Selasa, 31 Desember 2013

Liburan Tanpa Beban

Dengan persiapan yang matang, liburan tak perlu lagi terusik oleh beban utang.

Liburan merupakan momen yang dinantikan setiap orang untuk melepas stres akibat rutinitas. Bahkan ada pula yang menganggap liburan sebagai rewardyang diberikan kepada diri sendiri atas hasil kerja kerasnya. Tapi jangan sampai setelah liburan usai, Anda justru tambah stres memikirkan beban hutang yang dipakai untuk membiayai liburan.

Tentu saja, Anda harus memastikan terlebih dulu, apakah suatu rencana liburan memang sesuai kemampuan finansial Anda. Namun, rencana liburan yang dianggap berlebihan sebenarnya tak perlu terjadi dan Anda bisa lebih tenang menjalani liburan bila dananya telah dipersiapkan dengan cermat dari jauh-jauh hari. Apalagi berlibur ke luar negeri yang tentu membutuhkan biaya lebih besar lagi.

Tanpa adanya persiapan dana khusus, atau tabungan tak cukup untuk membiayai liburan, jalan pintas yang sering kali diambil adalah berutang dengan kartu kredit atau KTA (Kredit Tanpa Agunan). Menurut Perencana Keuangan Prita Ghozie dalam buku Make It Happen, solusi tersebut kurang tepat mengingat bunga kartu kredit dan KTA terbilang tinggi. Apalagi jika tak didukung kemampuan membayar lunas saat jatuh tempo. Prita juga mengingatkan, dana liburan sebaiknya tidak diambil dari dana darurat, dana pendidikan anak ataupun dana pensiun.

Agar keuangan tetap aman pascaliburan, Prita memberikan saran untuk membuat anggaran liburan. Tetapkan berapa biaya maksimum yang akan Anda alokasikan untuk kebutuhan liburan. Idealnya, biaya liburan sekitar 5-15% dari jumlah penghasilan setahun.

Inilah beberapa hal yang perlu Anda perhatikan dalam mempersiapkan dana liburan:

1. Trip Sendiri atau Ikut Tur
Gaya liburan setiap orang tentu berbeda. Ada yang lebih suka merancang sendiri detail perjalanannya, ada pula yang memilih ikut paket tur dari birotravel. Jika merancang sendiri, Anda bisa lebih fleksibel mengatur jadwal dan menentukan tempat wisata, namun memang lebih repot. Selain itu, jika tidak disiplin mengatur pengeluaran, bujet bisa membengkak. Bila ikut tur, bujet lebih fix, kecuali untuk kebutuhan yang tidak termasuk paket tur.

2. Destinasi
Untuk mengetahui estimasi dana yang dibutuhkan, tentukan berapa kali dalam setahun Anda akan berlibur. Termasuk tujuan liburan, apakah di luar kota atau cukup di dalam kota, dan domestik atau internasional. Tentukan pula waktunya. Saat low season, pengeluaran biaya bisa lebih dihemat.

3. Transportasi
Tentukan transportasi yang digunakan ke destinasi liburan, apakah menggunakan pesawat terbang, kereta api, kapal laut atau mobil. Jika memilih pesawat terbang, manfaatkan tiket promo yang ditawarkan secara onlineuntuk meringankan biaya. Jangan lupa, tentukan pula transportasi selama di tempat liburan apakah menyewa mobil, taksi atau kendaraan umum lainnya.

4. Akomodasi
Pilihlah hotel atau penginapan sesuai dana yang direncanakan. Jika memungkinkan, pilih lokasi yang strategis supaya menghemat biaya transportasi. Manfaatkan harga promo yang ditawarkan secara online,misalnya agoda.com dan booking.com.

5. Agenda Liburan
Tentukan kegiatan selama liburan, apakah sekadar santai saja di hotel, atau ingin menikmati tempat wisata atau mengikuti trip khusus. Pertimbangkan biaya untuk ikut trip atau tiket masuk ke tempat wisata.

6. Belanja Persiapan
Kebanyakan orang hanya fokus menyiapkan akomodasi dan tiket pesawat. Padahal sebelum berlibur, Anda mungkin telah belanja keperluan liburan seperti kacamata, sandal atau topi pantai yang baru. Kebutuhan ini juga perlu dipersiapkan dalam anggaran liburan.

7. Makan dan Minum
Seringkali kebutuhan makan dan minum justru menyedot biaya cukup besar. Jika Anda ingin berwisata kuliner, persiapkan dananya. Apalagi jika ingin mencicipi makanan di restoran mewah. Jangan lupakan camilan selama perjalanan.

8. Oleh-oleh
Biaya untuk membeli oleh-oleh juga perlu dipertimbangkan. Agar tidak kebablasan belanja berlebihan, tentukan siapa saja yang akan diberikan suvenir.

9. Dana Cadangan
Persiapkan dana darurat untuk antisipasi jika terjadi hal di luar dugaan, misalnya sakit atau terjadi kecelakaan di tempat liburan namun asuransi kesehatan Anda tidak berlaku di rumah sakit setempat.

Semoga bermanfaat

Minggu, 22 Desember 2013

Catatan Tragedi Andika - GN. Semeru, Agustus 2009

Mengenang 4 tahun tragedi Semeru (Andika) - Ulasan catatan Kronologis tragedi pendakian semeru dari survivor Andika (Fisip-UGM) Agustus 2009, oleh Kang Mas Jenggot. Sebagai kajian pembelajaran bersama, bahwa aktivitas petualangan sarat dengan resiko dan beberapa diantaranya bisa berakibat kematian terhadap diri sendiri, dan juga orang lain. 

01 Agustus 2009, 01:19:34 AM

Sengaja tema ini saya angkat kembali mungkin sebagai tulisan terakhir untuk hal-hal yang berkaitan dengan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Sebelum saya teruskan ada baiknya rekan-rekan flashback kembali ke bulan Juni 2007 (6 tahun yang lalu) dalam salah satu diskusi saya dengan rekan-rekan AMC (Bpk Joko Daryono) ketika wacana ini sudah dibongkar secara gamblang berkaitan dengan pola-pola pengamanan jalur maut (puncak – arcopodo – kalimati).

Dan hari ini semua apa yang sama-sama kita takutkan benar-benar terjadi, bukan?

Siapa yang salah dan siapa yang harus bertanggungjawab tidak lagi penting untuk dibahas. Tetapi solusi-solusi yang jelas untuk langkah preventif kedepanlah yang harus sama-sama kita pahami. Lepas apakah nantinya didengar dan dilaksanakan. 

Andika saya kira adalah korban dari carut marut pengelolaan sistem taman nasional yang cenderung sentralistik. Tidak seperti gunung-gunung yang memiliki manajemen pengelolaan berbasis rakyat seperti sindoro, sumbing, Arjuna, dll, yang memiliki tingkat pengamanan jalur dan respon yang lebih cepat karena jalur birokrasi yang pendek.

Memang secara subjektif pendaki, saya kira rekan-rekan Setrajana Fisip UGM (Andika,cs) pun memiliki kekurangan-kekurangan teknis yang cukup fatal. Tidak adanya alat komunikasi, navigasi dan yang jelas melanggar himbaun PVMBG untuk menjauhi kawasan puncak semeru menjadi faktor-faktor penyebab musibah ini terjadi di atas sana. 

Dari sisi regulasi memang tidak ada yang salah dengan TNBTS, tetapi dari segi pelayanan dan keamanan jalur, khususnya di kawasan jalur rawan sekitar puncak, saya kira pihak Taman Nasional menjadi satu-satunya pihak yang layak untuk memberi penjelasan. 

Jujur saya pribadi dengan beberapa rekan sebenarnya sudah tidak mau tau urusan-urusan teknis, tetapi ketika mengetahui kronologis hilangnya andika di semeru, saya seperti mengalami dejavu bahwa musibah-musibah seperti ini pernah terjadi dan akan terus terjadi.

Berikut kronologis dan analisa pribadi musibah semeru Juli 2009

Sabtu, 25 Juli 2009: Tujuh orang pendaki melakukan pendakian pada dari Ranupani

Selasa, 28 Juli 2009:
06.00 WIB - Team tiba di Puncak Jongring Seloko
09.00 WIB - Team turun dari puncak
10.00 WIB - Terjebak badai dan Andika keluar dari jalur (dis-orientasi di sekitar arcopodo)
11.00 WIB - Team dibagi dua (satu team mencari keatas) satunya lagi ke kalimati.
12.00 WIB - Team re-group di Kalimati dan diputuskan tiga orang turun ke Ranupani
17.00 WIB - Kabar hilangnya Andika sampai di Ranupani dan SRU dikirimkan (sampai dengan Sabtu, 1 Agustus 2009, Pukul: 00.45 WIB) belum ada kabar ditemukannya Andika.

Hasil wawancara dengan korban selamat: 

(Selasa, 28 Juli 2009, sekitar Pukul 09.00 Pagi) Kondisi angin yang ada cenderung* mengarah ke arah rombongan maka suara teriakan dari Andika dapat terdengar oleh rombongan. Namun suara rombongan tidak dapat terdengar oleh Andika".

Artinya (analisa pribadi saya): Team UGM ini sepertinya kurang mengerti arah (navigasi) karena dalam penjelasannya mereka tidak menyebut ke arah mana hilangnya Andika di kawasan puncak. Dan ini FATAL! 

Dalam pandangan pribadi saya, kemungkinan besar Andika bergerak ke arah Tenggara–Timur (NE) dari sekitar Arcopodo dan tersesat. Karena memang angin di sekitar Arcopodo memiliki ciri khas berarah Selatan Barat Daya (SSW). Itulah mengapa tidak ada pendaki yang terkena langsung letusan wedus gembelnya* “Jongring Seloko” di puncak* karena memang angin cenderung berarah (menuju) Selatan, bukan?

Mengapa Pendaki-pendaki yang tersesat di kawasan puncak selalu menuju ke arah Tenggara–Timur (NE), karena kontur arah Tenggara adalah satu-satunya medan yang bisa dilalui dengan tanpa menggunakan pengaman (tali). Sedangkan ke arah Barat–Barat Laut (NW) adalah jurang yang cukup dalam. Sedangkan jalur yang benar menuju Arcopodo adalah arah utara kompas (nyaris arah nol (0) derajad dari puncak).

Ke arah manakah nantinya seorang survivor yang tersesat dari Arcopodo, menuju ke arah Tenggara, saya kira ada dua kemungkinan: 
  1. Semakin tersesat di Hutan Candipuro 
  2. Atau Sumbermujur. Dan kemungkinan bertemu desa di bawah Pasrujambe ataupun berhasil mencapai cekdam (sungai) Besuk Sat. Yang paling enak adalah berhasil ditemukan oleh team SAR (seperti kasus hilangnya turis amerika yang membuat separuh aparat negara ini ikut "sibuk").
Tahun 2004 ketika saya (dalam sebuah mapping project) mencoba membuka jalur Besuk Sat – Kalimati dibutuhkan waktu lebih dari lima hari untuk mencapai Kalimati dengan peralatan navigasi yang standar. Di sana ada dua aliran sungai lahar besar yang satu mengarah ke Besuk Sat dan yang lain mengarah ke Timur menuju Sumbermujur. 

Skenario SAR yang disiapkan saat ini sudah benar dan dalam arah yang tepat. Hanya sekali lagi hal ini kembali lagi kepada ketahanan dan kemampuan fisik dan teknik survivor yang tersesat di lereng-lereng Semeru. 

Dalam kondisi normal maka hari ini dan besok (Minggu, 2 agustus 2009) adalah masa-masa paling kritis ketahanan seorang survivor di alam bebas (jika memiliki ilmu surival). Tetapi jika seorang amatir, ya marilah kita berdoa semoga ada keajaiban yang terjadi.

Sekali lagi uraian di atas hanyalah analisa saya pribadi berkaitan dengan kronologis hilangnya Andika di Gunung Semeru. Validitas dan akurasinya tidaklah menjadi acuan. Dan tetap berharap semoga besok pagi ada kabar baik dari SRU yang sekarang sedang bekerja keras di atas sana.

Sabtu, 01 Agustus 2009 Pukul: 11:36:49am (Update dari Balai Besar TNBTS):

“Pagi ini Team SRU Lumajang berhasil menemukan bivouac tempat beristirahat survivor setelah sebelumnya Team SRU berhasil menemukan beberapa peralatan pendakian survivor.. Posisi masih di sekitar tebing 75 (kawasan aliran lahar dingin). Proses SAR difokuskan di Tawon Songo / Pasrujambe berdasarkan modus catatan pendaki-pendaki yang tersesat di Gunung Semeru”.

Jika kita plot posisi tebing 75 jalur Tawon Songo (Pasrujambe) di peta, maka kemungkinan paling logis posisi survivor masih berada di ketinggian lebih dari 2200 meter(dpl). Sementara desa terdekat masih sangat jauh dan berketinggian 970meter(dpl).

Kabar baiknya adalah proses SAR sudah mengunci daerah pencarian dan fokus untuk menyisir arah Timur Laut – Timur – dan Tenggara sesuai dengan analisa saya pada posting sebelumnya, dan saya kira* kemungkinan besar survivor dapat ditemukan dalam waktu dekat. Hanya kondisi survivor masih hidup atau tidak itu yang masih sama-sama kita tunggu.

Kabar buruknya adalah area ini (Tawon Songo – Pasrujambe) adalah “death zone” nya pendaki-pendaki tersesat di Semeru. Jika kita ingat Markus dan Riko yang hilang tahun 2007 lalu pun memiliki kronologis yang 99% nyaris sama dengan Andika kali ini. Sayang sangat sedikit pendaki-pendaki Indonesia yang mau ingat sejarah-sejarah musibah pendakian!

Maret 2009 sebuah team survey (VSI) Gn. Semeru (kebetulan salah satunya adalah rekan kerja saya) menemukan dua mayat pendaki (sudah menjadi tulang) di area ini. Semoga team SAR berhasil menemukan survivor dalam kondisi apapun.

Minggu, 02 Agustus 2009, Pukul: 04:48:41pm

Setelah enam hari dalam proses pencarian, akhirnya pukul 11.39am, survivor Andika berhasil ditemukan oleh team SAR gabungan (Malang & Yogya) dalam kondisi meninggal dunia di dasar jurang area Blank 75. 

Meskipun sebelumnya dikabarkan kalau Blank 75 sudah disisir beberapa kali oleh SRU pertama (SAR Lumajang) tetapi tidak menemukan survivor di sana. Ada cerita-cerita mistis yang berkembang kemudian, berkaitan sedikit kejanggalan ini, tetapi kali ini saya tidak akan membahas mistisnya.

Tuntas sudah perjuangan rekan kita (Andika) selama enam hari hilang dan tersesat di gunung semeru. Catatan korban pendakian gunung semeru pun bertambah lagi menjadi 28 orang (yang tercatat) sejak soe hok gie tewas di cemoro tunggal tahun 1969, dan entah berapa puluh orang lagi yang tidak tercatat dan masih hilang diatas sana. Dan semoga setelah ini tidak ada Andika-Andika lain dalam aktivitas petualangan di Indonesia. 

Mari kita sama-sama mengambil hikmah dari kejadian ini untuk bahan renungan, pengetahuan dan pemahaman kita bahwa resiko akan ada dalam setiap aktivitas petualangan. Dan meminimalisasi resiko dengan pengetahuan dan pembelajaran dari pengalaman yang ada adalah solusi yang paling sederhana untuk bisa sama-sama kita lakukan. Salam. (ID: Vulcano.Hunter - kaskus.co.id)

Share dengan sesama Penggiat Alam Bebas,  semoga bermanfaat, Jabat salam Topi Rimba!

Senin, 16 Desember 2013

Manfaat Peregangan Otot Di Pagi Hari

Penelitian membuktikan, program stretching yang dilakukan secara teratur dapat meningkatkan kesehatan mental dan fisik. 

Alih-alih menekan tombol snooze di jam weker, beranjaklah dari tempat tidur Anda waktu di pagi hari untuk melakukan stretching simpel. 

Saat Anda berbaring dan tidur di malam hari, otot Anda tidak banyak bergerak seperti di siang hari. Oleh karena itu, otot bisa menjadi kaku. 

Stretching menjadi cara untuk sehat, di samping memberikan banyak bonus tambahan adalah cara sehat dan banyak memberi manfaat bagi tubuh diantaranya: 

Meningkatkan sirkulasi darah 
Ketika Anda melakukan stretching, aliran darah akan mengalirkan ke otot-otot, sendi, dan bahkan otak. Indera Anda akan terangsang dan konsentrasi pun meningkat. Peningkatan aliran darah ke otot juga membantu memberikan pasokan energi di awal hari, sehingga mencegah kelelahan dan kelesuan di pagi hari. Stretching pun baik bagi semua organ vital Anda, termasuk jantung. 

Relaksasi otot 
Simpel stretching di pagi hari juga dapat mengendurkan otot dan tendon, bahkan mengurangi kelelahan otot akibat stres. Jika rutin dilakukan, stretchingdapat membantu otot menjadi lebih fleksibel dan relaks, serta mengurangi risiko terjadinya cedera atau nyeri. 

Postur tubuh lebih baik 
Otot yang tegang berpengaruh pada postur tubuh Anda, sehingga dapat mempengaruhi fungsi organ internal dan memperburuk penampilan Anda. Melakukan peregangan otot-otot punggung bagian bawah, bahu, dan dada dapat membantu menjaga dan memperbaiki postur tubuh. 

Mengurangi stres 
Dengan mengurangi ketegangan di tubuh bagian belakang, stretching dapat mengurangi tingkat stres secara keseluruhan. Stres merupakan faktor yang berkontribusi terhadap penyakit kronis, serta menganggu kesehatan tubuh secara keseluruhan. 

Sekarang Anda sudah tahu manfaatnya. Coba lakukan stretching simpel ini setiap pagi sebelum beraktivitas: 

Upward Stretch
Cara ini baik untuk meningkatkan aliran darah. Tarik pula jari-jari tangan menghadap ke atas sambil menegakkan tubuh. Rasakan otot tulang rusuk dan tangan Anda tertarik. Tahan hingga hitungan ke 10. 

Neck and Shoulder Stretch
Lanjutkan dengan peregangan leher dan bahu untuk meredakan ketegangan yang terjadi saat tidur. Miringkan kepala ke arah bahu kiri dan tahan selama 20 detik. Ulangi untuk sisi kiri leher. Istirahat sejenak, kemudian lanjutkan dengan memutar bahu ke belakang dan kembali ke depan. Lanjutkan dengan mengangkat bahu hingga menyentuh telingga. 

Reclining Spinal Twist 
Memutar tulang belakang menjadi cara untuk menghilangkan rasa tidak nyaman di bagian punggung bawah. Tahan pose ini minimal 30 detik di setiap sisi. Jangan khawatir jika Anda mendengar suara ‘krak’ ketika sedang melakukannya. Namun perhatikan, jangan terlalu memaksakan memaksakan untuk tetap melakukan posisi ini hingga bunyi ‘krak’. 

Lying Side Quad Stretch
Kebanyakan orang terbiasa melakukan peregangan paha sambil berdiri. Tapi kali ini Anda melakukannya sambil berbaring ke samping. Demi memaksimalkan peregangan paha, lipat lutut hingga menyentuh bokong. Rasakan otot-otot paha depan Anda tertarik. Posisi stretching ini penting, karena paha depan adalah salah satu otot yang paling banyak bekerja di dalam tubuh. 

Selain stretching, untuk menjaga kesehatan, Anda juga perlu mengetahui seberapa besar kemungkinan Anda terkena bronkitis.

Semoga bermanfaat

Minggu, 08 Desember 2013

Bunga Liar (Bunga Yang Terabaikan)




Bunga-bunga liar sangat mempesona. Cobalah sempatkan diri untuk memeriksa sejenak bentuknya yang rumit dan unik. Amatilah warna-warninya yang cemerlang. Ciumlah keharumannya yang menyenangkan. Dan, helaian mahkotanya yang lembut dan halus begitu memikat kita untuk menyentuh dan merabanya! Keanggunan nan semarak demikian menyenangkan indra-indra kita dan bahkan menggugah emosi-emosi kita. Sesungguhnya, bunga-bunga liar mempercantik lingkungan kita. Mereka menambah kepuasan kita. Untuk alasan inilah kita berutang budi kepada Sang Pencipta dan Perancang mereka!

Sementara kita mengagumi semaraknya warna, bentuk, dan keharuman bunga-bunga liar yang bermekaran ini, fungsi utama mereka adalah untuk menghasilkan benih guna proses perkembangbiakan yang sangat penting. Itu sebabnya, bunganya dirancang untuk memikat serangga, burung, dan bahkan kelelawar yang akan menyerbuki mereka. Burung-burung dan kupu-kupu khususnya mencari bunga-bunga liar. ”Mereka merupakan sumber makanan bagi makhluk-makhluk terbang ini, tidak seperti bunga-bunga yang sengaja ditanam.

Sungguh menarik bahwa menurut The World Book Encyclopedia, "semua bunga pada mulanya adalah bunga liar”. Namun, mengapa bunga liar yang melimpah jumlahnya kadang-kadang disebut ilalang?

Kamis, 05 Desember 2013

Panduan Sederhana Mendaki Gunung atau Eksplorasi Hutan

itinerary perlengkapan dan kegiatan selalu perlu


Bukan bermaksud menggurui, karena saya yakin wawasan teman-teman semua lebih luas dari saya. Mohon ijin berbagi dan kembali mengingatkan kita semua, banyak hal penting seputar mendaki gunung dan eksplorasi hutan. Semoga Bermanfaat.
Setiap tahun, Petugas Jagawana mencari lebih dari 100 orang yang tersesat atau hilang di Gunung dan rimba belantara. Ini tak seharusnya terjadi jika para pendaki atau para penjelajah bisa mengukur diri sendiri dan telah melakukan persiapan dan antisipasi yang matang untuk perjalanan mereka.

Setiap pendaki gunung atau penjelajah HARUS mempelajari navigasi darat, atau minimal bisa menggunakan peta topografi, GPS dan kompas, dan selalu membawa perangkat tersebut.
Penunjuk Arah

Banyak orang tersesat karena tidak membawa kompas, atau tidak percaya kompas mereka. Global Positioning System (GPS) kini sangat mudah didapat dan sangat berguna. GPS mungkin membantu kita mengetahui posisi kita saat tidak bisa menentukan arah. Namun, GPS hanya sarana penunjang untuk navigasi dan harus digunakan bersama dengan kompas dan peta untuk dapat keluar dan mengetahui seberapa jauh kita dari titik keselamatan.

Memilih patokan yang mudah ditemukan bahkan dalam gelap. Misalnya, Anda berjalan ke arah selatan di jalan yang terbentang dari timur ke barat, maka Anda tahu bahwa dengan berjalan utara, Anda akan tiba ke jalan tersebut. Hapalkan patokan tersebut sebelum dan selama perjalanan Anda, terutama ketika cahaya berkurang pada akhir hari.

Korek Api Tahan Air Dan Bahan Bakar

Jika Anda harus menghabiskan malam di hutan, api akan sangat berguna. Korek api tahan air bekerja lebih baik daripada pemantik rokok ketika basah, dan beberapa korek api sulit untuk dinyalakan dengan tangan dingin. Lilin dan kertas dapat digunakan untuk membuat cahaya.

Peralatan yang Tepat untuk Membawa Pakaian, Makanan dan Air

Untuk perjalanan singkat, Anda memerlukan setidaknya fanny pack, tapi ransel lebih baik untuk penggunaan di cuaca dingin. Sangat penting untuk tetap hangat ketika Anda sedang bergerak, tetapi jika Anda harus menghabiskan malam di luar, Anda perlu memakai pakaian secara berlapis-lapis. Waspada serangan Hipotermia, bahkan ketika suhu di atas titik beku. Sebaiknya bawalah "Space Blanket," (selimut serbaguna berbahan tak berpori, berwarna silver metalik) akan sangat bermanfaat dalam menghangatkan badan dalam keadaan darurat.

Senter, Baterai Dan Bola Lampu Cadangan

Apa yang lebih menyebalkan daripada terjebak dalam gelap? Jika Anda harus menghabiskan malam di hutan, senter kecil akan sangat membantu dalam menemukan tempat tinggal atau mengumpulkan kayu bakar.

Antisipasi Cuaca

Periksa perkiraan cuaca sebelum memulai perjalanan, dan persiapkan segala sesuatunya untuk kondisi terburuk. Jika diprediksi akan hujan, perlengkapan hujan adalah suatu keharusan. Jika diprediksi akan ada badai, atau bahkan cuaca ekstrim, antisipasi keadaan basah dan dingin dengan mempersiapkan pakaian hangat berbahan wol atau sintetis. Jangan memakai katun (termasuk blue jeans), karena menyerap air dan panas tubuh Anda. Bawalah topi yang menutupi telinga, karena sangat penting dalam cuaca dingin, untuk menghangatkan kepala dan leher, dimana terdapat hingga 40 persen panas tubuh Anda.

Alat Komunikasi

Dalam perjalanan menjelajah hutan, semua sarana komunikasi sangatlah perlu, mulai dari yang modern seperti ponsel hingga yang primitive, seperti peluit atau cermin sekalipun. Jika Anda akan berada di daerah yang terjangkau jaringan seluler, maka ponsel dengan baterai penuh dapat sangat bermanfaat. Namun, meninggalkan pesan dengan contact person, tetap sangat perlu.

Alas Kaki Yang Tepat

Banyak orang menganggap memakai sandal itu lebih nyaman dan fleksibel. Namun, pada kenyataannya, penggunaan sandal pada perjalanan mendaki gunung atau menjelajah hutan dapat berakibat fatal. Selain mudah tergelincir dan kurang melindungi kaki dari goresan atau benturan, sandal juga tak bisa meredam serangan dingin yang sering mengancam. Gunakanalah sepatu khusus untuk mendaki atau untuk trekking. Sekarang ini jenisnya sudah sangat bervariasi, tergantung medan dan peruntukannya. Pilihlah yang paling nyaman di kaki, dan yang paling aman melindungi dari benturan, permukaan licin, dan kemungkinan terkilir. Sangat penting untuk menjaga keadaan sepatu kita selalu kering.

Jam Dan Mengetahui Kapan Hari Gelap

Sebagian besar penjelajah atau pendaki terbiasa keluar dari hutan sesaat sebelum gelap. Sering kali langit mendung membuat kita sulit menentukan waktu, karena kita terbiasa mengandalkan matahari.

Makanan Tambahan Dan Air

Tubuh Anda tidak dapat berfungsi baik kecuali terpaksa. Dehidrasi dan perut kosong dapat menyebabkan hipotermia, menyebabkan kelemahan fisik atau kebingungan mental dan salah bertindak. Jika menggunakan air minum dari sungai di hutan sebaiknya disaring terlebih dahulu untuk menghindari bahaya infeksi usus atau terserang penyakit (biasa terjadi di hutan-hutan tropis di dataran rendah).

Tinggalkan pesan kepada seseorang tentang keberadaan Anda dan waktu kambali yang direncanakan. Pastikan Anda memiliki nomor telepon contact person dari petugas Jagawana setempat. 

Semoga bermanfaat

Sumber : Artikel dan Gambar dari berbagai sumber di internet

Jadilah Safety Player Dan Anak Negeri Ini Tak Akan Pernah Kemana-mana

sumber gambar

Beritanya terpetik minggu kemaren ( Koran Pikiran Rakyat edisi 26 November 2013 ), ketika sebuah korban kembali jatuh. Sebuah organisasi Pecinta Alam Bramatala yang UKM nya STIEB di Bandung tikarnya harus digulung. Alasannya pada saat pendidikan dasar, ada siswa yang meninggal dunia.
Tentunya berita duka, seorang siswa meninggal dunia harus menjadi bahan pelajaran berguna bagi kita semua. Seharusnya menjadi bahan renungan, dan sekaligus menyampaikan salam duka bagi keluarga yang ditinggalkannya.

Namun terlepas dari kedukaan tadi, sesungguhnya ada kalimat tanya dihubungkan dengan pembredelan organisasinya. Quo vadis sistem pendidikan nasional kita ?.....

Silahkan cek, semua organisasi PA yang tikarnya digulung oleh para pemegang otoritas pendidikan di negeri ini ( apalagi di tingkat SLTA ), adalah konon karena kegiatannya mengandung resiko, terlalu beresiko, begitulah alasannya. Saat resiko itu terjadi, seperti kecelakaan bahkan kematian, maka lembaga pendidikanlah yg kena getahnya. Salah satunya adalah “citra” lembaga menurun, akibatnya kekurangan mahasiswa, akibatnya lagi pemasukan keuangan akan seret. Lalu “bisnis” pendidikan akan layu dan mati.

Jadi wajar dalam pemikiran mereka, apapun yang berbau resiko harus dibuang jauh-jauh, karena hal itu akan menggoyang kemapanan citra. Sang “resiko” menjadi kartu mati yg harus dihindarkan, dan pelajaran untuk menjadi “safety player”, inilah yang tengah di “ajarkan” oleh para pemangku lembaga pendidikan tinggi. Sengaja kata “pengajaran” yg dipilih, karena pengajaran layaknya kursus, hanya berbicara dari pandangan teknis hardskills saja. Sebaliknya dengan sistem pendidikan, selain hardskills juga berisi wawasan softskills, yang kelak akan menjadi fondamen bari kerangka sistem nilai, sebuah “value system”.

Jadilah safety player, itu yang kami tolak. Bahwa basis pendidikan Pecinta Alam Indonesia bersumber dari kepanduan dunia. Saat pandu di pramuka kan, maka sejak itu pula organisasi PA tumbuh subur di negeri ini. Buku “Adventuring to Manhood” dari Lord Baden Powel of Gilwell menjadi rujukan sejak awal. Manhood bukan kejantanan dalam pemahaman macho yang kering dan ekspoitatif, namun lebih ke feminis yang bersahabat, ekologis serta nilai-nilai integratif.

Organisasi Pecinta Alam mendidik anggotanya untuk menjadi seorang risk-taker. Resiko hanya ada untuk dihadapi dan dikelola dengan baik. Resiko adalah alat untuk maju, resiko adalah stress yang positip, resiko untuk menaikan kesiagaan diri, resiko yang membuat seseorang tetap sadar pada kekinian dan kedisinian ( aktual dan faktual ). Resiko adalah kesempatan, resiko adalah harga yang pantas untuk dibayar demi kemajuan diri, dan bla bla bla lainnya. Saat lembaga pendidikan meng amputasi pelajaran tentang risk-taking, maka yg muncul adalah para safety-player, yang jumlahnya semakin bejibun di negeri ini.

Para safety player bicara tentang pengamanan diri, seluruh resiko ditiadakan jika perlu. Bahkan bukan hanya dirinya, namun sampai 7 turunan dia amankan. Berdiam di gedung dengan pagar tinggi, dengan sekuriti di gerbangnya, dan tentu saja dengan uang miliaran di depositonya. Lalu siapakah mereka ini ?. Tentu saja para birokrat teknokrat, yang notabene produk lulusan perguruan tinggi, yang saat ini banyak berurusan dengan KPK. Nampaknya mata kuliah “ how to become the safety player” sudah lebih mendarah daging.

Namun segelintir kecil para siswa dan mahasiswa tetap tak setuju dengan pendapat sang profesor. Mereka masih tetap konsisten untuk menjadi “risk taker” sekalipun nyawa yg menjadi taruhannya. Mereka ini yang menuruni jurang 500 meter saat pesawat Sukhoi jatuh di gn Salak. Mereka ini yang memunguti ribuan serpihan mayat saat tsunami di Aceh, tanpa mengindahkan belatung maupun kutu mayat. Mereka pula yang memobilisasi penduduk gn pepandayan, ditengah ancaman letusan sang dewa gunung. Dan jangan lupa mereka pula yang membawa kebanggan saat sang Saka Merah Putih ditancapkan di 7 puncak tertinggi di dunia ( the Seven Summit ), yang setidaknya telah dilakukan oleh 2 organisasi Pecinta Alam dan Pendaki Gunung dari Bandung, yaitu Wanadri dan Mahitala Unpar.

Pak profesor yg terhormat, kami lebih mempercayai ungkapan seorang pendahulu kami, yang berujar : “ A person who walk on the ridge burried deep in snow, a person who enter the forest and sleep on the meadow under the sky. Those persons will give their country, the indomitable spirit of the mountain. “ ….. Merekalah para pengembara, yang kelak akan menyumbangkan bagi negaranya “ketangguhan” layaknya sebuah gunung.

Sayang pelajaran tentang resiko dan ketangguhan itu, sekarang kembali harus di amputasi dalam sistem pendidikan kita. Sayang hanya safety player yang diajarkan, yang membuat para birokrat masuk penjara, dan membuat para generasi muda lebih suka bergerombol di mall-mall, hanya untuk memanjakan syahwat dugem serta hedonisme belaka… dan anak-anak negeri ini tak akan pernah kamana mana…!!!

Sekali lagi pak profesor, disinilah mungkin pencabangan jalan harus terjadi. Anda dengan jalan anda, dan kami tetap di jalan yg kami tempuh saat ini.
Jayalah Pecinta Alam Indonesia, negeri tetap menunggu baktimu….

Semoga bermanfaat

Rabu, 04 Desember 2013

Etika dan Kewajiban Penelusuran Gua




Menelusur gua dapat dikerjakan untuk olah raga maupun untuk tujuan ilmiah. Namun kedua kategori penelusur gua wajib menjunjung tinggi ETIKA dan KEWAJIBAN kegiatan penelusur gua ini agar lingkungan tidak rusak, agar para penelusur sadar akan bahaya-bahaya kegiatan ini dan mampu mencegah terjadinya musibah dan agar si penelusur sadar akan kewajibannya terhadap sesama penelusur dan masyarakat disekitar lokasi gua-gua.
Seorang pemula atau yang sudah berpengalaman sekalipun harus memenuhi ETIKA dan KEWAJIBAN PENELUSURAN GUA.

ETIKA PENELUSURAN GUA
  1. Sejak semula harus disadari bahwa seorang penelusur gua DAPAT merusak gua, karena membawa kuman, jamur dan virus asing kedalam gua yang lingkungannya masih murni, tidak tercemar. Penelusran gua akan merusak gua apabila meninggalkan kotoran berupa sampah, kantong plastik, botol atau kaleng minuman dan makanan di dalam gua. Membuang benda-benda tersebut adalah LARANGAN MUTLAK juga dilarang mencoret-coret gua dengan benda apapun juga. Karenanya ikutilah MOTTO National Speleological Society (NSS) dari USA: “ Jangan MENGAMBIL sesuatu, Kecuali mengambil GAMBAR”; “ Jangan MENINGGALKAN sesuatu, Kecuali meninggalkan JEJAK”; “ Jangan MEMBUNUH sesuatu, Kecuali membunuh WAKTU”
  2. Gua adalah bentukan alam yang terbentuk dalam kurun waktu ribuan tahun. Setiap usaha merusak gua mendatangkan kerugian yang tidak dapat ditebus. Karenanya jangan merusak gua, mengambil atau memindahkan sesuatu didalam gua tanpa tujuan jelas yang dapat dipertanggungjawabkan. Untuk tujuan ilmiah sekalipun, harus diusahakan pengambilan spesimen secara cermat, terbatas dan selektif. Itupun setelah diyakini, bahwa belum tersedia spesimen yang sama didalam laboratorium atau museum dan belum diambil spesimen yang sama oleh ahli speleologi lainnya. Menelusuri dan meneliti gua harus dilakukan dengan penuh RESPEK, tanpa mengganggu, mengusir, merusak atau mengambil isi gua, baik yang berupa benda mati atau yang hidup.
  3. Menelusuri gua harus disertai kesadaran, bahwa kesanggupan dan keterampilan pribadi TIDAK USAH DIPAMERKAN. Sebaliknya ketidakmampuan tidak perlu ditutup-tutupi oleh karena rasa malu. Bertindaklah sewajar-wajarnya, tanpa membohongi diri sendiri dan orang lain. Apabila tidak sanggup, tetapi dipaksakan, maka hal ini akan membawa akibat buruk yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Adalah melanggar ETIKA untuk memandang rendah keterampilan serta kesanggupan sesama penelusur. Juga melanggar ETIKA bila memaksakan diri melakukan tindakan-tindakan diluar kemampuan teknis. Juga apabila belum siap mental atau kesehatan tidak memadai.
  4. Tunjukkan RESPEK terhadap sesama penelusur gua dengan cara :
  • Tidak menggunakan bahan-bahan atau peralatan yang disediakan oleh rombongan lain tanpa persetujuan mereka.
  • Jangan membahayakan para penelusur lain, misalnya menimpukkan batu ketika ada penelusur lain didalam gua, mengambil atau memutuskan tali yang sedang terpasang, memindahkan tangga atau alat-alat lain yang dipasang oleh rombongan penelusur lainnya.
  • Menghasut penduduk disekitar gua untuk melarang atau menghalangi rombongan lainnya memasuki gua, karena tidak satupun gua di bumi ini milik perseorangan kecuali apabila gua itu telah dibeli oleh yang bersangkutan. Untuk tujuan ilmiah setiap gua harus dapat diteliti setelah menempuh prosedur yang berlaku.
  • Jangan melakukan penelitian yang sama, apabila ada rombongan lain yang sedang mengerjakan DAN BELUM MEMPUBLIKASIKANNYA.
  • Jangan gegabah menganggap anda penemu sesuatu, kalau anda belum yakin betul, bahwa tidak ada orang lain yang juga telah menemukan pula.
  • Jangan melaporkan hal-hal yang tidak benar demi sensasi atau ambisi pribadi, karena hal ini berarti membohongi diri sendiri, dan dunia ILMU SPELEOLOGI khususnya.
  • Setiap usaha penelusuran gua adalah USAHA BERSAMA. Bukan usaha yang dicapai sendiri. Karena setiap publikasi dari hasil penelusuran gua tidak boleh menonjolkan prestasi pribadi tanpa mengingat jasa sesama penelusur.
  • Jangan menjelek-jelekkan nama sesama penelusur dalam suatu publikasi walaupun si penelusur itu mungkin berbuat hal-hal negatif secara sadar atau tidak sadar. Setiap publikasi negatif tentang sesama penelusur akan memberikan gambaran negatif terhadap semua penelusur gua.

KEWAJIBAN
Dunia speleologi diberbagai negara meneruskan himbauan kepada semua penelusur gua agar lingkungan gua harus dijaga kebersihannya, kelestarian dan kemurniannya 
  1. Konservasi lingkungan gua harus menjadi TUJUAN UTAMA kegiatan SPELEOLOGI dan dilaksanakan sebaik-baiknya oleh SETIAP PENELUSUR GUA.
  2. MEMBERSIHKAN gua serta lingkungannya, menjadi kewajiban pertama para penelusur gua.
  3. Apabila sesama penelusur gua membutuhkan pertolongan darurat setiap penelusur gua wajib memberi pertolongan itu.
  4. Setiap penelusur gua wajib menaruh respek terhadap penduduk sekitar gua. Mintalah ijin seperlunya, bila mungkin secara tertulis dari yang berwenang. Jangan membuat onar atau melakukan tindakan-tindakan yang menyinggung perasaan penduduk. Jangan merusak pagar, tanaman, atau bangunan dan mengganggu hewan milik penduduk.
  5. Bila meminta ijin dari instansi resmi yang berwenang, maka harus dirasakan sebagai kewajiban untuk membuat laporan dan menyerahkan kepada instansi tersebut. Apabila telah meminta ijin nasehat kepada sekelompok penelusur atau seseorang ahli lainnya maka wajib diserahkan pula laporan kepada kelompok penelusur atau penasehat perseorangan itu.
  6. Bagian-bagian yang berbahaya dalam suatu gua wajib diberitahukan kepada kelompok penelusur lainnya, apabila anda mengetahui akan adanya tempat-tempat yang berbahaya.
  7. Sesuai dengan pandangan National Speleological Society (NSS) dari USA, dilarang memamerkan benda-benda mati atau hidup yang ditemukan dalam gua untuk lingkungan NON-penelusur gua atau NON-ahli speleologi. Hal itu perlu untuk menghindari dorongan kuat yang hampir pasti timbul untuk ikut mengambil benda-benda itu guna koleksi pribadi. Bila perlu hanya boleh dipamerkan melalui foto-foto saja.
  8. National Speleological Society (NSS) juga tidak menganjurkan usaha mempublikasikan penemuan di dalam gua atau lokasi dari gua-gua SEBELUM, dinyatakan betul adanya usaha pelestarian oleh yang berwenang, yang memadai. Perusakan lingkungan gua oleh orang-orang awam menjadi tanggung jawab si penulis berita apabila mereka mengunjungi gua-gua itu akibat publikasi dalam media massa.
  9. Dipelbagai negara, setiap musibah yang dialami penelusur gua wajib di laporkan kepada sesama penelusur melalui media speleologi yang ada. Hal ini perlu supaya jenis musibah yang sama dapat dihindari.
  10. Menjadi kewajiban mutlak bagi setiap penelusur gua untuk memberitahukan kepada rekan-rekan atau keluarga terdekat ke lokasi mana yang akan di telusuri dan kapan ia diharapkan pulang. Di tempat lokasi gua, para penelusur wajib memberitahukan kepada penduduk terdekat nama dan alamat para penelusur dan kapan diharapkan seloesai menelusuri gua. Wajib diberitahukan kepada penduduk siapa yang harus dihubungi, apabila para penelusur belum keluar dari gua sesuai waktu yanjg direncanakan.
  11. Para penelusur wajib memperhatikan keadaan cuaca. Wajib meneliti apakah ada bahaya banjir didalam gua sewaktu turun hujan lebat dan meneliti lokasi-lokasi mana di dalam gua yang dapat dipakai untuk menghindarkan diri dari banjir.
  12. Dalam setiap musibah setiap penelusur wajib bertindak dengan teman tanpa panik dan wajib patuh pada instruksi pimpinan penelusur.
  13. Setiap penelusur gua wajib melengkapi dirinya dengan perlengkapan dasar pada kegiatan lebih sulit dengan perlengkapan yang memenuhi syarat. Ia wajib mempunyai pengetahuan tentang penggunaan peralatan itu sebelum menelusuri gua.
  14. Setiap penelusur gua wajib melatih diri dalam pelbagai keterampilan gerak menelusuri gua dan keterampilan menggunakan peralatan yang dibutuhkan.
  15. Setiap penelusur gua wajib membaca pelbagai publikasi mengenai gua dan lingkungannya agar pengetahuannya tentang SPELEOLOGI tetap akan berkembang. Bagi yang mampu melakukan penyelidikan atau observasi ilmiah, diwajibkan menulis publikasi agar sesama penelusur atau ahli speleologi dapat menarik manfaat dari makalah-makalah itu.
Semoga bermanfaat

sumber

Sabtu, 30 November 2013

Memahami Erupsi Freatik 18 November 2013 di Gunung Merapi

Gunung Merapi meletus! Begitu kabar yang berseliweran pada Senin pagi 18 November 2013 lalu. Dari arah kota Yogyakarta, pemandangan pagi hari itu memang menggidikkan. Di utara, tempat Merapi menjulang tinggi, kepulan asap hitam bergumpal-gumpal nampak menjulur menembus langit dari kawah baru Merapi, produk letusan besar 2010, yang lebar dan ‘robek’ di sisi tenggaranya. Kolom debu menyembur hingga setinggi sekitar 2.000 meter dari puncak. Debu vulkanik pun berjatuhan di sisi timur gunung dan terbawa hembusan angin hingga sejauh hampir 70 km. Debu pun menyelimuti suasana pagi kota-kota Boyolali, Kartasura, Surakarta, Karanganyar dan Sragen. Kota Boyolali direjam oleh debu yang paling pekat, yang dalam simulasi sanggup membentuk endapan setebal antara 1 hingga 10 mm. Bandara Adisumarmo pun turut dihujani debu, meski dengan ketebalan lebih tipis yakni antara 0,3 hingga 1 mm. Sehingga aktivitas penerbangan pagi itu tak terganggu.

Gambar 1. Kolom debu vulkanik mengepul ke langit pada kejadian Senin pagi 18 November 2013, diabadikan dari arah selatan (Kaliurang). Sumber: BPPTKG, 2013.

Tak pelak kehebohan besar pun tercipta. Arus pengungsian sempat mengalir dari desa-desa yang berdekatan dengan puncak Merapi. Wajah-wajah terkejut dapat ditemukan dimana-mana, apalagi pemandangan ini tidak disertai tanda-tanda khas bakal terjadinya letusan Merapi seperti kebiasaan sebelumnya. Apalagi Balai Penelitian dan Pengembangan Teknik Kebencanaan Geologi (BPPTKG) sebagai “rumah” bagi segala aktivitas pemantauan Gunung Merapi masih tetap menyatakan gunung ini berstatus Aktif Normal (Tingkat 1).

Jadi apa yang sesungguhnya terjadi di Senin pagi lalu? Apakah ini tanda awal bahwa siklus letusan Merapi telah mulai menampakkan ujung hidungnya setelah 3 tahun beristirahat pasca letusan 2010? Apakah kejadian Senin pagi lalu akan berujung pada letusan demi letusan yang terus membesar?

Tahap

Secara teknis, Gunung Merapi pada Senin pagi 18 November 2013 itu memang ber-erupsi alias meletus. Namun Gunung Merapi justru tidak berada dalam tahap letusan. Seperti gunung berapi aktif lainnya, letusan Gunung Merapi juga diwujudkan dengan keluarnya magma. Kecuali letusan 1930 dan 2010, muntahan magma Gunung Merapi sepanjang abad ke-20 selalu ditandai dengan menumpuknya magma di ujung lubang keluaran hingga membesar dan membukit sebagai kubah lava. Oleh bermacam sebab baik internal maupun eksternal, sebagian kubah lava lantas longsor sehingga materialnya (dalam wujud pasir, debu dan bebatuan beragam ukuran) yang panas membara berkejaran menuruni lereng gunung sebagai aliran piroklastika. Nama populernya adalah awan panas, atau bagi penduduk sekitar Gunung Merapi mendapatkan nama lain yakni wedhus gembel.

Gambar 2. Sebaran debu vulkanik dari Gunung Merapi menyusul kejadian Senin pagi 18 November 2013. Debu melampar hingga sejauh hampir 70 km dari kawah Merapi. Sumber: BPPTKG, 2013.

Muntahan magma selalu didului oleh gerak naik magma dari dapur magma. Bagi Gunung Merapi dapur magmanya terletak di kedalaman sekitar 4 km dari paras air laut rata-rata. Oleh beragam sebab, magma dalam dapur magma secara periodik akan bergerak naik melintasi saluran magma. Saluran ini masih dipenuhi sisa-sisa magma tua dari episode letusan sebelumnya yang sudah membeku. Sehingga magma segar (magma baru) yang bersifat plastis (sangat kental) harus berjuang keras meretakkan/memecah bekuan-bekuan tersebut agar bisa terus menanjak. Peretakan/pemecahan ini menghasilkan getaran-getaran gempa tektonovulkanik yang lebih dikenal sebagai gempa vulkanik dalam. Magma segar yang berhasil menerobos lantas memasuki kantung/saku magma Merapi yang terletak sekitar 1 hingga 1,7 km di bawah puncak. Dari sini kala jumlahnya telah cukup banyak, magma segar pun kembali menanjak naik memasuki saluran magma dalam tubuh Gunung Merapi. Maka proses serupa pun berulang, kala magma segar harus meretakkan/memecahkan bekuan sisa-sisa magma tua yang masih menyumbat di dalam saluran. Maka terjadilah getaran-getaran yang merupakan gempa vulkanik dangkal. Saat magma mulai memasuki tubuh gunung, maka penambahan massa magma menyebabkan tubuh gunung membengkak dibanding semula.

Gerakan magma dari dapur magma menuju ke kantung magmanya membutuhkan waktu lama, tak hanya dalam 1 hingga 2 hari. Pun demikian gerakan magma dari kantung magma menuju puncak. Setiap getaran gempa vulkanik dalam dan dangkal bisa dimonitor, terlebih Gunung Merapi adalah gunung berapi yang paling diawasi di Indonesia. Maka saat Gunung Merapi hendak memasuki tahap letusannya, jumlah gempa vulkanik dalam dan dangkalnya bakal melonjak dibanding nilai rata-rata mingguan. Tubuh gunung pun bakal terpantau membengkak, baik berdasarkan pengukuran menggunakan instrumen tiltmeter maupun EDM (electronic distance measurement). Situasi inilah yang tak terlihat menjelang kejadian 18 November 2013 lalu. Berdasarkan catatan BPPTKG, kegempaan Gunung Merapi selama periode 11-17 November 2013 terdiri dari gempa guguran 109 kali, gempa multifase 8 kali, gempa tektonik 11 kali dan gempa vulkanik dangkal 3 kali tanpa adanya gempa vulkanik dalam. Angka ini relatif tak berbeda dengan pengukuran seminggu sebelumnya, yakni periode 4-10 November 2013, dimana tercatat gempa guguran 78 kali, multifase 2 kali dan gempa tektonik 11 kali tanpa adanya gempa vulkanik.


Gambar 3. Perubahan morfologi puncak Gunung Merapi antara sebelum 2010 (kiri) dan setelah 2010 (kanan) berdasarkan citra satelit. Angka menunjukkan lokasi kubah lava produk tahap letusan tertentu (misalnya 2006 berarti kubah lava produk tahap letusan 2006). Sebelum 2010, puncak dipenuhi tonjolan kubah lava di sana-sini tanpa adanya kawah. Pasca 2010 sejumlah kubah lava lenyap seluruhnya/sebagian, digantikan oleh kawah seukuran 600 meter yang terbuka ke tenggara. Perubahan inilah yang mempengaruhi sifat-sifat Gunung Merapi pasca 2010. Sumber: BPPTK, 2007; BPPTKG, 2013.

Gempa guguran merupakan getaran yang terkait aktivitas ambrolnya bongkahan-bongkahan bebatuan dari kubah lava sementara gempa multifase terkait dinamika dalam kubah lava Merapi. Bandingkan dengan catatan kegempaan menjelang tahap letusan, dimana gempa vulkanik dalam dan dangkal bisa terjadi puluhan kali dalam seminggu. Di sisi lain pengukuran kemiringan lereng dengan tiltmeter tidak menunjukkan adanya perubahan kemiringan, pun demikian dengan hasil pengukuran EDM. Maka jelas tak ada gerak naik magma dari dapur magma Merapi. Atas dasar inilah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sebagai induk dari BPPTKG tetap menempatkan Gunung Merapi dalam status Aktif Normal (tingkat 1). Sehingga gunung ini memang tak dalam tahap letusan.

Jika demikian, apa yang sesungguhnya terjadi pada Senin pagi 18 November 2013 lalu?

Erupsi Freatik

Saat Gunung Merapi meletus besar tepat tiga tahun silam, letusan dipungkasi dengan pembentukan kubah lava baru secara gradual yang disebut kubah lava 2010 di dasar kawah. Kubah lava yang menjadi ‘penyumbat’ ujung saluran magma Merapi ini perlahan namun pasti terus mendingin dan membatu. Batuan adalah penghantar panas yang buruk, sehingga pendinginan yang dialami oleh bagian permukaan kubah lava 2010 tidak tersalur dengan baik ke bagian dalam, sehingga dasar kubah lava sejatinya masih panas membara. Di sisi lain pendinginan tersebut pun berlangsung tak merata, sehingga masih ada titik-titik yang suhunya setinggi 1.000 derajat Celcius yang menjadikannya bagian terlemah pada kubah lava.

Pasca letusan 2010, Gunung Merapi kini memiliki kawah besar (diameter sekitar 600 meter) yang terbuka/robek di sisi tenggaranya. Dasar kawah ini berceruk di sana sini seiring tutupan kubah lava yang tak menjangkau semua sudutnya, sehingga memungkinkan air hujan terjebak dan meresap. Kondisi ini yang tak pernah dijumpai sebelum 2010, kala Gunung Merapi tidak berkawah dan melulu berhias aneka kubah lava yang bertonjolan di sana-sini sebagai produk letusan dari masa yang berbeda-beda.Sehingga air hujan tak sempat menggenang dan langsung mengalir menuju lereng.

Gambar 4. Penampang melintang Gunung Merapi dengan posisi dapur magma dan kantung/saku magmanya. Sumber: diadaptasi dari Hidayati dkk, 2008.

Resapan air hujan inilah pembuka babak baru bagi Gunung Merapi pasca 2010, yang memungkinkan terjadinya erupsi freatik. Erupsi ini adalah jenis letusan yang terjadi tatkala air, darimanapun sumbernya, mendadak terpanaskan oleh magma, baik magma segar maupun tua, tanpa harus bersentuhan secara langsung. Pemanasan hebat (pada rentang suhu antara 500 hingga 1.170 derajat Celcius) menyebabkan penguapan brutal yang membentuk uap bertekanan tinggi. Secara umum setiap 1 liter air yang terpanaskan akan berubah menjadi 2.000 liter uap. Kian banyak jumlah air yang meresap diimbangi dengan kian banyak pula uap air yang terbentuk. Bila tekanan uapnya melampaui ambang batas kekuatan ikatan antar butir batuan di kubah lava, khususnya di titik-titik yang paling lemah, maka semburan uap air pun terjadilah. Semburan bakal menyeret butir-butir debu dan pasir sehingga menghasilkan kolom debu nan pekat di udara sebelum kemudian tersebar ke arah tertentu mengikuti hembusan angin. Inilah erupsi freatik. Karena hanya ditenagai uap air, maka erupsi freatik pada umumnya hanya akan menghasilkan kolom debu yang relatif rendah (kurang dari 5.000 meter), kecuali jika sumber airnya sangat berlimpah (misalnya untuk gunung-gunung berapi laut). Durasi erupsi pun singkat, karena begitu seluruh uap air telah keluar maka erupsi pun kehilangan tenaganya dan berhenti dengan sendirinya.

Bagi sejumlah gunung berapi, erupsi freatik menjadi salah satu fase dalam tahap letusan tatkala magma segar yang sedang menanjak naik di dalam salurannya telah sanggup memanaskan air bawah tanah hingga titik ekstrim. Dalam kasus ini maka erupsi freatik akan berlanjut dengan fase selanjutnya, yakni erupsi freatomagmatik. Erupsi freatomagmatik terjadi tatkala magma segar benar-benar telah bersentuhan dengan air bawah tanah sehingga permukaannya mendadak mendingin dan membeku, namun tidak dengan interiornya. Jika magma terus saja menanjak naik maka erupsi freatomagmatik bakal berlanjut dengan erupsi magmatik sebagai fase puncaknya. Fase-fase seperti ini bisa disaksikan misalnya dalam Letusan Sinabung 2013 yang dimulai semenjak 15 September 2013 dan masih berlangsung hingga kini. Fase erupsi freatik dan freatomagmatik Sinabung terjadi pada rentang waktu 15 September hingga 11 November 2013. Sementara fase erupsi magmatik berlangsung pasca 11 November 2013, ditandai dengan semburan awan panas dan lava pijar.

Gambar 5. Diagram sederhana proses terjadinya erupsi freatik di Gunung Merapi. Tubuh gunung (warna coklat) hanya digambarkan di sekitar puncak, dengan kawah tersumbat kubah lava yang permukaannya sudah mulai mendingin (warna hitam) namun dasarnya masih membara (warna orange). Kubah lava menjadi pembatas udara luar dengan saluran magma yang masih penuh berisi magma sisa letusan sebelumnya yang masih membara (warna merah). A = saat hujan mengguyur puncak, membuat air tergenang di dasar kawah. B = air yang tergenang memasuki interior/dasar kubah lava dan terpanaskan brutal hingga membentuk uap sangat banyak. C = uap menyembur sembari membawa partikel debu dalam kubah lava hingga membentuk kolom debu vulkanik. Sumber: Sudibyo, 2013.

Namun erupsi freatik dapat pula berdiri sendiri tanpa harus diikuti dengan erupsi freatomagmatik maupun magmatik. Fenomena ini sering dijumpai di Dataran Tinggi Dieng (Jawa Tengah). Karena itu tatkala salah satu kawah aktif di Dataran Tinggi Dieng meletus, durasi letusannya tak memakan waktu lama. Pada masa silam erupsi freatik yang berdiri sendiri juga banyak terjadi di seputar kaki Gunung Muria (jawa Tengah), yang menghasilkan aneka cekungan bulat yang merupakan kawah maar. Sebagian diantaranya terisi air dan menjadi danau. Kejadian serupa di masa silam pun terjadi di sekitar Gunung Lamongan dan Gunung Semeru (keduanya di Jawa Timur), dengan sejumlah kawah maar yang dihasilkannya pun tergenangi air sebagai danau yang oleh penduduk setempat disebut ranu.

Erupsi freatik ini pulalah yang terjadi di Gunung Merapi pasca 2010, termasuk kejadian 18 November 2013 lalu. Erupsi freatik di Gunung Merapi sesungguhnya telah berkali-kali terjadi selama ini, namun yang menonjol baru tiga: erupsi freatik 23 Juni 2013, 22 Juli 2013 dan 18 November 2013. Di antara ketiganya, erupsi freatik 18 November 2013 merupakan yang terbesar hingga sejauh ini, menumbangkan rekor yang semula dipegang kejadian 22 Juli 2013. Dalam catatan Martono Arbi Wibisono, ketiga erupsi freatik itu selalu didului hujan deras yang mengguyur gunung dalam sehari dua hari sebelumnya. Hujan pada 11 November 2013 bahkan tergolong deras dengan intensitas hingga 47 mm/jam dan berlangsung selama 125 menit. Hujan deras ini mungkin salah satu faktor yang membuat erupsi freatik 18 November 2013 lebih besar ketimbang kejadian 22 Juli 2013 maupun 23 Juni 2013 mengingat air yang tergenang di dasar kawah dan lalu memasuki interior kubah lava jauh lebih besar. Konsekuensinya, uap air yang terbentuk pun jauh lebih banyak sehingga tekanan uapnya jauh lebih besar. Sebagai muaranya semburan uap air dalam erupsi freatik 18 November 2013 menjadi lebih tinggi (yakni 2.000 meter) dibanding kejadian 22 Juli 2013 (yang ‘hanya’ 1.000 meter). Uap air bertekanan tinggi itu pun kemungkinan menyembur tidak hanya melewati satu titik saja. Sehingga kubah lava 2010 pun menjadi terlemahkan khususnya di sektor-sektor tertentu. Survei BPPTKG menunjukkan telah terbentuk retakan pasca erupsi pada kubah lava 2010, yakni sepanjang 230 meter dengan lebar 50 meter, yang mungkin adalah indikasi dari pelemahan tersebut.

Gempa

BPPTKG mencatat erupsi freatik pada Senin pagi 18 November 2013 itu terjadi pada pukul 04:58 WIB dengan durasi 10 menit. Selain kesan visual dalam bentuk semburan kolom debu ke langit, erupsi pun terekam pada seismometer-seismometer pemantau Gunung Merapi sebagai getaran keras, dengan amplitudo maksimum hingga 120 mm. Erupsi freatik didului dengan gempa tektonik lokal, yang disusul oleh gempa tektonik jauh pada pukul 04:41 WIB. Rilis BMKG menunjukkan gempa tektonik jauh itu adalah gempa Ciamis dengan magnitudo 4,7 skala Richter dan episentrum terletak pada koordinat 8,33 LS 109,00 BT pada kedalaman 23 km. Episentrum gempa terletak di sebelah selatan kota Cilacap (Jawa Tengah) sejauh 66 km. dari Gunung Merapi, episentrum gempa tektonik jauh ini berjarak 165 km.

Gambar 6. Perkiraan intensitas getaran yang dihasilkan Gempa Ciamis 18 November 2013 terhadap kerakbumi disekelilingnya. Lingkaran menunjukkan radius maksimal getaran berintensitas tertentu, dimana “4″ adalah 4 MMI (Modified Mercalli Intensity) dan seterusnya. Sumber: Sudibyo, 2013.

Dua gempa tektonik beruntun ini dianggap sebagai pemicu erupsi freatik lalu. Meski demikian peranan gempa tektonik jauh (yakni gempa Ciamis) masih mengundang tanya. Dengan kota Cilacap sebagai kawasan terdekat terhadap episentrum, seharusnya kota ini dan kawasan sekitarnya yang paling merasakan getaran gempa Ciamis. Namun dalam kenyataannya tidak demikian, sejauh ini tidak ada laporan penduduk setempat yang merasakan getaran gempa ini. Pada umumnya manusia baru merasakan adanya gempa saat mengalami getaran berintensitas minimal 3 MMI (Modified Mercalli Intensity). Jika dianggap Cilacap mengalami getaran berintensitas 3 MMI maka Gunung Merapi, yang berjarak 165 km dari episentrum, hanya akan mengalami getaran berintensitas 1 MMI atau getaran terlemah. Rasanya sulit getaran selemah itu sanggup membuat bagian kubah lava 2010 retak-retak yang memungkinkan air masuk ke dasar/interior kubah, meskipun di titik terlemahnya sekalipun. Pengaruh gempa terhadap dinamika dapur magma dan kantung magma pun diragukan. Manga & Brodsky (2006) telah mengembangkan rumus empirik yang sejatinya berlaku dalam kasus gempa dan gunung lumpur (mud volcano) dalam bentuk M = 2,26 log R – 5 (R= jarak ke episentrum dalam meter, M = magnitudo gempa minimum untuk bisa memicu letusan). Dengan menganggap rumus empirik ini juga bisa diterapkan dalam kasus letusan gunung berapi yang dipicu gempa tektonik, maka agar bisa mengganggu stabilitas dapur magma dan kantung magma Merapi, gempa Ciamis harus memiliki magnitudo minimum 6,8 skala Richter.

Terlepas dari bagaimana hubungan gempa Ciamis dengan erupsi freatik 18 November 2013, dalam sejarahnya aktivitas Gunung Merapi kadangkala (tidak selalu) berhubungan dengan gempa tektonik yang episentrumnya berdekatan dengannya. Misalnya pada 2001 saat daratan Yogya diguncang gempa tektonik pada 25 Mei 2001 (magnitudo Mw 6,3) dengan episentrum 50 km sebelah barat daya Gunung Merapi, atau tepatnya di bawah kota Wates (Kabupaten Kulon Progo) dengan kedalaman 130 km. Saat gempa ini terjadi, Gunung Merapi sedang dalam tahap letusan. Dan gempa mempengaruhi dapur/kantung magma, yang ditandai dengan peningkatan suhu titik solfatara Woro hingga 30 derajat Celcius dari nilai semula yang sebesar 435 derajat Celcius. Pun demikian pada 2006, juga pada saat Gunung Merapi berada dalam tahap letusan. Gempa tektonik 27 Mei 2006 (magnitudo Mw 6,4) mengguncang dengan episentrum berjarak 50 km sebelah selatan Gunung Merapi, atau tepatnya di perbatasan kabupaten Gunungkidul dan bantul, pada kedalaman 10 km. Gempa yang menelan ribuan korban jiwa ini pun mempengaruhi Gunung Merapi sehingga volume magma yang dimuntahkannya meningkat. Jika sebelum gempa Gunung Merapi hanya memuntahkan ~50.000 meter kubik magma/hari, maka pasca gempa muntahan magma melonjak hebat menjadi ~150.000 meter kubik/hari. Jumlah awan panas rata-rata yang dihasilkannya dalam periode 16 hari pun melesat dari semula 34 kejadian awan panas/hari sebelum gempa menjadi 95 kejadian awan panas/hari pascagempa.

Pelajaran Ke Depan

Gambar 7. Bagaimana erupsi demi erupsi freatik mengubah wajah kubah lava 2010 di dasar kawah Gunung Merapi. A = kubah lava pada Juni 2013, nampak ceruk pusat (P) dan titik sinter (S) di sisi barat daya dimana magma masih membara. B = kubah lava pasca erupsi freatik 22 Juli 2013, ceruk pusat (P) masih terlihat dengan area sekitar diselimuti lapisan debu vulkanik produk erupsi, sementara titik sinter telah lenyap berubah menjadi ceruk panjang dan lebih dalam. C = kubah lava pasca erupsi 18 November 2013, ceruk pusat telah lenyap digantikan retakan sepanjang 230 m dengan lebar 50 m. Sumber: Iskandar Wibisono, 2013; BPPTKG, 2013.

Jelas bahwa pada 18 November 2013 lalu Gunung Merapi tidak berada dalam tahap letusan, seperti tecermin dari data kegempaan serta hasil pengukuran kemiringan lereng dan EDM. Apa yang terjadi pada Senin pagi itu merupakan erupsi freatik yang singkat karena hanya ditenagai uap air dalam jumlah terbatas, sebagai konsekuensi dari terbatasnya air yang berada di dasar kawah. Dengan erupsi berlangsung singkat, terminologi populer yang lebih cocok untuk mendeskripsikannya mungkin adalah Gunung Merapi sedang ‘batuk’, bukan meletus.

Erupsi freatik dikontrol oleh keberadaan air dalam kawah, yang berasal dari air hujan. Dalam tiga kejadian erupsi freatik Gunung Merapi yang signifikan, semuanya didahului dengan hujan deras dalam sehari atau dua hari sebelumnya. Dengan Indonesia telah memasuki musim hujan dan bakal mencapai puncaknya pada Januari-Februari 2014 mendatang, potensi Gunung Merapi bakal ‘terbatuk’ lagi masih besar. Terlebih jika perubahan-perubahan di dasar kawah pasca tiga erupsi freatik signifikan tadi diperhitungkan, yang menghasilkan beragam ceruk dan retakan di kubah lava 2010. Sehingga air hujan berpotensi menggenang lebih banyak lagi. Jika titik-titik terlemah di dasar kawah mendadak retak, oleh beragam sebab, dan air yang menggenang lantas membanjir terserap ke interior/dasar kubah lava, maka Gunung Merapi pun bakal ‘terbatuk’ lagi. Jadi ancaman air hujan pada Gunung Merapi kini tak lagi hanya bisa menghasilkan lahar dingin/lahar hujan, namun juga mampu menyebabkan Gunung Merapi ‘terbatuk.’

Situasi inilah yang harus menjadi perhatian bersama. Mengingat meski erupsi freatik Gunung Merapi sejauh ini memiliki intensitas lemah, namun ia tetap menghamburkan debu vulkanik yang bisa menurunkan kualitas kehidupan manusia. Maka kesiapsiagaan tetap perlu dijaga. Di sisi lain, semakin mendekat ke puncak maka kepekatan debu vulkanik pada saat erupsi freatik terjadi bakal kian besar. Maka sebaiknya akses ke puncak Gunung Merapi dibatasi. Jika perlu akses ditutup selama waktu tertentu (misalnya seminggu) kala hujan deras mendera Gunung Merapi.

Semoga bermanfaat

Referensi :

Manga & Brodsky, 2006, Seismic Triggering of Eruptions in the Far Field: Volcanoes and Geysers, Annu.Rev.EarthPlanet Sci 2006, 34, 263-291.

Walter dkk, 2007, Volcanic Activity Induced by Tectonic Earthquakes: Static and Dynamic Stress Triggering at Mt. Merapi, GRL 2007, 34, 1-5.

Hidayati dkk, 2008, Focal Mechanism of Volcano-tectonic Earthquakes at Merapi Volcano, Indonesia, IJP 2008, vol. 19 no. 3, 75-82.






Pulau Manado Tua, Sulawesi Utara: ETNOLOGI, GEOLOGI, BIOLOGI


Pulau Manado Tua bersama Pulau Bunaken, Siladen, Mantehage, dan Nani merupakan gugusan pulau yang membentuk Taman Nasional Bunaken-Manado. Taman nasional sekira 89.065 hektar ini terletak tidak jauh dari Kota Manado, ibu kota Provinsi Sulawesi Utara. Pulau Manado Tua adalah sebuah gunungapi yang seolah terapung di atas laut yang mengelilinginya, membentuk pulau gunungapi atau pulau volkanik, yang dinamakan Pulau Manado Tua atau Gunung Manado Tua. Di sebelah timurnya ada pulau volkanik lain yang lebih terkenal tetapi tak membentuk morfologi gunung: Pulau Bunaken. Laut di antara Gunung Manado Tua dan Pulau Bunaken itulah Taman Laut Bunaken yang sangat terkenal itu.

ETNOLOGI

Konon Pulau/Gunung Manado Tua adalah tempat pertama yang sesungguhnya bernama Manado. Pulau ini pertama kali dihuni oleh sekelompok orang yang berasal dari Mindanao, Filipina yang melarikan diri dari sebuah peperangan. Karena perahu mereka dilanda badai, maka mereka terdampar di pulau ini. Pulau ini kemudian dinamai “Man narou” atau “Mana’undou” yang bisa berarti “masih haus” atau “di jauh” dalam bahasa mereka. Kemudian namanya menjadi “Manadu/Manado” dalam literatur-literatur Belanda, misalnya dalam “Beschrijving der Moluccas” (Valentijin, 1724).


Maka disebutlah pulau gunungapi ini Manado. Menurut penelitian-penelitian yang dilakukan para ahli kebudayaan lokal (misalnya oleh Geraldine Manoppo-Watupongoh, Soleman Montori, Tutty Kahimpong), pulau ini pertama kali dihuni tahun 1339 M. Tahun 1523 para penduduknya berpindah ke Wenang (Manado sekarang). Lalu tahun 1682 nama Wenang berubah menjadi Manado dan nama pulau volkanik Manado itu sendiri menjadi Manado Tua (maksudnya Manado lama).

Begitulah cerita etnologi Manado Tua. Kini Manado Tua termasuk wilayah kecamatan Bunaken Kepulauan; terdiri atas dua kelurahan, yaitu kelurahan Manado Tua Satu dan Manado Tua Dua.

GEOLOGI

Pulau Manado Tua adalah sebuah gunungapi nonaktif, entah tidur panjang sekali atau sudah mati tidak diketahui. Tinggi gunung ini sekitar 750 meter di atas muka laut. Seperti Pulau Bunaken, pulau Manado Tua dominan disusun tuf atau abu volkanik yang membatu. Tidak ditemukan lubang kepundan atau kawah di puncaknya. Yang ada di puncaknya justru adalah sebuah lubang galian sedalam sekitar 20 meter, bekas orang menggali konon untuk mencari harta yang menurut isu disembunyikan Belanda di puncak gunung ini.

Tak banyak publikasi detail soal geologi dan vulkanologi Manado Tua, memang ini gunungapi nonaktif. Apakah ia pernah aktif dengan lubang kawah ke dapur magmanya, atau gunung ini sekedar gumuk/bukit piroklastika tidak diketahui dengan pasti. Manado Tua dan Bunaken bisa saja dulu merupakan satu gunungapi yang telah meletus, Bunaken adalah sisa dataran kawahnya, sementara Manado Tua bagian tubuh gunungapi besar yang tersisa. Spekulasi ini akan mengharuskan bahwa bekas kawah utamanya akan berada di antara Manado Tua dan Bunaken, atau di area Taman Laut Bunaken sekarang.

Tumbuhnya kompleks terumbu karang yang menjadi andalan Taman Laut Bunaken menunjukkan bahwa paling tidak sejak sepuluh ribu tahun yang lalu area ini bukan area aktif volkanik sehingga hewan-hewan karang (scleractinian corals) bisa tumbuh subur di sini. Pada Plistosen, 1 juta- 10.000 tahun yang lalu, mungkin saja Manado Tua merupakan gunungapi aktif.

Gunung-gunungapi aktif sekarang di Sulawesi Utara bergeser ke sisi selatan dan timur, misalnya Mahawu, Lokon, Soputan; juga banyak gejala-gejala volkanisme tidur namun masih aktif yang ditunjukkan di ujung Lengan Sulawesi Utara ini yang memberika gejala-gejala panasbumi (geotermal) misalnya di area Tomohon, danau Linau, Bukit Kasih, yang sebagian dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga panasbumi Lahendong. Gunung-gunungapi aktif Sulawesi Utara sekarang membentuk busur kepulauan, yang dibentuk oleh menunjamnya segmen lempeng samudera Halmahera ke sebelah barat ke bawah segmen lempeng Sangihe.

BIOLOGI

Pulau Manado Tua, khususnya perairan di sekitarnya pernah menghentak dunia ilmu pengetahuan ketika pada tahun 1998 seekor ikan yang digolongkan purba ditemukan di sini. Ikan ini dari ordo ikan terkenal “Coelacanths” yang diduga telah punah sejak 65 juta tahun yang lalu, pada ujung zaman Kapur ketika para dinosaurus lenyap dari Bumi. Sebenarnya hentakan pertama terjadi 60 tahun sebelumnya ketika pada tahun 1938 untuk pertama kalinya di dunia ditemukan Coelacanth hidup di perairan sebelah timur Afrika di sekitar Madagaskar. Ikan “purba” ini dari genus Latimeria, dengan nama spesies Latimeria chalumnae.

Lalu pada tahun1998 ditemukan spesies lain Coelacanths yaitu di perairan Manado Tua yang dinamai Latimeria menadoensis (artinya: Latimeria asal Manado). Tidak seperti ikan pada umumnya, Coelacanths bernafas dengan susunan seperti paru-paru juga dengan sirip-sirip seperti empat kaki (tetrapoda), sehingga Coelacanths lebih mirip reptilia atau mamalia laut, daripada ikan pada umumnya.


Di seluruh dunia, hanya dua spesies Coelacanths hidup itulah yang ada atau telah ditemukan sampai saat ini. Satu di perairan Samudera Hindia Barat yaitu di perairan sekitar Madagskar, Afrika; dan satu lagi di perairan Samudera Hindia Timur yaitu di perairan Manado Tua, Indonesia.

Semoga bermanfaat...


sumber

Kamis, 31 Oktober 2013

Perkuat Jantung Lewat Lari

Lari bisa memperkuat stamina dan menambah koneksi pertemanan.

Joging atau lari terbilang olahraga yang mudah dan murah karena bisa dilakukan di manapun. Jika ingin praktis bisa dilakukan di treadmill, namun bila ingin mendapatkan suasana yang berbeda bisa memilih tempat terbuka, seperti stadion olahraga, taman, trotoar jalan, atau bergabung dengan komunitas lari seperti IndoRunners yang telah terbentuk di 5 kota besar di Indonesia. Saat ini IndoRunners memiliki dua agenda rutin, yakni Thursday Night Run dan Sunday Morning Run. 

Keuntungan mengikuti komunitas lari ini, antara lain Anda bisa mendapat berbagai hal baru seperti cara teknik berlari yang benar, informasi tentang memilih sepatu lari yang pas, dan tentu saja menambah koneksi pertemanan, sehingga olahraga pun jadi lebih semangat. Jadi, tak ada alasan lagi Anda tidak melakukan olahraga yang praktis ini. Apalagi joging atau lari sangat bermanfaat bagi kesehatan organ tubuh Anda, di antaranya: 

1. Jantung 
Saat berlari, jantung akan terpompa lebih cepat sehingga sirkulasi darah bisa mengalir lancar ke seluruh tubuh. Lambat laun akan membuka penyumbatan lemak di banyak saluran sekaligus membuat jantung lebih sehat dan mengurangi risiko serangan jantung. Untuk mendeteksi tingkat risiko Anda terhadap penyakit jantung. 

2. Paru-paru 
Dengan berlari, Anda dapat mengatur pernafasan lebih baik. Semakin cepat dan jauh jarak Anda berlari, paru-paru semakin mengembang dan pernafasan pun lebih panjang dan kuat. Sehingga oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh terhirup lebih banyak yang membuat stamina tubuh semakin meningkat. 

3. Perut dan Paha 
Kegiatan apapun yang membuat tubuh Anda bergerak akan membakar kalori dan lemak dalam tubuh sehingga dapat menurunkan berat badan. Terutama aktivitas fisik seperti berlari yang membuat seluruh otot tubuh, termasuk area perut dan paha akan bergerak dinamis mengikuti ritme pergerakan kaki. 

4. Tulang 
Aktivitas lari membuat tulang bergerak aktif. Jika rutin dilakukan akan menjaga tulang tetap kuat sekaligus meningkatkan kepadatan tulang sehingga dapat menangkis osteoporosis. 

Dengan adanya gadget khusus untuk mencatat jarak tempuh lari, Anda juga bisa mengukur kemampuan diri yang kemudian bisa dibandingkan dengan pelari lain. Sehingga para pelari termotivasi menantang dirinya untuk berkompetisi dan meningkatkan jarak lari. Bonusnya adalah semakin sering dan rutin berlari, tubuh semakin sehat.

Semoga bermanfaat

Selasa, 29 Oktober 2013

5 Langkah agar Buah Hati Bergaya Hidup Hijau

Kehidupan perkotaan yang serba cepat membuat warganya cenderung mengabaikan lingkungan alam. Padahal, kondisi lingkungan yang semakin buruk membutuhkan upaya pelestarian dari banyak pihak, termasuk generasi penerus.

Kesadaran untuk menjaga dan melestarikan lingkungan bisa Anda terapkan sejak dini pada si kecil dengan memperkenalkan gaya hidup hijau atau ramah lingkungan.

Inilah cara yang bisa Anda terapkan dalam mengenalkan gaya hidup hijau pada sang buah hati:

1. Beri contoh pada anak

Jadikan diri Anda sebagai teladan bagi anak dalam menjaga lingkungan. Mulailah terapkan gaya hidup hijau di rumah Anda, misalnya menanam pohon, mengurangi penggunaan listrik, dan menghindari pemakaian air berlebih. Hal ini juga dilakukan Nadya Hutagalung, artis yang kini menjadi aktivis lingkungan. “Anak-anak belajar dengan melihat orang tuanya. Oleh karena itu, saya tidak hanya melakukannya sendiri, tapi juga mengajari anak-anak sejak mereka masih kecil,” tuturnya, seperti yang dikutip dari yahoo.com.


2. Lakukan aktivitas yang sehat
Pilihlah aktivitas sehat yang dapat dilakukan bersama buah hati di alam terbuka, seperti berjalan kaki, bersepeda, atau sekadar bermain di taman. Anda juga dapat mengajarkan anak menggunakan kendaraan umum.


3. Ajak berkebun
Anda dapat membuat kebun di rumah, lalu ajak anak untuk berkebun bersama. Dengan berkebun, anak belajar melatih kesabaran dan tanggung jawab menjaga tanaman. Selain itu, Anda bisa menghabiskan waktu yang berkualitas bersama buah hati.


4. Ajarkan menghemat energi
Arahkan si kecil untuk mematikan lampu dan air bila sudah tidak digunakan. Berikan pengertian pula untuk mematikan produk elektronik, seperti TV, komputer, dan video game jika selesai digunakan.


5. Gunakan kembali barang yang tak terpakai
Ajarkan anak untuk mendaur ulang barang yang sudah tak terpakai. Salah satu contohnya, menggunakan kertas bekas untuk membuat notes atau scrapbook. Selain ramah lingkungan, cara ini dapat mengasah kreativitas anak.

Tak sulit kan, mengenalkan gaya hidup hijau pada si kecil? Yuk, mulai dari sekarang!

Rabu, 16 Oktober 2013

Kedaulatan Pangan

Bahwa Pangan Adalah 
Hak Segala Bangsa
Dan Oleh Sebab Itu
Penjajahan Atas Nama Pangan
Harus Dihapuskan
Karena Tidak Sesuai Dengan
PeriKemanusian dan PeriKeadilan





Semoga bermanfaat...

Jumat, 13 September 2013

Belajar Perjuangan Hidup Dari Rumput Liar


Sebuah rumput liar yang tumbuh di tepi jalan tanpa ada orang yang memperhatikannya. Tanpa ada manusia yang mau menyiraminya. Rumput liar itu terus bertahan walaupun angin kencang selalu meniupnya dan kemarau panjang pun selalu menderanya. Selalu tumbuh walaupun sering ia dipotong dan dibuang karena dianggap mengotori jalan. Ia akan tumbuh dan berdaun lebat walaupun ulat selalu memakannya. Merontokkan daun-daunnya dan mematahkan batangnya yang terlihat lemas dan tak berdaya.

Gelombang tsunami yang datang menerjang tak mampu membuatnya mati meninggalkan kehidupan ini. Terjangan roda-roda mobil tak mematahkan akar-akar rumput liar yang menancap erat dalam bumi. Sebesar apapun rintangan yang menerpanya tak membuatnya lekang oleh zaman. Rumput liar akan terus hidup selama akarnya masih menancap erat dalam bumi. Ia akan terus memberikan oksigen sebagai sumber kehidupan bagi makhluk yang ada di sekitarnya. Rumput liar akan tetap menyediakan tempat yang nyaman bagi kehidupan ulat ulat kecil yang ada di dekatnya.

Inilah sebuah contoh kecil dari makhluk yang terabaikan dan tersingkirkan. Dipandang sebelah mata dan dianggap sebagai pengganggu yang merusak filosofi sederhana yang terkadang tidak kita pahami sebagai manusia, makhluk yang paling sempurna ciptaan Tuhan. Manusia ditakdirkan bukan untuk mengeluh dan meminta. Manusia tercipta bukan menjadi perusak yang membuat hilangnya keseimbangan alam. Manusia bukan diciptakan untuk menjadi pecundang yang lari dari masalah dan memilih jalan pintas untuk menyelesaikan masalahnya. Manusia juga bukan tercipta sebagai pengemis yang selalu meminta dan menunggu belas kasihan tanpa mau ada usaha yang keras.

Manusia itu tercipta sebagai pemimpin yang mampu menjaga keseimbangan alam dan ekosistemnya. Manusia adalah pelindung dari manusia itu sendiri dan apa yang ada dalam bumi ini. Semua masalah yang menimpa adalah cobaan yang menjadikan setiap orang menjadi lebih kuat, lebih kuat dan lebih kuat lagi. Ujian yang datang silih berganti seperti kawah candradimuka yang menempa manusia menjadi manusia pilihan. Manusia pilihan yang bukan menuruti kesenangan akan dunia. Menjadi mentari yang menyinari alam raya . menembus kabut tebal yang menghalangi sinarnya. Manusia seperti bintang yang bersinar dalam kegelapan malam yang gulita.

Semoga bermanfaat

Sabtu, 07 September 2013

Tips Berolahraga Dengan Aman

Olahraga bermanfaat meningkatkan kebugaran dan kesehatan tubuh. Namun, jika tidak dilakukan dengan tepat, olahraga dapat menyebabkan cedera ringan, seperti terjatuh yang mengakibatkan lutut lecet dan kaki keseleo. Bahkan, Anda akan mengalami cedera berat dan dirawat di rumah sakit. Agar tetap aman saat Anda berolahraga, perhatikan beberapa hal berikut ini: 

1. Lakukan pemanasan terlebih dulu 
Persiapkan kondisi otot, sendi, jantung, dan paru-paru dengan melakukan latihan pemanasan, seperti berlari di tempat atau aerobik ringan selama 5-10 menit. Latihan pemanasan berfungsi melancarkan peredaran darah, meningkatkan suhu tubuh, dan menguatkan pernafasan. 

2. Menggunakan pakaian yang tepat 
Pilihlah pakaian dari bahan yang mudah menyerap keringat dan nyaman dipakai. Bagi wanita, sebaiknya gunakan bra sport yang dapat menopang payudara secara maksimal. Kenakan pula alas kaki sesuai jenis olahraga yang Anda lakukan. 

3. Memakai alat pelindung 
Untuk jenis olahraga tertentu diperlukan perlengkapan yang bisa melindungi tubuh dari cedera, misalnya bersepeda yang memerlukan pelindung kepala, lutut, dan siku. 

4. Minum dalam jumlah yang cukup 
Cairan tubuh mudah terkuras saat Anda berolahraga. Pastikan pasokan air dalam tubuh telah mencukupi agar Anda terhindar dari dehidrasi. Jika tubuh kekurangan cairan, Anda akan merasa lemas dan pusing. Minumlah air putih 15 menit sebelum memulai berolahraga dan minumlah setiap 20 menit. 

5. Hindari latihan berlebihan 
Jangan paksa tubuh melakukan latihan di luar kemampuan karena akan memicu cedera. Bila Anda merasa kelelahan, segera akhiri latihan dan beristirahatlah. Selain itu, jika Anda mengalami jantung berdebar, sesak nafas, nyeri di persendian, pusing, dan mual, pertanda Anda telah melakukan latihan melewati batas kemampuan. 

6. Mintalah bantuan ahli 
Bila melakukan suatu jenis olahraga untuk pertama kalinya, mintalah bantuan dari instruktur yang berpengalaman. Dengan bimbingan dari ahlinya, Anda bisa melakukan latihan tersebut dengan teknik dan porsi yang tepat. 

7. Akhiri dengan pendinginan 
Setelah berolahraga, otot menjadi kaku. Lakukan pendinginan dan peregangan untuk merelaksasi otot agar kembali dalam kondisi normal.

Semoga bermanfaat

Senin, 01 Juli 2013

Belajar Membaca Peta Topografi

Kontur adalah garis khayal untuk menggambarkan semua titik yang mempunyai ketinggian yang sama di atas atau di bawah permukaan datum tertentu yang disebut permukaan laut rata-rata. Kontur digambarkan dengan interval vertikal yang reguler. Interval kontur adalah jarak vertikal antara 2 (dua) garis ketinggian yang ditentukan berdasarkan skalanya. Besarnya interval kontur sesuai dengan skala peta dan keadaan di muka bumi. Interval kontur selalu dinyatakan secara jelas di bagian bawah tengah di atas skala grafis.


Kontur biasanya digambar dalam bentuk garis-garis utuh yang kontinyu (biasanya berwarna cokelat atau oranye). Setiap kontur keempat atau kelima (tergantung pada intervalnya) dibuatlah indeks, dan digambarkan dengan garis yang lebih tebal. Kontur indeks dimaksudkan untuk membantu pembacaan kontur dan menghitung kontur untuk menentukan tinggi. Angka (ketinggian) kontur diletakkan pada bagian kontur yang diputus, dan diurutkan sedemikian rupa agar terbaca searah dengan kemiringan ke arah atas (lebih tinggi).
Pada daerah datar yang jarak horisontalnya lebih dari 40 mm sesuai skala peta dibuat garis kontur bantu. Kontur bantu ini sangat berarti terutama jika ada gundukan kecil pada daerah yang datar. Kontur bantu digambar pada peta berupa garis putus-putus untuk membedakan dengan kontur standar.


Bentuk Kontur
Bentuk suatu kontur menggambarkan bentuk permukaan lahan yang sebenarnya. Kontur-kontur yang berdekatan menunjukkan kemiringan yang terjal, kontur-kontur yang berjauhan menunjukkan kemiringan yang landai. Jika kontur-kontur itu memiliki jarak satu sama lain secara tetap, maka kemiringannya teratur.

Beberapa catatan tentang kontur sebagai berikut:
  1. Kontur adalah kontinyu (bersinambung). Sejauh mana pun kontur berada, tetap akan bertemu kembali di titik awalnya. Perkecualiannya adalah jika kontur masuk ke suatu daerah kemiringan yang curam atau nyaris vertikal, karena ketiadaan ruang untuk menyajikan kontur-kontur secara terpisah pada pandangan horisontal, maka lereng terjal tersebut digambarkan dengan simbol. Selanjutnya, kontur-kontur akan masuk dan keluar dari simbol tersebut.
  2. Jika kontur-kontur pada bagian bawah lereng merapat, maka bentuk lereng disebut konveks (cembung), dan memberikan pandangan yang pendek. Jika sebaliknya, yaitu merenggang, maka disebut dengan konkav (cekung), dan memberikan pandangan yang panjang.
  3. Jika pada kontur-kontur yang berbentuk meander tetapi tidak terlalu rapat maka permukaan lapangannya merupakan daerah yang undulasi (bergelombang).
  4. Kontur-kontur yang rapat dan tidak teratur menunjukkan lereng yang patah-patah. Kontur-kontur yang halus belokannya juga menunjukkan permukaan yang teratur (tidak patah-patah), kecuali pada peta skala kecil pada umumnya penyajian kontur cenderung halus akibat adanya proses generalisasi yang dimaksudkan untuk menghilangkan detil-detil kecil (minor).


Kenampakan yang tidak berubah dengan penggambaran kontur adalah bukit dan lembah. Bentuk permukaan lahan tidak berubah cukup berarti meskipun ada bangunan gedung, jalan, pemotongan pepohanan (hutan atau perkebunan). Penafsiran yang benar terhadap bentuk permukaan lahan membutuhkan latihan, praktek dan pengalaman yang memadai di lapangan.

Semoga bermanfaat

sumber