.
Agar zat–zat gizi tersebut dapat digunakan didalam tubuh dengan sempurna, harus diatur komposisinya sbb :
- Protein : 12%-15%
- Lemak : 20%-25%
- Karbohidrat 60%-70%

Misalkan kebutuhan energi adalah 3.500 kalori maka susunan/komposisi gizi-nya adalah sebagai berikut :


Penjelasan :
Kalori dari protein = 15% x 3.500 kalori = 525 kalori
Protein 1 gram = 4 kalori
Jumlah protein = 525 : 4 = 131.3 gram
Kalori dari lemak = 25% x 3.500 kalori = 875 kalori
Lemak 1 gram = 9 kalori
Jumlah lemak = 875 : 9 = 97.2 gram
Kalori dari karbohidrat = 60% x 3.500 kalori = 2100 kalori
Karbohidrat 1 gram = 4 kalori
Jumlah karbohidrat = 2100 : 4 = 525 gram

Nutrisi Seorang Pendaki di Alam Bebas
Nutrisi yang buruk atau pas-pasan dapat mengurangi daya tahan (endurance), membuat otot sulit recovery, dan membatasi kemampuan tubuh untuk memperbaiki sel-selnya setelah satu hari penuh kerja keras. Ujung-ujungnya akan mempengaruhi moral dan skill dari pendaki itu sendiri.
Karenanya penting sekali kita sadar akan perlunya karbohidrat, protein dan lemak serta komponen nutrisi lainnya supaya tubuh tetap fit selama pendakian.



Karbohidrat
Karbohidrat sudah pasti perlu, karena ini merupakan sumber tenaga utama, ibarat mobil, inilah bensinnya, tanpa bensin, mobil pasti tidak
akan jalan. Karbodirat ini ada dua macam:
1) Karbohidrat sederhana.
2) Karbohidrat komplek.
Bedanya, kalau karbohidrat sederhana akan cepat dimetabolis oleh tubuh, sangat cocok dikonsumsi sebelum atau setelah aktifitas dalam jumlah kecil, misalnya seperti madu, selai, permen dan buah-buahan yang manis. Sedangkan karbohidrat komplek biasanya disimpan di lever dan otot sebagai glikogen. Simpanan glikogen ini biasanya akan habis setelah 1,5 jam beraktifitas berat, seperti naik gunung atau lintas alam jarak jauh misalnya. Untuk itu perlu sekali mengganti glikogen ini dari snack sumber karbohidrat sebagai makanan antara, sepanjang hari. 50-70% dari kalori tubuh bersumber dari karbohidrat ini.
Jika kita lupa atau melewatkan asupan karbohidrat, maka tubuh akan memerlukan lebih dari 24 jam untuk me-restore cadangan glikogen dan energi untuk aktifitas pendakian keesokan harinya. Selain memastikan asupan karbohidrat mencukupi, plus komponen protein dan minum air selalu, terutama 30-60 menit setelah beraktifitas. Minum air putih perlu, usahakan tidak kurang dari 10 gelas sehari.
Contoh makanan olahan yang mengandung karbohidrat




Protein
Biasanya protein paling baik dikonsumsi tidak dalam jumlah besar, karena protein itu produk yang cepat digunakan oleh otot, khususnya memperbaiki otot yang terpakai sepanjang hari. Protein diperlukan juga untuk melawan penyakit, membangun lapisan serat pada otot yang ‘rusak’ digunakan sepanjang hari, dan menjaga agar otak tetap bisa berpikir dan memastikan aliran darah lancar. Protein lengkap bersumber dari ikan, telur dan susu, karena mengandung asam amino esensial yang lengkap. 15% kalori bersumber dari protein ini.
Contoh makanan olahan yang mengandung protein




Lemak
Lemak dibutuhkan sebagai cadangan energi diluar sumber energi selain karbohidrat. Kelemahannya adalah lemak perlu lebih banyak waktu untuk dicerna sebagai energi. Konsumsi lemak paling baik dilakukan saat makan malam, karena akan lebih mudah dicerna saat tidur malam. Untuk perjalanan jauh, lemak justru dibutuhkan, terutama memasuki daerah dingin/daerah pegunungan, lemak dalam tubuh akan memberikan rasa hangat, sehingga bisa melawan udara dingin di luar. Terlalu banyak lemak juga berbahaya, karena akan menambah berat langkah saja. Massa lemak lebih berat dari massa otot. Sehingga akan mempengaruhi kecepatan berjalan.
Contoh makanan olahan yang mengandung lemak




Serat
Serat penting, karena tubuh memerlukannya untuk membantu system pembuangan limbah dari tubuh (buang air besar) agar tidak mampet. Makanan yang berserat juga diperlukan untuk menahan rasa lapar lebih lama. Serat dapat diperoleh dari buah-buahan dan sayuran.
Contoh makanan olahan yang mengandung serat




Air Minum
Minum sebagai kebutuhan cairan jangan dilupakan. Menghadapi medan jelajah seperti susur pantai yang terbuka di bawah matahari sepanjang hari pasti memerlukan air lebih banyak daripada jelajah di dalam hutan lebat. Intinya cegah diri dari dehidrasi.
Minumlah secara teratur dan sesering mungkin. Apa yang diminum, tentu saja air putih. Namun dengan berkembangnya teknologi, saat ini membanjir berbagai minuman energi yang bisa juga sekaligus mengganti energi yang terpakai.
Apakah benar minuman ini bisa mengganti energi ?
Cek selalu content/ingredient di kemasannya. Kandungan gulanya biasanya terdiri dari sukrosa, fruktosa, glukosa dan maltodextrin. Kalo konsentrasi kandungan fruktosa-nya tinggi, justru akan memperlambat hidrasi dan muncul gangguan perut.
Pilihan minuman lainnya seperti herbal tea dan coklat susu sangat direkomendasikan. Bagi penggemar kopi, perlu sedikit waspada dengan cafein yang terkandung di dalamnya, karena dapat meningkatkan output urin dan peluang terjadinya frostbite. Selain itu cafein meningkatkan heart rate dan tekanan darah. Oleh karena itu selama perjalanan perlu dibatasi satu cangkir kopi per hari.



Minuman beralkohol juga berisiko sebagai sumber dehidrasi dan dapat menurunkan selera nafsu makan. Alkohol juga lebih hebat dampaknya daripada cafein dalam soal peningkatan output urin. Rasa haus merupakan indicator tubuh mulai mengalami dehidrasi.
Minumlah dengan sedikit-sedikit guna membasahi kerongkongan, bukan dengan cara sekaligus satu botol habis. Di tempat-tempat di mana air jarang ada selama perjalanan, perhitungan kebutuhan air perlu dimasukkan dalam rencana perjalanan.





Semoga Bermanfaat

Sumber : Artikel dan Gambar dari berbagai sumber di internet

Kamis, 31 Januari 2013

Teknik Survival Di Hutan


Kegiatan di alam bebas adalah kegiatan yang bersifat menyenangkan, karena kita bisa melihat, menikmati, mengagumi dan belajar tentang alam ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa. Alasan melakukan kegiatan di alam bebas antara lain sebagai sarana olahraga (sport), favorit (hobby), pendidikan (education), penelitian (research), pelatihan (training) atau sekedar bersantai (refreshing) menikmati keindahan alam. Kegiatan ini sangat beragam tergantung tujuannya, antara lain mendaki gunung (hiking), panjat tebing (rock climbing), penelusuran gua (caving), arung jeram (rafting), menyelam (diving), selancar (surfing) atau praktek / praktikum lapangan di alam bebas.

Hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan kegiatan di alam bebas adalah persiapan dan perencanaan kegiatan yang matang, meliputi persiapan alat / perlengkapan, kesehatan dan kondisi fisik, biaya selama kegiatan dan data informasi mengenai lokasi, jalur, medan serta cuaca. Kemanapun lokasi yang kita tuju, apapun jenis medan yang dilalui, seberapa buruknya cuaca yang dihadapi atau seberapa besar hambatan yang datang, bukanlah suatu masalah yang berarti jika dibekali dengan persiapan dan perencanaan yang matang. Sebaliknya bila tidak dipersiapkan dan direncanakan secara matang, maka akan menyebabkan kondisi darurat, sehingga memaksa kita harus bertahan hidup (survival) sebelum mendapatkan pertolongan atau keluar dari situasi dan kondisi yang tidak diharapkan tersebut. Pengetahuan tentang survival sangat diperlukan bagi orang yang biasa beraktivitas di alam bebas sebagai "senjata" yang bisa digunakan pada saat terdesak menghadapi kondisi darurat.

PERSIAPAN DAN PERENCANAAN KEGIATAN
Persiapan dan perencanaan kegiatan di alam bebas harus disesuaikan dengan jenis dan tujuan kegiatan yang akan dilakukan. Dengan persiapan dan perencanaan yang matang akan mengurangi resiko buruk yang mungkin timbul selama kegiatan, antara lain iklim / cuaca yang ekstrim, medan yang sulit dilewati atau sumber air yang kurang. Kondisi-kondisi tersebut harus diantisipasi sedini mungkin dengan persiapan fisik, mental, keterampilan (skill) dan data informasi. Sebelum melakukan kegiatan di alam bebas harus mempersiapkan dan merencanakan kegiatan dengan baik terutama informasi jalur, medan dan cuaca, kesehatan dan kondisi fisik, biaya perjalanan, kelengkapan identitas diri serta perlengkapan pakaian dan logistik.
Perencanaan kegiatan akan mempermudah mengorganisir kegiatan yang akan dilakukan, dengan mengeliminasi kemungkinan resiko buruk yang mungkin terjadi.

Perencanaan tersebut harus berdasar kepada "Pedoman 5 W +
1 H "yaitu Who, What, Why, When, Where dan How.
  1. Who, siapa yang mengadakan kegiatan, dengan siapa kita pergi, siapa yang jadi pemimpin (leader) dan siapa yang paling berpengalaman di lapangan.
  2. What, apa jenis kegiatannya, apa tujuannya, apa hambatannya, apa yang akan dilakukan dan perlengkapan apa yang harus dibawa.
  3. Why, mengapa kita harus ikut dan mengapa memilih kegiatan tersebut.
  4. When, kapan kegiatannya, berapa lama waktunya, siang atau malam dan pada musim apa kegiatan tersebut dilakukan.
  5. Where, dimana tempat kegiatannya, dimana tempat mencari bantuan terdekat.
  6. How, bagaimana mencapai lokasi kegiatan dan bagaimana menghadapi resiko buruk yang mungkin terjadi.
Dari semua persiapan yang dilakukan, ada satu hal yang paling penting untuk diperhatikan yaitu pengetahuan mengenai diri sendiri terutama daya fisik dan mentalnya. Usaha lain untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan adalah memberitahukan segala rencana kegiatan kita secara rinci kepada orang lain termasuk perubahan rencana di tengan jalan dengan menuliskan pada secarik kertas yang dibungkus plastik dan ditempelkan di pohon atau menyampaikan kepada pendaki lain.

PERLENGKAPAN dan pengepakan (PACKING)
Perlengkapan yang harus dipersiapkan tergantung kepada kebutuhan, tujuan, jenis dan lamanya kegiatan. Perlengkapan yang terlalu banyak akan membuat tidak efektif dan efisien, sedangkan perlengkapan yang terlalu sedikit tidak bisa memenuhi kebutuhan selama kegiatan. perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan di alam bebas terdiri dari perlengkapan pribadi, perlengkapan kelompok dan perlengkapan teknis.

1. Perlengkapan Pribadi
Perlengkapan pribadi adalah barang-barang perlengkapan untuk memenuhi semua kebutuhan pribadi tanpa mengandalkan orang lain, yaitu:
  1. Sepatu (harus kuat, lentur, aman / safety, nyaman, anti selip) dan kaos kaki (cukup tebal, kuat, nyaman dan terbuat dari wol atau sintetis)
  2. Pakaian lapangan (nyaman, tahan lama, cepat kering, melindungi tubuh dari berbagai kondisi lingkungan dan terbuat dari polyester atau polypropilena atau memenuhi 3 W yaitu wicking, warmth, water / wind proofing)
  3. Tas / ransel (kokoh, bahannya kuat, tahan air dan memiliki sabuk pinggang untuk mengurangi goyangan ransel)
  4. Ponco / rain coat
  5. Perlengkapan tidur (bersih, kering, hangat dan nyaman terdiri dari pakaian tidur, matras, kantong tidur / sleeping bag dan jaket / sweater)
  6. Perlengkapan mandi (handuk, sabun mandi, pasta gigi, sikat gigi dan shampo)
  7. Air minum dan makanan (harus cukup kualitas dan kuantitasnya)
  8. Alat navigasi (kompas, peta, altimeter dan GPS = Global Positioning System)
  9. Alat tulis (ballpoint, buku dan pensil)
  10. Perlengkapan penunjang (menunjang kegiatan yang dilakukan, seperti HT (handy talkie), HP (hand phone), pelindung pacet / gaithers, kelambu dan lainnya)
  11. Survival kit yang terdiri dari pisau serbaguna, alat pancing, jarum jahit, benang, tali jerat, gunting, cermin, peluit, kompas, ketapel, karet, lup, peniti, korek api dalam kemasan kedap air, makanan berkalori tinggi, senter, obat- obatan, radio komunikasi dan balon.
2. Perlengkapan Kelompok
Perlengkapan kelompok adalah barang-barang perlengkapan yang dibawa untuk memenuhi kebutuhan semua anggota kelompok, yaitu tenda, obat-obatan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaaan), peralatan masak dan makan, golok serta tali.

3. Perlengkapan Teknis
Perlengkapan teknis adalah perlengkapan yang digunakan untuk beraktivitas di alam bebas, tergantung jenis dan tujuan kegiatan. Perlengkapan kegiatan hiking berbeda dengan kegiatan caving, begitu juga dengan kegiatan yang lainnya.

4. Packing
Packing adalah pengepakan barang-barang yang sudah terdata dan pasti akan dimasukkan ke dalam ransel. Packing akan memudahkan pengambilan barang saat diperlukan, membagi titik berat pada ransel dan menjaga keseimbangan ransel sehingga tidak terlalu berat jika dibawa.

Prinsip packing adalah barang yang berat diletakkan di bagian atas ransel dan sedekat mungkin ke bagian tubuh, menempatkan barang yang penting dan sering digunakan pada tempat yang mudah dijangkau serta mengelompokkan barang-barang dan melindunginya dengan membungkusnya dalam plastik (trash bag). Prinsip memanfaatkan ruang yang ada di dalam ransel seefisien mungkin.

Buatlah daftar barang (checklist) dan periksa kembali pada saat barang dimasukkan ke ransel, untuk menghindari adanya barang yang tertinggal. Checklist merupakan petunjuk yang dapat membuat suatu prosedur yang teratur dan membangkitkan kepercayaan diri kepada pemula.

NAVIGASI DARAT
Navigasi adalah penentuan posisi dan arah perjalanan, baik di medan perjalanan atau di peta. Navigasi terdiri atas navigasi darat, sungai, pantai dan laut, namun yang umum digunakan adalah navigasi darat. Navigasi darat adalah ilmu yang mempelajari cara seseorang menentukan suatu tempat dan memberikan bayangan medan, baik keadaan permukaan serta bentang alam dari bumi dengan bantuan minimal peta dan kompas. Pekerjaan navigasi darat di lapangan secara mendasar adalah titik awal perjalanan (intersection dan resection), tanda medan, arah kompas, menaksir jarak, orientasi medan dan resection, perubahan kondisi medan dan mengetahui ketinggian suatu tempat.

1. Alat-alat navigasi terdiri dari:
  1. Kompas adalah alat untuk menentukan arah mata angin berdasarkan sifat magnetik kutub bumi. Arah mata angin utama yang bisa ditentukan adalah N (north = utara), S (south = selatan), E (east = timur) dan W (west = barat), serta arah mata angin lainnya yaitu NE (north east = timur laut) , SE (south east = tenggara), SW (south west = barat daya) dan NW (north west = barat laut). Jenis kompas yang umum digunakan adalah kompas SYLVA, kompas orientasi dan kompas bidik / prisma.
  2. Altimeter adalah alat untuk menentukan ketinggian suatu tempat berdasarkan perbedaan tekanan udara.
  3. Peta adalah gambaran sebagian / seluruh permukaan bumi dalam bentuk dua dimensi dengan perbandingan skala tertentu.
  4. Jenis-jenis peta terdiri dari peta teknis, peta topografi dan peta ikhtisar / geografi / wilayah. Bagian-bagian peta antara lain judul, nomor, koordinat, skala, kontur, tahun pembuatan, legenda dan deklinasi magnetis.
  5. GPS (Global Positioning System) adalah sistem radio-navigasi global yang terdiri dari beberapa satelit dan stasiun bumi. Fungsinya adalah menentukan lokasi, navigasi (menentukan satu lokasi menuju lokasi lain), tracking (memonitor pergerakan seseorang / benda), membuat peta di seluruh permukaan bumi dan menentukan waktu yang tepat di tempat manapun.
2. Menentukan arah tanpa alat navigasi
Selain menggunakan alat-alat navigasi, kita juga dapat menentukan arah mata angin dengan tanda-tanda alam dan buatan, yaitu:
  1. Tanda-tanda alam yaitu matahari, bulan dan rasi bintang
  2. Tanda-tanda buatan yaitu masjid, kuburan dan membuat kompas sendiri dari jarum / silet yang bermagnet dan diletakkan di atas permukaan air
  3. Flora dan fauna:
  • Tajuk pohon yang lebih lebat biasanya berada di sebelah barat
  • Lumut-lumutan Parmelia sp. dan Politrichum sp. biasanya hidup lebih baik (lebat) pada bagian barat pohon
  • Tumbuhan pandan hutan biasanya cenderung condong ke arah timur
  • Sarang semut / serangga biasanya terletak di sebelah barat pepohonan
3. Mencegah dan menanggulangi keadaan tersesat
Tersesat adalah hilangnya orientasi, tidak mengetahui posisi yang sebenarnya dan arah yang akan dituju. Hal tersebut biasanya disebabkan karena berjalan pada malam hari, tidak cukup sering menggunakan peta dan kompas dalam perjalanannya, tidak tahu
titik awal pemberangkatan di peta dan melakukan potong kompas.
hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah tersesat antara lain:
  • Selalu melapor kepada petugas terkait atau orang yang dipercaya mengenai tujuan perjalanan, lamanya dan jumlah anggota yang ikut
  • Selalu mengingat keadaan sekitar perjalanan berdasarkan kelima indera yang dimiliki
  • Tetaplah berada pada jalur yang telah ada dengan memberi petunjuk pada tiap persimpangan
  • Perhatikan objek yang mencolok seperti mata air, bukit, sungai atau gunung
  • Pada saat berjalan sekali-kali tengoklah ke arah belakang, ingatlah jalur tersebut jika dilihat dari arah berlawanan
  • Pelajari dengan benar alat-alat navigasi yang dibawa
  • Gunakanlah kompas sebelum tersesat
  • Belajar membaca tanda-tanda alam untuk menentukan arah mata angin
  • Jangan pernah percaya secara penuh kepada orang lain termasuk kepada pemimpin.
Pedoman yang bisa digunakan apabila tersesat adalah STOP, yaitu:
S = Seating, berhenti dan beristirahat dengan santai, hilangkan kepanikan
T = Thinking, berpikir secara jernih (logis) dalam situasi yang sedang dihadapi
O = Observation, melakukan pengamatan / observasi medan di lokasi sekitar, kemudian tentukan arah dan tanda-tanda alam yang dapat dimanfaatkan atau yang harus dihindari
P = Planning, buat rencana dan pikirkan konsekuensinya bila anda sudah memutuskan sesuatu yang akan Anda lakukan

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menanggulangi keadaan tersesat adalah:
  1. Membuat tempat berlindung (shelter) dari bahaya atau cuaca buruk
  2. Tetap tenang, tidak panik, berpikir jernih dan mencoba ingat jalur perjalanan
  3. Orientasi dapat dipermudah dengan menuju tempat yang tinggi / memanjat pohon
  4. Gunakan kompas dan peta (alat navigasi) atau indikator alam
  5. Buat petunjuk untuk mempermudah orang lain mencari keberadaan kita, misalnya dengan tulisan, peluit, asap, sinar atau berteriak
  6. Tetap bersama-sama dengan kelompok dalam kondisi apapun
  7. Memanfaatkan situasi dengan menunggu bala bantuan, mencari makanan, mencari air dan lainnya.

SURVIVAL

Survival berasal dari kata survive yang berarti bertahan hidup. Survival adalah berusaha mempertahankan hidup di alam bebas dari hambatan alam sebelum mendapatkan pertolongan. survival adalah suatu kondisi dimana seseorang / kelompok orang dari suatu kehidupan normal (masih sebagaimana direncanakan) baik tiba-tiba atau tanpa disadari masuk ke dalam situasi tidak normal (di luar garis rencananya). Orang yang melakukan survival disebut survivor. Survival yang biasa dilakukan yaitu di hutan / alam bebas sehingga disebut juga jungle survival. Survival terjadi karena adanya kondisi darurat yang disebabkan alam, kecelakaan, gangguan satwa atau kondisi lainnya.
Setiap huruf dari kata survival merupakan singkatan dari langkah-langkah yang ahrus kita ingat dan lakukan yaitu:
S: Size up the situation
U: Undue Haste makes waste
R: Remember where you are
V: Vanguish fear and panic
I: Improve
V: Value living
A: Act like the native
L: Learn basic skill
Secara umum aspek-aspek dalam kondisi survival dibagi tiga yang saling mempengaruhi dan berkaitan yaitu aspek psikologis (panik, takut, cemas, sepi, bingung, tertekan, bosan), aspek fisiologis (sakit, lapar, haus, luka, lelah) dan aspek lingkungan (panas, dingin, kering, hujan).

1. Komponen pokok survival terdiri atas:
  • Sikap mental berupa hati yang kuat untuk bertahan hidup, mengutamakan akal sehat, berpikir jernih dan optimis
  • Kondisi fisik yang fit dan kuat
  • Tingkat pengetahuan dan keterampilan
  • Pengalaman dan latihan
  • Perlengkapan berupa survival kit.
2. Langkah-langkah survival
  • Jika tersesat lakukan tindakan pedoman STOP (Seating, Thinking, Observation, dan Planning)
  • Lakukan pembagian tugas kepada anggota kelompok
  • Tetap berusaha mencari pertolongan
  • Hemat terhadap penggunaan makanan, minuman dan energi
  • Hindari dan jauhi masalah-masalah yang mungkin timbul yaitu dari diri sendiri, orang lain dan alam.
3. Kebutuhan dasar survival

a.Air
Kondisi fisik air bersih yang layak untuk diminum adalah tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. Sumber air antara lain mata air, sungai, air hujan, embun, tumbuhan (rotan, pisang, lumut, akar gantung, kantung semar), hasil kondensasi tumbuhan dan air galian tanah.

b. Makanan
Saat sumber makanan yang dibawa semakin berkurang, kita dapat
memanfaatkan sumber makanan dari alam berupa flora (tumbuhan) dan fauna
(hewan). Bagian tanaman yang dapat dimakan adalah buah, batang, daun dan akar
(umbi).
Hal yang harus diperhatikan dalam mengkonsumsi tumbuhan:
  • Hindari tumbuhan berwarna mencolok
  • Hindari tumbuhan bergetah putih, kecuali yang sudah dikenal aman dimakan
  • Mencoba mencicipi sedikit atau mengoleskan ke kulit. Biasanya tumbuhan yang berbahaya akan menimbulkan efek gatal, merah dan panas pada tubuh.
  • Variasikan makanan yang dimakan untuk menghindari akumulasi zat yang mungkin buruk bagi kesehatan
  • Jangan memakan tumbuhan yang meragukan untuk dimakan.
  • Hampir semua unggas dan ikan dapat dijadikan sumber makanan, begitu juga dengan beberapa jenis serangga, reptil dan mamalia. Kendala utama untuk mendapatkan hewan-hewan liar tersebut adalah cara menangkapnya. Oleh karena itu perlu membuat perangkap (trap) untuk mempermudah menangkap hewan liar tersebut.
c. Shelter
Shelter adalah tempat perlindungan sementara yang dapat memberikan kenyamanan dan melindungi dari kondisi panas, dingin, hujan dan angin. Shelter dapat menggunakan alam yang ada seperti gua, lubang pohon dan celah di batu besar. Selain itu dapat dibuat dari tenda, plastik dan ponco atau menggunakan bahan dari alam seperti daun-dauanan atau ranting.

d. Api
Api berguna untuk penerangan, meningkatkan semangat psikologis, memasak makanan dan minuman, menghangatkan tubuh, mengusir hewan buas membuat tanda / kode, dan rokok. Sumber api berasal dari korek api, lup / teropong, menggosok-gosokkan kayu dnegan kayu, membenturkan logam dengan logam atau batu.
Ada hal lain yang menentukan lamanya kita berada pada kondisi survival, yaitu keputusan apakah kita akan menetap (survival statis) atau bergerak keluar mencari bantuan (survival dinamis).

PENUTUP
Survival adalah berusaha mempertahankan hidup di alam bebas dari hambatan alam sebelum mendapatkan pertolongan. Survival terjadi karena adanya kondisi darurat yang sulit diprediksi / diperkirakan seperti disebabkan oleh alam, kecelakaan, gangguan
satwa atau kondisi lainnya. Persiapan dan perencanaan kegiatan adalah salah satu langkah untuk mengantasipasi kondisi darurat yang mungkin terjadi di lapangan. Hal ini termasuk peralatan / perlengkapan dan pengetahuan dasar tentang hidup. Namun hal yang paling menentukan adalah faktor diri sendiri.

Semoga bermanfaat

Sumber:
Tito Sucipto
Addy, S. 2002. Petunjuk Praktis Mendaki Gunung. Effhar. Semarang
Edwin, N. 1987. Mendaki Gunung: Sebuah Tantangan Petualangan. Aya Media
Pustaka. Jakarta.
Ismunandar, R. 1992. Olahraga Camping. Dahara Prize. Semarang.
Rimpala. 1994. Materi Pelatihan Dasar Rimpala. Rimbawan Pecinta Alam Fakultas
Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Rimpala. 1997. Makalah Kuliah Pengadaan Praktik Kerja Lapang (PKL) Mahasiswa
Fakultas Kehutanan IPB. Rimbawan Pecinta Alam Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Rimpala. 1998. Diktat Pendidikan dan Latihan Dasar Rimpala. Rimbawan Pecinta
Alam Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Rimpala. 2002. Diktat Pendidikan dan Latihan Dasar Rimpala. Rimbawan Pecinta
Alam Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Yudiawan, D. 2002. Panduan Praktis Berpetualangan di Alam Bebas: Cerdas dan
Tangkas Menjelajahi Alam Bebas.Puspa Swara. Bandung.