Kamis, 31 Januari 2013

Teknik Survival Di Hutan


Kegiatan di alam bebas adalah kegiatan yang bersifat menyenangkan, karena kita bisa melihat, menikmati, mengagumi dan belajar tentang alam ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa. Alasan melakukan kegiatan di alam bebas antara lain sebagai sarana olahraga (sport), favorit (hobby), pendidikan (education), penelitian (research), pelatihan (training) atau sekedar bersantai (refreshing) menikmati keindahan alam. Kegiatan ini sangat beragam tergantung tujuannya, antara lain mendaki gunung (hiking), panjat tebing (rock climbing), penelusuran gua (caving), arung jeram (rafting), menyelam (diving), selancar (surfing) atau praktek / praktikum lapangan di alam bebas.

Hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan kegiatan di alam bebas adalah persiapan dan perencanaan kegiatan yang matang, meliputi persiapan alat / perlengkapan, kesehatan dan kondisi fisik, biaya selama kegiatan dan data informasi mengenai lokasi, jalur, medan serta cuaca. Kemanapun lokasi yang kita tuju, apapun jenis medan yang dilalui, seberapa buruknya cuaca yang dihadapi atau seberapa besar hambatan yang datang, bukanlah suatu masalah yang berarti jika dibekali dengan persiapan dan perencanaan yang matang. Sebaliknya bila tidak dipersiapkan dan direncanakan secara matang, maka akan menyebabkan kondisi darurat, sehingga memaksa kita harus bertahan hidup (survival) sebelum mendapatkan pertolongan atau keluar dari situasi dan kondisi yang tidak diharapkan tersebut. Pengetahuan tentang survival sangat diperlukan bagi orang yang biasa beraktivitas di alam bebas sebagai "senjata" yang bisa digunakan pada saat terdesak menghadapi kondisi darurat.

PERSIAPAN DAN PERENCANAAN KEGIATAN
Persiapan dan perencanaan kegiatan di alam bebas harus disesuaikan dengan jenis dan tujuan kegiatan yang akan dilakukan. Dengan persiapan dan perencanaan yang matang akan mengurangi resiko buruk yang mungkin timbul selama kegiatan, antara lain iklim / cuaca yang ekstrim, medan yang sulit dilewati atau sumber air yang kurang. Kondisi-kondisi tersebut harus diantisipasi sedini mungkin dengan persiapan fisik, mental, keterampilan (skill) dan data informasi. Sebelum melakukan kegiatan di alam bebas harus mempersiapkan dan merencanakan kegiatan dengan baik terutama informasi jalur, medan dan cuaca, kesehatan dan kondisi fisik, biaya perjalanan, kelengkapan identitas diri serta perlengkapan pakaian dan logistik.
Perencanaan kegiatan akan mempermudah mengorganisir kegiatan yang akan dilakukan, dengan mengeliminasi kemungkinan resiko buruk yang mungkin terjadi.

Perencanaan tersebut harus berdasar kepada "Pedoman 5 W +
1 H "yaitu Who, What, Why, When, Where dan How.
  1. Who, siapa yang mengadakan kegiatan, dengan siapa kita pergi, siapa yang jadi pemimpin (leader) dan siapa yang paling berpengalaman di lapangan.
  2. What, apa jenis kegiatannya, apa tujuannya, apa hambatannya, apa yang akan dilakukan dan perlengkapan apa yang harus dibawa.
  3. Why, mengapa kita harus ikut dan mengapa memilih kegiatan tersebut.
  4. When, kapan kegiatannya, berapa lama waktunya, siang atau malam dan pada musim apa kegiatan tersebut dilakukan.
  5. Where, dimana tempat kegiatannya, dimana tempat mencari bantuan terdekat.
  6. How, bagaimana mencapai lokasi kegiatan dan bagaimana menghadapi resiko buruk yang mungkin terjadi.
Dari semua persiapan yang dilakukan, ada satu hal yang paling penting untuk diperhatikan yaitu pengetahuan mengenai diri sendiri terutama daya fisik dan mentalnya. Usaha lain untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan adalah memberitahukan segala rencana kegiatan kita secara rinci kepada orang lain termasuk perubahan rencana di tengan jalan dengan menuliskan pada secarik kertas yang dibungkus plastik dan ditempelkan di pohon atau menyampaikan kepada pendaki lain.

PERLENGKAPAN dan pengepakan (PACKING)
Perlengkapan yang harus dipersiapkan tergantung kepada kebutuhan, tujuan, jenis dan lamanya kegiatan. Perlengkapan yang terlalu banyak akan membuat tidak efektif dan efisien, sedangkan perlengkapan yang terlalu sedikit tidak bisa memenuhi kebutuhan selama kegiatan. perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan di alam bebas terdiri dari perlengkapan pribadi, perlengkapan kelompok dan perlengkapan teknis.

1. Perlengkapan Pribadi
Perlengkapan pribadi adalah barang-barang perlengkapan untuk memenuhi semua kebutuhan pribadi tanpa mengandalkan orang lain, yaitu:
  1. Sepatu (harus kuat, lentur, aman / safety, nyaman, anti selip) dan kaos kaki (cukup tebal, kuat, nyaman dan terbuat dari wol atau sintetis)
  2. Pakaian lapangan (nyaman, tahan lama, cepat kering, melindungi tubuh dari berbagai kondisi lingkungan dan terbuat dari polyester atau polypropilena atau memenuhi 3 W yaitu wicking, warmth, water / wind proofing)
  3. Tas / ransel (kokoh, bahannya kuat, tahan air dan memiliki sabuk pinggang untuk mengurangi goyangan ransel)
  4. Ponco / rain coat
  5. Perlengkapan tidur (bersih, kering, hangat dan nyaman terdiri dari pakaian tidur, matras, kantong tidur / sleeping bag dan jaket / sweater)
  6. Perlengkapan mandi (handuk, sabun mandi, pasta gigi, sikat gigi dan shampo)
  7. Air minum dan makanan (harus cukup kualitas dan kuantitasnya)
  8. Alat navigasi (kompas, peta, altimeter dan GPS = Global Positioning System)
  9. Alat tulis (ballpoint, buku dan pensil)
  10. Perlengkapan penunjang (menunjang kegiatan yang dilakukan, seperti HT (handy talkie), HP (hand phone), pelindung pacet / gaithers, kelambu dan lainnya)
  11. Survival kit yang terdiri dari pisau serbaguna, alat pancing, jarum jahit, benang, tali jerat, gunting, cermin, peluit, kompas, ketapel, karet, lup, peniti, korek api dalam kemasan kedap air, makanan berkalori tinggi, senter, obat- obatan, radio komunikasi dan balon.
2. Perlengkapan Kelompok
Perlengkapan kelompok adalah barang-barang perlengkapan yang dibawa untuk memenuhi kebutuhan semua anggota kelompok, yaitu tenda, obat-obatan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaaan), peralatan masak dan makan, golok serta tali.

3. Perlengkapan Teknis
Perlengkapan teknis adalah perlengkapan yang digunakan untuk beraktivitas di alam bebas, tergantung jenis dan tujuan kegiatan. Perlengkapan kegiatan hiking berbeda dengan kegiatan caving, begitu juga dengan kegiatan yang lainnya.

4. Packing
Packing adalah pengepakan barang-barang yang sudah terdata dan pasti akan dimasukkan ke dalam ransel. Packing akan memudahkan pengambilan barang saat diperlukan, membagi titik berat pada ransel dan menjaga keseimbangan ransel sehingga tidak terlalu berat jika dibawa.

Prinsip packing adalah barang yang berat diletakkan di bagian atas ransel dan sedekat mungkin ke bagian tubuh, menempatkan barang yang penting dan sering digunakan pada tempat yang mudah dijangkau serta mengelompokkan barang-barang dan melindunginya dengan membungkusnya dalam plastik (trash bag). Prinsip memanfaatkan ruang yang ada di dalam ransel seefisien mungkin.

Buatlah daftar barang (checklist) dan periksa kembali pada saat barang dimasukkan ke ransel, untuk menghindari adanya barang yang tertinggal. Checklist merupakan petunjuk yang dapat membuat suatu prosedur yang teratur dan membangkitkan kepercayaan diri kepada pemula.

NAVIGASI DARAT
Navigasi adalah penentuan posisi dan arah perjalanan, baik di medan perjalanan atau di peta. Navigasi terdiri atas navigasi darat, sungai, pantai dan laut, namun yang umum digunakan adalah navigasi darat. Navigasi darat adalah ilmu yang mempelajari cara seseorang menentukan suatu tempat dan memberikan bayangan medan, baik keadaan permukaan serta bentang alam dari bumi dengan bantuan minimal peta dan kompas. Pekerjaan navigasi darat di lapangan secara mendasar adalah titik awal perjalanan (intersection dan resection), tanda medan, arah kompas, menaksir jarak, orientasi medan dan resection, perubahan kondisi medan dan mengetahui ketinggian suatu tempat.

1. Alat-alat navigasi terdiri dari:
  1. Kompas adalah alat untuk menentukan arah mata angin berdasarkan sifat magnetik kutub bumi. Arah mata angin utama yang bisa ditentukan adalah N (north = utara), S (south = selatan), E (east = timur) dan W (west = barat), serta arah mata angin lainnya yaitu NE (north east = timur laut) , SE (south east = tenggara), SW (south west = barat daya) dan NW (north west = barat laut). Jenis kompas yang umum digunakan adalah kompas SYLVA, kompas orientasi dan kompas bidik / prisma.
  2. Altimeter adalah alat untuk menentukan ketinggian suatu tempat berdasarkan perbedaan tekanan udara.
  3. Peta adalah gambaran sebagian / seluruh permukaan bumi dalam bentuk dua dimensi dengan perbandingan skala tertentu.
  4. Jenis-jenis peta terdiri dari peta teknis, peta topografi dan peta ikhtisar / geografi / wilayah. Bagian-bagian peta antara lain judul, nomor, koordinat, skala, kontur, tahun pembuatan, legenda dan deklinasi magnetis.
  5. GPS (Global Positioning System) adalah sistem radio-navigasi global yang terdiri dari beberapa satelit dan stasiun bumi. Fungsinya adalah menentukan lokasi, navigasi (menentukan satu lokasi menuju lokasi lain), tracking (memonitor pergerakan seseorang / benda), membuat peta di seluruh permukaan bumi dan menentukan waktu yang tepat di tempat manapun.
2. Menentukan arah tanpa alat navigasi
Selain menggunakan alat-alat navigasi, kita juga dapat menentukan arah mata angin dengan tanda-tanda alam dan buatan, yaitu:
  1. Tanda-tanda alam yaitu matahari, bulan dan rasi bintang
  2. Tanda-tanda buatan yaitu masjid, kuburan dan membuat kompas sendiri dari jarum / silet yang bermagnet dan diletakkan di atas permukaan air
  3. Flora dan fauna:
  • Tajuk pohon yang lebih lebat biasanya berada di sebelah barat
  • Lumut-lumutan Parmelia sp. dan Politrichum sp. biasanya hidup lebih baik (lebat) pada bagian barat pohon
  • Tumbuhan pandan hutan biasanya cenderung condong ke arah timur
  • Sarang semut / serangga biasanya terletak di sebelah barat pepohonan
3. Mencegah dan menanggulangi keadaan tersesat
Tersesat adalah hilangnya orientasi, tidak mengetahui posisi yang sebenarnya dan arah yang akan dituju. Hal tersebut biasanya disebabkan karena berjalan pada malam hari, tidak cukup sering menggunakan peta dan kompas dalam perjalanannya, tidak tahu
titik awal pemberangkatan di peta dan melakukan potong kompas.
hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah tersesat antara lain:
  • Selalu melapor kepada petugas terkait atau orang yang dipercaya mengenai tujuan perjalanan, lamanya dan jumlah anggota yang ikut
  • Selalu mengingat keadaan sekitar perjalanan berdasarkan kelima indera yang dimiliki
  • Tetaplah berada pada jalur yang telah ada dengan memberi petunjuk pada tiap persimpangan
  • Perhatikan objek yang mencolok seperti mata air, bukit, sungai atau gunung
  • Pada saat berjalan sekali-kali tengoklah ke arah belakang, ingatlah jalur tersebut jika dilihat dari arah berlawanan
  • Pelajari dengan benar alat-alat navigasi yang dibawa
  • Gunakanlah kompas sebelum tersesat
  • Belajar membaca tanda-tanda alam untuk menentukan arah mata angin
  • Jangan pernah percaya secara penuh kepada orang lain termasuk kepada pemimpin.
Pedoman yang bisa digunakan apabila tersesat adalah STOP, yaitu:
S = Seating, berhenti dan beristirahat dengan santai, hilangkan kepanikan
T = Thinking, berpikir secara jernih (logis) dalam situasi yang sedang dihadapi
O = Observation, melakukan pengamatan / observasi medan di lokasi sekitar, kemudian tentukan arah dan tanda-tanda alam yang dapat dimanfaatkan atau yang harus dihindari
P = Planning, buat rencana dan pikirkan konsekuensinya bila anda sudah memutuskan sesuatu yang akan Anda lakukan

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menanggulangi keadaan tersesat adalah:
  1. Membuat tempat berlindung (shelter) dari bahaya atau cuaca buruk
  2. Tetap tenang, tidak panik, berpikir jernih dan mencoba ingat jalur perjalanan
  3. Orientasi dapat dipermudah dengan menuju tempat yang tinggi / memanjat pohon
  4. Gunakan kompas dan peta (alat navigasi) atau indikator alam
  5. Buat petunjuk untuk mempermudah orang lain mencari keberadaan kita, misalnya dengan tulisan, peluit, asap, sinar atau berteriak
  6. Tetap bersama-sama dengan kelompok dalam kondisi apapun
  7. Memanfaatkan situasi dengan menunggu bala bantuan, mencari makanan, mencari air dan lainnya.

SURVIVAL

Survival berasal dari kata survive yang berarti bertahan hidup. Survival adalah berusaha mempertahankan hidup di alam bebas dari hambatan alam sebelum mendapatkan pertolongan. survival adalah suatu kondisi dimana seseorang / kelompok orang dari suatu kehidupan normal (masih sebagaimana direncanakan) baik tiba-tiba atau tanpa disadari masuk ke dalam situasi tidak normal (di luar garis rencananya). Orang yang melakukan survival disebut survivor. Survival yang biasa dilakukan yaitu di hutan / alam bebas sehingga disebut juga jungle survival. Survival terjadi karena adanya kondisi darurat yang disebabkan alam, kecelakaan, gangguan satwa atau kondisi lainnya.
Setiap huruf dari kata survival merupakan singkatan dari langkah-langkah yang ahrus kita ingat dan lakukan yaitu:
S: Size up the situation
U: Undue Haste makes waste
R: Remember where you are
V: Vanguish fear and panic
I: Improve
V: Value living
A: Act like the native
L: Learn basic skill
Secara umum aspek-aspek dalam kondisi survival dibagi tiga yang saling mempengaruhi dan berkaitan yaitu aspek psikologis (panik, takut, cemas, sepi, bingung, tertekan, bosan), aspek fisiologis (sakit, lapar, haus, luka, lelah) dan aspek lingkungan (panas, dingin, kering, hujan).

1. Komponen pokok survival terdiri atas:
  • Sikap mental berupa hati yang kuat untuk bertahan hidup, mengutamakan akal sehat, berpikir jernih dan optimis
  • Kondisi fisik yang fit dan kuat
  • Tingkat pengetahuan dan keterampilan
  • Pengalaman dan latihan
  • Perlengkapan berupa survival kit.
2. Langkah-langkah survival
  • Jika tersesat lakukan tindakan pedoman STOP (Seating, Thinking, Observation, dan Planning)
  • Lakukan pembagian tugas kepada anggota kelompok
  • Tetap berusaha mencari pertolongan
  • Hemat terhadap penggunaan makanan, minuman dan energi
  • Hindari dan jauhi masalah-masalah yang mungkin timbul yaitu dari diri sendiri, orang lain dan alam.
3. Kebutuhan dasar survival

a.Air
Kondisi fisik air bersih yang layak untuk diminum adalah tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. Sumber air antara lain mata air, sungai, air hujan, embun, tumbuhan (rotan, pisang, lumut, akar gantung, kantung semar), hasil kondensasi tumbuhan dan air galian tanah.

b. Makanan
Saat sumber makanan yang dibawa semakin berkurang, kita dapat
memanfaatkan sumber makanan dari alam berupa flora (tumbuhan) dan fauna
(hewan). Bagian tanaman yang dapat dimakan adalah buah, batang, daun dan akar
(umbi).
Hal yang harus diperhatikan dalam mengkonsumsi tumbuhan:
  • Hindari tumbuhan berwarna mencolok
  • Hindari tumbuhan bergetah putih, kecuali yang sudah dikenal aman dimakan
  • Mencoba mencicipi sedikit atau mengoleskan ke kulit. Biasanya tumbuhan yang berbahaya akan menimbulkan efek gatal, merah dan panas pada tubuh.
  • Variasikan makanan yang dimakan untuk menghindari akumulasi zat yang mungkin buruk bagi kesehatan
  • Jangan memakan tumbuhan yang meragukan untuk dimakan.
  • Hampir semua unggas dan ikan dapat dijadikan sumber makanan, begitu juga dengan beberapa jenis serangga, reptil dan mamalia. Kendala utama untuk mendapatkan hewan-hewan liar tersebut adalah cara menangkapnya. Oleh karena itu perlu membuat perangkap (trap) untuk mempermudah menangkap hewan liar tersebut.
c. Shelter
Shelter adalah tempat perlindungan sementara yang dapat memberikan kenyamanan dan melindungi dari kondisi panas, dingin, hujan dan angin. Shelter dapat menggunakan alam yang ada seperti gua, lubang pohon dan celah di batu besar. Selain itu dapat dibuat dari tenda, plastik dan ponco atau menggunakan bahan dari alam seperti daun-dauanan atau ranting.

d. Api
Api berguna untuk penerangan, meningkatkan semangat psikologis, memasak makanan dan minuman, menghangatkan tubuh, mengusir hewan buas membuat tanda / kode, dan rokok. Sumber api berasal dari korek api, lup / teropong, menggosok-gosokkan kayu dnegan kayu, membenturkan logam dengan logam atau batu.
Ada hal lain yang menentukan lamanya kita berada pada kondisi survival, yaitu keputusan apakah kita akan menetap (survival statis) atau bergerak keluar mencari bantuan (survival dinamis).

PENUTUP
Survival adalah berusaha mempertahankan hidup di alam bebas dari hambatan alam sebelum mendapatkan pertolongan. Survival terjadi karena adanya kondisi darurat yang sulit diprediksi / diperkirakan seperti disebabkan oleh alam, kecelakaan, gangguan
satwa atau kondisi lainnya. Persiapan dan perencanaan kegiatan adalah salah satu langkah untuk mengantasipasi kondisi darurat yang mungkin terjadi di lapangan. Hal ini termasuk peralatan / perlengkapan dan pengetahuan dasar tentang hidup. Namun hal yang paling menentukan adalah faktor diri sendiri.

Semoga bermanfaat

Sumber:
Tito Sucipto
Addy, S. 2002. Petunjuk Praktis Mendaki Gunung. Effhar. Semarang
Edwin, N. 1987. Mendaki Gunung: Sebuah Tantangan Petualangan. Aya Media
Pustaka. Jakarta.
Ismunandar, R. 1992. Olahraga Camping. Dahara Prize. Semarang.
Rimpala. 1994. Materi Pelatihan Dasar Rimpala. Rimbawan Pecinta Alam Fakultas
Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Rimpala. 1997. Makalah Kuliah Pengadaan Praktik Kerja Lapang (PKL) Mahasiswa
Fakultas Kehutanan IPB. Rimbawan Pecinta Alam Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Rimpala. 1998. Diktat Pendidikan dan Latihan Dasar Rimpala. Rimbawan Pecinta
Alam Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Rimpala. 2002. Diktat Pendidikan dan Latihan Dasar Rimpala. Rimbawan Pecinta
Alam Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Yudiawan, D. 2002. Panduan Praktis Berpetualangan di Alam Bebas: Cerdas dan
Tangkas Menjelajahi Alam Bebas.Puspa Swara. Bandung.

Sabtu, 26 Januari 2013

Navicula Membela Lingkungan Dengan Bahasa Rock ’N Roll


“Orangutan muda, rumahnya di belantara
Dijaga papa dan mama yang kemarin masih ada
Kini tiada
Orangutan muda diculik perambah rimba
Dibawa paksa ke kota, jadi hiburan manusia
Terpenjara.”

Demikian penggalan lirik salah satu lagu Navicula, band beraliran grunge psychedelic yang namanya diambil dari nama sejenis ganggang emas bersel satu berbentuk seperti kapal kecil.

Alih-alih membawakan lagu drama hidup atau konflik cinta seperti kebanyakan band anak muda masa ini, band asal Bali itu memilih menyuarakan isu lingkungan dengan musik rock ‘n roll mereka.

Keseriusan band yang dibentuk di Denpasar tahun 1996 itu menggarap isu lingkungan tidak terjadi baru-baru ini, saat semua orang berbicara tentang go green dan kata ramah lingkungan menjadi tren.


Band yang beranggotakan Robi (vokal, gitar), Dankie (gitar), Made (bas), dan Gembull (drum) itu sudah aktif dalam kegiatan sosial dan pelestarian lingkungan sejak tahun 1998.

Saat itu Navicula menuai kritik. Namun kritikan tak menghentikan langkah mereka.

“Kami banyak mendapat kritikan, ngapain sih kalian musisi kaya gitu, main musik ya main musik saja. Musik kalian tidak bisa dijual karena topiknya tidak populer bagi orang-orang. Tetapi kami memilih tetap konsisten,” kata sang vokalis, Gede Roby Supriyanto, yang biasa disapa Robi.

Band yang sempat bergabung dengan salah satu major label tahun 2003 itu bahkan kemudian memilih hengkang setelah merilis album keempat mereka, Alkemis, tahun 2005, untuk melanjutkan “perjuangan” menyelamatkan lingkungan melalui lagu-lagu tidak biasa mereka.

“Dulu kami kesulitan karena orang tidak begitu paham dengan apa yang kita omongin, tetapi kalau sekarang kesadaran publik sudah kuat,” kata Robi.

Robi, yang kebagian tugas membuat lirik lagu, mengisahkan awal Navicula konsisten membawa isu lingkungan dalam setiap lagu mereka.

Berlatarbelakang keluarga petani, Robi yang sejak kuliah aktif di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) bidang lingkungan merasa gerah dengan kerusakan lingkungan yang terjadi.

“Latar belakang saya kuat di lingkungan, saya hobi main musik juga, saya berpikir kenapa tidak disuarakan lewat musik karena anak muda perlu diinformasikan lewat bahasa yang mereka mengerti, bahasa rock n roll,” kata pria yang hingga kini bekerja di salah satu LSM lingkungan di Bali itu.

“Saya bersyukur karena mereka (personel Navicula lainnya) mendukung topik ini. Dan bagaimana pun juga Navicula itu sebuah band, kami perlu musik yang bagus, meskipun isu bagus kalau musik tidak bagus ya sama saja bohong,” tambahnya.

Lirik kuat dan musik berkualitas, menurut Robi, membuat Navicula mempunyai karakter tersendiri.

Navicula yang sebelumnya memainkan lagu-lagu bertema humanis, perdamaian, kebebasan dan kritik-kritik sosial akhirnya memutuskan untuk konsisten mengangkat tema-tema sosial dan lingkungan dan mengepakkan sayap untuk berkampanye dari panggung ke panggung.

“Setiap orang bisa berkontribusi di bidang mereka, seperti Navicula lewat musik, membuat lagu, kampanye dari panggung ke panggung. Itu yang bisa kami kontribusikan,” ujar Robi, yang aktif mengkampanyekan sistem Urban Farming di Bali.

Aktivitas Navicula dalam kegiatan sosial dan kampanye pelestarian lingkungan membuat mereka mendapat sebutan The Green Grunge Gentlemen.

Tak Berhenti

Kini 16 tahun sudah Navicula bermusik dan akhir tahun ini berencana merilis album ketujuh. Dan mereka Navicula masih aktif dalam berbagai kegiatan kampanye LSM lingkungan, tak berniat berhenti.

Band itu ikut berkampanye menolak penggunaan tas plastik di swalayan, pembangunan rumah aman gempa, serta perlindungan lahan gambut dan hewan-hewan langka Sumatra bersama Yayasan Ekosistem Lestari.

Mereka juga terlibat dalam kampanye “Kepak Sayap Enggang” yang dilakukan organisasi kampanye lingkungan global, Greenpeace, menyaksikan kerusakan hutan Borneo dengan melintasi tiga provinsi di Kalimantan.

Mereka juga terlibat dalam kampanye moratorium Bali Selatan bersama Walhi Bali yang akhirnya melahirkan lagu “Pantai Mimpi” pada 2009 lalu.

Lagu itu ditulis sebagai bentuk perlawanan terhadap privatisasi dan penghancuran pantai-pantai di Bali, utamanya memboikot pengembangan Pantai Dreamland di daerah Bukit, Jimbaran.

“Atau kadang-kadang teman-teman LSM suka izin minta lagu kami untuk kampanye mereka, kami pasti kasih saja secara gratis, silakan, karena tujuan kita memang untuk kampanye juga,” jelas Robi.

Lagu-lagu mereka pun tetap menyuarakan kritik pada aksi-aksi merusak lingkungan dan ajakan untuk menyelamatkan Bumi.

Sebut saja lagu “Over Konsumsi” yang ditujukan untuk mengetuk hati konsumen untuk ikut bertanggung jawab mencegah krisis lingkungan. Atau “Metropolutan” yang menceritakan degradasi lingkungan, “Zat Hijau” yang bicara tentang reboisasi serta “Kali Mati” yang menuturkan tentang pelestarian sungai.

“Sejak 2010 kami konsentrasi pada isu deforestasi karena isu itu menjadi masalah yang krusial,” ujar Robi.

Dan kini keluar tiga single “Orangutan”, “Harimau! Harimau!” dan “Refuse to Forget” yang lebih menyentuh pada konflik sosial.

“Karena isu lingkungan akhirnya berkaitan dengan konflik sosial, konflik masyarakat. Kita juga peduli pada isu krusial lainnya,” tambah Robi.

Area jelajah Navicula pun kini mulai meluas ke ranah internasional. Kesungguhan mereka menyampaikan pesan lingkungan membawa mereka ke festival internasional Envol et Macadam di Quebec, Kanada.

Video “Orangutan” mereka menjadi juara dalam kompetisi Planetrox untuk mewakili Indonesia di festival tahunan alternative rock, punk, dan metal terbesar di Kanada itu.

“Akhirnya kami langsung lanjut tur dari Quebec hingga Toronto tentu saja sekalian berkampanye. Kebetulan produser kami dari Amerika, dan lagu-lagu terbaru kebanyakan liriknya berbahasa Inggris. Kami ingin membawa isu lingkungan di Indonesia ke dunia,” kata Robi.

Setelah merilis album Self Protrait (1999), K.U.T.A. Keep Unity Through Art (2002), Navicore Neo Rock Club (2003), Alkemis (2005), Beautiful Rebel (2007), dan Salto (2009), Navicula akan merekam lagu di Record Plant Studio, Hollywood, akhir November nanti.

Mereka akan terus melantunkan tembang-tembang tentang isu sosial dan lingkungan, menawarkan solusi lewat lagu-lagu rock ‘n roll berlirik kritis.

“Kami tertarik untuk membahas konflik sosial, bagaimana masyarakat adat harus mempertahankan lahan mereka dari pembangunan yang tidak bertanggungjawab. Dan tidak hanya bicara masalah saja, kami juga ingin ngomong soal solusi dari lagu-lagu kami kedepan sehingga bisa menjadi inspirasi,” demikian Robi.

Kamis, 17 Januari 2013

Kabut Keabadian


Terbang menuju tempat ketinggian
dengan semua angin kebebasan
lenyap untuk selamanya
bersama kabut keabadian

Terbang menuju tempat ketinggian
meninggalkan semua kehidupan
perlihatkan segala keinginan
dan hilang tanpa bayangan"

Kalimat di atas adalah sepenggal lirik lagu dari band bawah tanah HELL GOD yang berjudul kabut keabadian. Bagi kalian yang sering mendaki gunung atau beraktifitas diluar lapangan lainnya pasti sering menjumpai dan bercengkrama dengan kabut. Nah kali ini saya akan memberi sedikit informasi tentang jenis-jenis kabut yang sering terjadi di sekitar lingkungan anda.

Kabut adalah kumpulan tetes-tetes air yang sangat kecil yang melayang-layang di udara. Kabut mirip dengan awan, kecuali bahwa awan tidak menyentuh permukaan bumi, sedangkan kabut menyentuh permukaan bumi.

Kabut terbentuk dari uap air yang berasal dari tanah yang lembab, tanaman-tanaman, sungai, danau, dan lautan. Uap air ini berkembang dan menjadi dingin ketika naik ke udara. Udara dapat menahan uap air hanya dalam jumlah tertentu pada suhu tertentu. Udara pada suhu 30º C dapat mengandung uap air sebangyak 30 gr uap air per m³, maka udara itu mengandung jumlah maksimum uap air yang dapat ditahannya. Volume yang sama pada suhu 20º C udara hanya dapat menahan 17 gr uap air. Sebanyak itulah yang dapat ditahannya pada suhu tersebut. Udara yang mengandung uap air sebanyak yang dapat dikandungnya disebut udara jenuh.


Ketika suhu udara turun dan jumlah uap air melewati jumlah maksimum uap air yang dapat ditahan udara, maka sebagian uap air tersebut mulai berubah menjadi embun. Kabut akan hilang ketika suhu udara meningkat dan kemampuan udara menahan uap air bertambah. Menurut istilah yang diakui secara internasional, kabut adalah embun yang mengganggu penglihatan hingga kurang dari 1 Km.

Ada 4 macam jenis kabut ialah;
1. Kabut Advection
2. Kabut Frontal
3. Kabut Radisi
4. Kabut Gunung

Kabut Advection adalah kabut yang terbentuk dari aliran udara yang melalui suatu permukaan yang memiliki suhu yang berbeda. Salah satu contoh kabut ini adalah kabut Laut yang terjadi ketika udara yang basah dan hangat mengalir di atas suatu permukaan yang dingin. Kabut laut sering muncul di sepanjang pesisir pantai dan di tepi-tepi danau.


Salah satu jenis yang lain dari Kabut Advection disebut Kabut Uap. Kabut ini terbentuk dari aliran udara dingin yang melalui air hangat. Uap air dari hasil penguapan permukaan air secara terus menerus, bertemu dengan udara dingin. Ketika udara mencapai titik jenuh, maka kelebihan uap air secara cepat mengembun menjadi kabut yang berasal dari penguapan permukaan air. Kabut Uap sering muncul pada saat udara dingin bertiup di atas danau yang luas dan bertiup diatas danau yang hangat.

Kabut Frontal terbentuk melalui suatu pertemuan antara dua masa udara yang berbeda temperaturnya. Kabut ini terbentuk ketika hujan turun dari masa udara yang hangat ke dalam masa udara yang dingin tempat uap air menguap. Dengan demikian akan menyebabkan uap air pada udara dingin melampau titik jenuh.


Kabut Radisi terbentuk pada malam yang tenang dan bersih, ketika tanah memancarkan kembali panas ke dalam udara. Satu lapis kabut terbentuk di seluruh permukaan tanah, dan secara bertahap bertambah menjadi tebal. Kabut Radiasi sering muncul di lembah-lembah yang dalam.

Kabut Gunung terbentuk ketika uap air bergerak menuju ke atas melewati lereng-lereng gunung. Udara dingin bergerak ke atas lereng sampai tidak sanggup menahan uap air. Titik-titik kabut kemudian terbentuk di sepanjang lereng gunung.

Nah itu adalah jenis-jenis kabut yang sering dijumpai disekitar Anda. Salam Lestari

Semoga bermanfaat

Sumber: Artikel dan Gambar dari berbagai sumber di internet

Sabtu, 05 Januari 2013

Materi Outbound


Definisi Outbound

Outbound adalah kegiatan di alam terbuka. Outbound juga dapat memacu semangat belajar. Outbound merupakan sarana penambah wawasan pengetahuan yang didapat dariserangkaian pengalaman berpetualang sehingga dapat memacu semangat dan kreativitasseseorang. Oleh karena itu, Kimpraswil menyatakan bahwa outbound adalah usaha olah diri (olah pikir dan olah fisik) yang sangat bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan motivasi, kinerja dan prestasi dalam rangka melaksanakan tugas dan kepentingan organisasi secara lebih baik Kegiatan outbound berawal dari sebuah pengalaman sederhana seperti bermain . Bermain juga membuat setiap anak merasa senang, dan bahagia. Dengan bermain anak dapat belajar menggali dan mengembangkan potensi, dan rasa ingin tahu serta meningkatkan rasa percaya dirinya. Oleh karena itu, bermain merupakan fitrah yang dialami setiap anak.

Pengalaman adalah guru dalam proses pembelajaran secara alami. Misalnya, seorang anak mengalami proses alami bermain. Hal itu dalam rangka menambah dan mengembangkan pengetahuan dari setiap pengalamannya. Jadi, tidak menutupkemungkinan siapapun berhak bermain baik anak-anak, remaja, orang dewasa atau orang tua. Karena belajar dari sebuah pengalaman dalam aktivitas bermain dijadikan sebagai sarana pembelajaran yang menyenangkan yang dapat dilakukan di ruang terbuka atau tertutup.

Berdasarkan latar belakang tersebut outbound merupakan perpaduan antara permainan- permainan sederhana, permainan ketangkasan, dan olah raga, serta diisi dengan petualangan-petualangan. Hal itu yang akhirnya membentuk adanya unsur-unsur ketangkasan, dan kebersamaan serta keberanian dalam memecahkan masalah. Sepertihalnya Iwan menegaskan bahwa "permainan yang disajikan dalam outbound memang telah disusun sedemikian rupa, sehingga bukan hanya psikomotorik (fisik) peserta yang'tersentuh 'tapi juga afeksi (emosi) dan kognisi (kemampuan berpikir)

Manfaat dan Tujuan Outbound

Kegiatan belajar di alam terbuka seperti outbound bermanfaat untuk meningkatkan keberanian dalam bertindak maupun berpendapat. Kegiatan outbound membentuk pola pikir yang kreatif, serta meningkatkan kecerdasan emosional dan spiritual dalam berinteraksi. Kegiatan ini akan menambah pengalaman hidup seseorang menuju sebuah pendewasaan diri.

Pengalaman dalam kegiatan outbound memberikan masukan yang positif dalam perkembangan kedewasaan seseorang. Pengalaman itu mulai dari pembentukan kelompok. Kemudian setiap kelompok akan menghadapi bagaimana cara berkerja sama. Bersama-sama mengambil keputusan dan keberanian untuk mengambil risiko. Setiap kelompok akan meng-hadapi tantangan dalam memikul tanggung yang harus dilalui.

Tujuan outbound secara umum untuk menumbuhkan rasa percaya dalam diri gunamemberikan proses terapi diri (mereka yang berkelainan) dalam berkomunikasi, dan menimbulkan adanya saling pengertian, sehingga terciptanya saling percaya antar sesama. Ancok pun menegaskan dalam bukunya Outbound Management Training (2003: 3) bahwa: Metode pelatihan di alam terbuka juga digunakan untuk kepentingan terapi kejiwaan (lihat Gass, 1993). pelatihan ini digunakan untuk meningkatkan konsep diri anak-anak yang nakal, anak pencandu narkotika, dan kesulitan di dalam hubungan sosial. Metode yang sama juga digunakan untuk memperkuat hubungan keluarga ber-masalah dalam program family therapy (terapi keluarga). 

Afiatin (2003) dalam penelitian disertasinya telah menggunakan pelatihan outbound untuk penangkalan pengguna obat terlarang (narkoba). Dalam penelitiannya Afiatin menemukan bahwa penggunaan metode outbound mampu meningkatkan ketahanan terhadap godaan untuk menggunakan narkoba. Selain itu dilaporkan pula oleh Afiatin, penelitian yang dilakukan oleh Johnson dan Johnson bahwa kegiatan di dalam outbound training dapat meningkatkan perasaan hidup bermasyarakat (sense of community) diantara para peserta pelatihan.  

Tujuan outbound menurut Adrianus dan Yufiarti, dalam jurnal Memupuk Karakter Siswa melalui Kegiatan Outbound (2006: 42) adalah untuk:
  1. mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri siswa;
  2. berekspresi sesuai dengan caranya sendiri yang masih dapat diterima lingkungan;
  3. mengetahui dan memahami perasaan, pendapat orang lain dan menghargai perbedaan;
  4. membangkitkan semangat dan motivasi untuk terus terlibat dalam kegiatan-kegiatan;
  5. lebih mandiri dan bertindak sesuai dengan keinginan;
  6. lebih empati dan sensitif dengan perasaan orang lain;
  7. mampu berkomunikasi dengan baik;
  8. mengetahui cara belajar yang efektif dan kreatif;
  9. memberikan pemahaman terhadap sesuatu tentang pentingnya karakter yang baik;
  10. menanamkan nilai-nilai yang positif sehingga terbentuk karakter siswa sekolah dasar melalui berbagai contoh nyata dalam pengalaman hidup;
  11. mengembangkan kualitas hidup siswa yang berkarakter;
  12. menerapkan dan memberi contoh karakter yang baik kepada lingkungan.

Manfaat psikologis


Pelaksanaan outbound selalu dilaksanakan dengan aktifitas petualangan di alam terbuka, maka fitur utamanya: adanya resiko yang nyata dalam kegiatan, tantangan yang ada bukan merupakan aktifitas yang dilakukan oleh orang umum, dan kegiatan outbound mengandung ketidakpastian yang tinggi.

Pengalaman yang didapat dalam kegiatan outbound:
  • Pengalaman menghadapi tantangan yang beresiko
  • Pengalaman mengelola takut yang bergejolak
  • Pengalaman mengelola stress dalam diri
  • Pengalaman mengukur kemampuan diri
  • Pengalaman menumbuhkan keberanian mencoba sesuatu yang baru
  • Pengalaman mendapatkan keberhasilan melewati tantangan
Pengalaman diatas akan terekam dan teringat dipikirannya dalam rentang waktu yang lama dan berdampak positif secara psikologis, antara lain:
  • Menumbuhkan rasa percaya diri
  • Meningkatkan pemahaman tentang konsep diri
  • Meningkatkan harga diri (Self efficacy)
  • Meningkatkan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan baru
  • Meningkatkan keberanian untuk menguji kemampuan diri
  • Memberikan sensasi positif saat mencoba hal baru

Manfaat sosiologis

Pelaksanaan outbound selalu melibatkan beberapa orang atau kelompok. Sehingga ada pengalaman berinteraksi dengan orang lain dalam menghadapi tantangan yang sama, pengalaman itu antara lain:
  • Pengalaman dibantu teman saat dalam kesulitan
  • Pengalaman berkomunikasi dengan teman baru
  • Pengalaman saat harus berbagi dengan teman lain
  • Pengalaman harus bekerja secara kelompok 
  • Pengalaman saat mendapat apresiasi positif dari teman
  • Pengalaman saat mendapat dukungan dari teman
  • Pengalaman saat mendapat masukan dari teman
Pengalaman-pengalaman diatas berdampak sosiologis, antara lain:
  • Mengembangkan sikap peduli pada orang lain
  • Mengembangkan kemampuan komunikasi
  • Mengembangkan rasa memiliki
  • Mengembangkan kemapuan untuk memberi umpan balik positif 
  • Mengembangkan kemampuan untuk membangun persahabatan
  • Mengembangkan kemampuan untuk mengendalikan diri

Manfaat edukasional

Pelaksanaan outbound yang bebasis alam akan dijadikan media implementasi pengetahuan teori yang di dapat peserta outbound, sehingga timbul pengalaman:
  • Pengalaman menjaga kebersihan lingkungan bermain
  • Pengalaman menanam pohon untuk menjaga kelestarian
  • Pengalaman menyelesaikan masalah dalam permainan
  • Pengalaman diskusi tentang perjalanan kegiatan outbound
  • Pengalaman membuat perencanaan sebelum kegiatan
  • Pengalaman presentasi akhir tentang hasil kegiatan
  • Pengalaman refleksi tentang permainan
Pengalaman diatas meberi  manfaat edukasional, yang meliputi ketrampilan dan pengetahuan dengan hal-hal berikut di bawah ini:
  • Mengembangkan pengetahuan tentang pendidikan outdoor 
  • Meningkatkan pengetahuan tentang konservasi alam
  • Meningkatkan kesadaran pentingnya daya dukung lingkungan dalam kehidupan
  • Meningkatkan tanggung jawab dalam melestarikan lingkungan
  • Mengembangkan kemampuan dalam memecahkan masalah
  • Mengembangkan penguasaan akademis
  • Meningkatkan kesadaran dan klarifikasi nilai kehidupan

Manfaat phisikal

Pelakasanaan kegiatan diluar ruang dapat dipastikan membutuhkan aktifitas fisik yang lebih besar, sehingga memberikan rangsangan belajar yang lebih optimal:
  • Pengalaman menyelesaikan tantangan permainan tali
  • Pengalaman menyelesaikan trekking
  • Pengalaman menjaga kebugaran tubuh
  • Pengalaman mengelola kelelahan tubuh
Dari pengalaman diatas, peserta diharapkan akan mendapatkan manfaat dan hasil positif dari kegiatan outbound, antara lain:
  • Meningkatkan kesegaran jasmani
  • Mengembangkan ketrampilan organ tubuh
  • Mengembangkan kekuatan tubuh
  • Melatih kemampuan koordinasi gerak tubuh
  • Memberikan porsi latihan tambahan
  • Mengembangkan keseimbangan tubuh

Manfaat spiritual

Manusia diciptakan Tuhan dilengkapi dengan Akal, Hati dan Nafsu. Akal, adalah materi organik yang berdaya logis. Materi bekerja untuk memilih, menganalisa, membandingkan informasi dari obyek nyata, kejadian, dan lain-lain. Secara umum fungsi dari akal adalah:
  • Menggali pengetahuan dengan nalar
  • Menyimpan pengetahuan
  • Menyimpulkan hal yang belum diketahui dengan pengetahuannya
  • Menggabungkan berbagai informasi menjadi informasi baru
Hati, merupakan materi organik yang berdaya emosi, materi ini bekerja melanjutkan suara yang berasal dari ruh, berpihak pada hal yang baik dan memutuskan untuk berprilaku. Fungsi hati:
  • Menggali pengetahuan dengan daya cita rasa
  • Menjadi pusat kesadaran moral
  • Menjadi pusat kesabaran
  • Menjadi pusat kekuatan dari Tuhan 
Nafsu, komponen yang ada dalam diri manusia yang memiliki kekuatan untuk mendorong melakukan sesuatu atau tidak. Karena itu manusia selalu dalam pengaruh dandorongan untuk melakukan sesuatu atau dorongan untuk menghindari sesuatu. Contoh dorongan untuk melakukan sesuatu:
  • Menjadi seorang yang berprestasi
  • Menjadi seorang kepala
  • Menjadi seorang yang terbaik 
Contoh dorongan untuk menghindari sesuatu:
  • Malas
  • Boros
  • Curang
  • Tidak mau mematuhi peraturan
Kaitannya dengan aktifitas outbound, ketiga materi (akal, hati dan nafsu) memiliki peran berupa pengalaman:
  • Muncul pengetahuan baru, pemahaman baru, ide atau inspirasi baru, dari hasil kerjaa kal. Contoh: Pemahaman tentang kenapa alam diciptakan untuk manusia?
  • Munculnya rasa keberanian, ketakutan, cinta, kebencian, kegembiraan, contoh: Tumbuhnya rasa cinta dan peduli dengan lingkungan 
  • Munculnya keinginan untuk berperan dalam menjaga kelestarian alam
  • Munculnya keinginan untuk berperan mengurangi polusi yang merusak kelestarian lingkungan 
Dari pengalaman diatas, peserta diharapkan akan mendapatkan manfaat secara spiritual dari hasil positif mengikuti kegiatan outbound, antara lain:
  • Meningkatkan keinginan selalu berbuat sebaik mungkin pada diri sendiri maupun oranglain
  • Meningkatkan sikap berani, tangguh dan pantang menyerah dalam menghadapi setiap masalah yang ada
  • Selalu memiliki kesadaran bahwa apapun kesuksesan yang didapatnya selalu karena atas keterlibatan dan kemurahan Tuhan
Outbound merupakan kegiatan yang berbasis petualangan di alam bebas dengan menunjang 3 aspek: kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik (tindakan), yang kemudian diharapkan akan memotivasi keberhasilan seseorang.
Keberhasilan seseorang ditentukan oleh:
  • 45% attitude (sikap / moral)
  • 10% knowledge (pengetahuan)
  • 20% practice (praktek)
  • 25% skill (ketrampilan)
Outbound sebagai metodologi akan berjalan efektif bila mengacu pada:
  • perkembangan psikomotorik (tindakan)
  • perkembangan intelektual
  • perkembangan emosional

Sekilas Outbound

Pendidikan di alam (berbasis adventure) sudah dikenal orang sejak sebelum masehi, misal: mobilisasi para prajurit kerajaan. Namun baru tahun 1940-an, secarasistematis model ini diterapkan untuk pengembangan manajemen. Hal ini dirintis olehKurt Hahn, pendidik berkebangsaan Jerman.

Pelatihan Outdoor pertama ini dilaksanakan selama 28 hari di tahun 1942, untuk para pelaut muda. Dan akhirnya kegiatan ini memberikan inspirasi lembaga pelatihan sedunia, untuk menyelenggarakan kegiatan pengembangan SDM yang kemudian pendekatan ini dikenal dengan "OUTBOUND MANAGEMENT TRAINING".

Keunggulan Outbound

Aktifitas outbound sebagai model pengembangan SDM, memiliki keuntungan berikut:

1. Tantangan nyata.
Dengan tantangan nyata maka resiko yang dihadapi juga nyata. Sehingga peserta akantermotivasi untuk menjalankan aktifitas dengan serius dan melibatkan seluruh potensi pikiran, perasaan dan tindakan,

2. Sangat lama diingat.
Outbound, merupakan aktifitas yang bernuansa petualangan yang tidak biasa dilakukan.Karena merupakan pengalaman baru maka dampak aktifitas itu akan teringat lama.

3. Berbagi pengalaman.
Setelah mengalami tantangan, peserta diajak untuk mengungkapkan perasaannya, sehingga peserta akan berlatih berbagi pengalaman.

4. Suasana belajar informal.
Outbound dikemas dalam bentuk permainan, sehingga tidak terkesan belajar formal.Peserta tidak belajar dari trainer, tetapi belajar dari pengalaman sendiri & amp; orang lain.

Manfaat Outbound

Pelaksanaan outbound secara umum akan bermanfaat sebagai berikut:

1. Mengungkap masalah sikap & amp; perilaku.
Kegiatan outbound bisa mengungkap problem sikap dan perilaku individu maupunkelompok. Pengungkapan ini akan membangun kesadaran baru sekaligus upaya perbaikan.

2. Mengembangkan kemampuan komunikasi.
Outbound bisa digunakan untuk mengembangkan kemampuan komunikasi. Karenaseluruh aktifitasnya tidak mungkin diselesaikan secara individual atau tanpa keterlibatanorang lain.

3. Mengembangkan kemampuan refleksi.
Outbound bisa digunakan untuk mengembangkan kebiasaan refleksi terhadap pengalaman yang terjadi. Ini disebabkan, dalam aktifitas outbound nilai pembelajaran ituharus digali melalui refleksi.

4. Mengembangkan lingkungan sosial yang positif.
Kegiatan outbound bisa digunakan untuk mengembangkan lingkungan kerja menjadilebih positif. Hal ini dikarenakan selama outbound, peserta merasakan suatu hubungan "lain dari biasanya". Sehingga pengalaman yang positip itu bisa dikembangkan di tempatkerja.

Penyelenggara Outbound

... .. Adalah lembaga pengembangan sikap dan perilaku yang memberikan layanan pelatihan dan pengembangan SDM. Didukung sarana dan kemampuan skill penyelenggaraan pelatihan, lembaga ini menghadirkan program yang berbasis aktivitasoutbound. Dalam pelaksanaannya, program bisa dilaksanakan secara penuh diluar ruangmaupun kombinasi antara kegiatan diluar ruang maupun didalam ruang.

Aktivitas Outbound

Outbound di ...... .. meliputi kegiatan berikut:
  1. Rope course: yaitu kegiatan petualangan di pegunungan atau hutan untuk mengujikeberanian menghadapi tantangan secara individual (High Rope) maupun tantangan secara kelompok (low rope). Dalam kegiatan ini media utama yang digunakan adalah tali temali yang disajikan antar pohon atau dipegang peserta lain.
  2. Hiking: yaitu kegiatan petualangan di pegunungan yang membutuhkan ketangguhan & amp; kemampuan fisik untuk berjalan mencapai ketinggian bukit.
  3. Trekking: kegiatan di pegunungan atau hutan seperti hiking namun lebih memerlukankesiapan mental untuk pantang menyerah, karena tantangan trekking adalah perjalanan panjang yang membutuhkan ketangguhan fisik dan mental.
  4. Camping: kegiatan petualangan di hutan atau pegunungan yang menuntut kemampuan beradaptasi dengan lingkungan alam, dan melatih kemampuan diri untuk menghadapi perubahan situasi dan kondisi yang tidak menentu.
  5. Orienteering: kegiatan petualangan di hutan atau pegunungan yang memadukanketangguhan seseorang menghadapi tantangan dan kecepatan kreativitasnya dalammenyelesaikan persoalan yang ada.
  6. Paint Ball: kegiatan simulasi peperangan di hutan yang mengharuskan pesertanyauntuk mengatur strategi dan pembagian peran tim yang kompak.
  7. Building Raft: kegiatan petualangan di air (pantai, danau atau sungai) yang dalam solusi tantangan membutuhkan kerjasama tim yang solid.
  8. Fun Outdoor activity: kegiatan petualangan di air atau hutan yang bernuansa rekreasiuntuk mengenal alam lebih dekat dan berolah raga melepaskan dari kerutinan aktivitas sehari-hari.

Tahapan Outbound

Outbound ................, Dilaksanakan dengan tahapan berikut:
  1. Briefing. Pada sesi ini dijelaskan hal penting yang mencakup: tantangan yang akan dihadapi, konsekuensi riil yang ada meliputi resiko dan ketidak-pastian, proses belajar yang terjadidengan melibatkan pikiran, perasaan dan fisik.
  2. Outbound Activities. Dalam sesi ini, peserta akan menjalankan sebuah jaringan skenario Outbound dengandipandu fasilitator.
  3. de-Briefing. Adalah sesi untuk mengambil pelajaran dari pengalaman yang telah dilalui. Yaitudengan cara refleksi dan mengaitkan pengalaman itu dengan aktifitas keseharian (ditempat kerja).
  4. Tindak lanjut. Tujuan akhir dari setiap aktifitas pengembangan adalah tumbuhnya kesadaran dantanggung jawab terhadap peran individu dalam sebuah organisasi. Oleh karena itusebagai tindak lanjut dari hasil de-briefing maka setiap peserta diajak untuk membuatrencana tindak lanjut.

Program Layanan Outbound

Program yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
  1. Paket Program pelatihan standart untuk SDM perusahaan / instansi.
  2. Program pelatihan Tailor Made untuk SDM perusahaan / instansi.
  3. Program fun Outbound.
  4. Program outbound untuk edukasi pelajar dan mahasiswa.

Merancang kegiatan outbound yang efektif

Program pelatihan dan pengembangan yang dilakukan di luar ruang atau biasa disebutoutbound, hanya akan efektif bila dilaksanakan dengan baik. Outdoor training bisamenjadi bahan yang ampuh untuk pengembangan SDM, asalkan dikerjakan dengan benar, yakni berisi rangkaian program-program yang bagus.

Kompetisi seseorang bisa ditingkatkan melalui pengembangan pengetahuan, skill, dansikap / karakter yang bersangkutan. Outbound training bertujuan menggali danmeningkatkan skill dan karakter individu. Untuk hasil yang maksimal, kegiatan outboundidealnya dilaksanakan minimal 3 hari, fasilitas outbound harus memadai dan dipanduoleh instruktur yang berpengalaman. Dan yang terpenting, program outbound harus focus pada hasil, bukan pada aktivitasnya itu sendiri.

Untuk itu, sebelum melakukan kegiatan outbound, terlebih dahulu harus direncanakan dandipersiapkan dengan baik segala macam hal yang dapat menunjang keberhasilan tersebut.Secara umum ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk menuju kegiatan outboundyang efektif sesuai dengan yang diharapkan.

1. Menetapkan target / tujuan. 
  • Untuk apa kegiatan outbound dilaksanakan? Setiap kegiatan pasti memiliki tujuan dan target yang ingin dicapai. 
  • Untuk mengasah kebersamaan (team building)? 
  • Memompasemangat berprestasi (achievment motivation)? 
  • Kepemimpinan (leadership)? Atau untuk tujuan yang lain ?? 
  • Penetapan tujuan dan target ini penting untuk mendesain setting kegiatan yang akan dilaksanakan, meliputi pemilihan lokasi, merumuskan materi, dan jenis-jenis materi yang dilaksanakan dalam outbound tersebut.
2. Menentukan lokasi kegiatan.

Setelah tujuan atau target kegiatan telah ditentukan, maka setelah itu adalah menentukantempat / lokasi kegiatan outbound. Adakalanya kegiatan outbound dilakukan hanyasebagai pelengkap atau variasi dari kegiatan dalam ruang (indoor). Bila itu yangterjadi, maka pilihlah gedung atau aula yang memiliki halaman yang luas, atau dekattanah lapang yang bisa dijadikan arena outbound atau permainan games.

3. Menyiapkan alat yang diperlukan.

Agar kegiatan outbound berjalan dengan baik, segala kebutuhan menyangkut peralatanyang dibutuhkan harus dipersiapkan jauh-jauh hari. Untuk kegiatan fun outbound biasanya tidak membutuhkan peralatan-peralatan yang rumit.

4. Menyiapkan tim instruktur.

Tim instruktur bisa jadi merupakan kunci keberhasilan kegiatan outbound training. Entah itu real outbound (kualitas maupun middle impact) maupun hanya bersifat fun games.Instruktur harus orang yang berpengalaman di bidangnya, terutama outbound yang beresiko tinggi, sehingga outbound bisa menjadi aman dan nyaman. 

Demikian beberapa tips untuk merancang kegiatan outbound yang baik dan semoga bermanfaat.


Sumber: Diolah dari beberapa Buku dan Artikel Tentang Outbond















Rabu, 02 Januari 2013

Manajemen Perjalanan Dalam Pendakian





MANAJEMEN PERJALANAN

Dalam sebuah perjalanan kegiatan alam bebas ada dua faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya perjalanan tersebut. Faktor pertama sifatnya intern, artinya datang dari si pelaku perjalanan itu sendiri. Kalau faktor intern ini tidak dipersiapkan dengan baik, maka pelaku perjalanan terancam oleh bahaya subyek (subjective danger). Persiapan yang kurang akan mendatangkan bahaya bagi pelaku perjalanan bersangkutan.

Faktor kedua sifatnya ekstern, artinya datang dari luar pelaku perjalanan. Bahaya yang mengancam dari luar ini datang dari obyek perjalanan yang akan dihadapi, sehingga secara teknis disebut bahaya oyek (objective danger). Bahaya itu bisa berupa badai, hujan, udara dingin, kabut, longsoran, hutan lebat dan sebagainya. Faktor ekstern ini masih bisa dipehitungkan, meskipun tidak semudah memperhitungkan faktor intern.


I. RENCANA PERJALANAN

Dalam penyusunan rencana perjalanan harus diperhatikan beberapa hal penting yang mencakup:

Tempat Tujuan

Mencari informasi tentang tujuan perjalanan merupakan tahap paling awal sebelum melakukan perjalanan. Informasi bisa kita dapat melalui literatur, media massa, penduduk setempat dan orang yang pernah melakukan perjalanan ke tempat tersebut. Adapun informasi yang perlu didapatkan adalah:
  1. Rute-rute yang ada, dan mempertimbangkan rute mana yang akan dipilih.
  2. Keadaan medan, struktur geologi serta hambatan-hambatan yang mungkin timbul, misalnya: air, gas racun, pasir apung dan lain-lain.
  3. Keadaan flora dan fauna yang ada.
Waktu Perjalanan

Memperkirakan waktu perjalanan perlu dilakukan. Ini terutama berguna untuk mempersiapkan makanan. Dan yang perlu diperhatikan lagi adalah keadaan musim dan cuaca pada saat itu.

Anggota/Peserta

Selain memilih anggota dalam perjalanan, yang perlu diperhatikan juga adalah pembagian kerja tim dan sebuah kerjasama yang solid. Karena kerjasama yang baik merupakan faktor yang menentukan keberhasilan perjalanan tersebut.


II. PERSIAPAN PERJALANAN

Mental dan Fisik

Perbuatan nekad sering terjadi karena ketegangan dan panik. Untuk itu kondisi mental yang baik mutlak diperlukan dalam sebuah perjalanan. Kondisi fisik harus sesuai dengan standar perjalanan yang dihadapi. Latihan-latihan fisik yang teratur adalah upaya yang paling tepat dalam rangka standarisasi sebuah perjalanan. Dan perlu diperhatikan juga adalah proses aklimatisasi (penyesuaian suhu tubuh terhadap lingkungan), karena seringkali sebuah perjalanan di alam terbuka akan berhadapan dengan suhu lingkungan yang ekstrim.

Pengetahuan dan Ketrampilan

Setiap anggota tim harus menguasai pengetahuan dasar hidup di alam terbuka, antara lain navigasi, survival dan pertolongan pertama pada gawat darurat. Jika perjalanan yang dipilih adalah pendakian maka harus dikuasai pengetahuan mountaineering

Administrasi

Surat-menyurat yang diperlukan dalam perjalanan kegiatan alam bebas antara lain:
  1. Surat pengantar dari lembaga terkait, misalnya surat tugas dari Dekanat atau Rektorat.
  2. Surat ijin kegiatan (Kepolisian dan Sospol)
  3. Surat ijin masuk kawasan.
Peralatan

Persiapan perlengkapan merupakan awal perjalanan itu sendiri. Perlengkapan kegiatan alam bebas umumnya memang mahal, tetapi ini wajar karena perlengkapan itu adalah pelindung keselamatan. Alam terbuka merupakan lingkungan yang asing bagi organ tubuh kita. Karena itu diperlukan perlengkapan yang memadai agar mampu hidup di lingkungan yang baru.

Makanan

Dua unsur gizi merupakan sumber tenaga paling utama adalah hidrat arang dan zat lemak. Hidrat arang memegang peranan penting, sebab jumlah tenaga yang dihasilkan pada waktu pembakaran tubuh per liter oksigen jauh lebih besar daripada jumlah tenaga yang dihasilkan dari pembakaran zat lemak. Pembakaran lemak menjadi kalori juga berjalan lambat, sehingga ada baiknya memakan makanan yang mengandung banyak lemak pada pagi hari agar menghasilkan kalori ketika dibutuhkan di siang hari. Makanan itu misalnya lemak daging, mentega, keju, kuning telur, kacang dan lain-lain. Karbohidrat dapat diperoleh antara lain dari beras, susu, gula-gula, coklat dan sebagainya.
Adapun protein, untuk pendaki gunung sebaiknya tidak disuguhkan dalam kadar yang tinggi. Protein yang berlebihan menyebabkan amonia dan asam amino banyak tertimbun di dalam darah sehingga cepat menimbulkan rasa lelah. Amonia dan asam amino yang berlebihan tadi menyebabkan banyak kencing, sehingga cairan banyak yang hilang. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi (kehilangan cairan pada sel-sel tubuh) dan lejar panas (heat exhaustion). Proses pembakaran protein oleh tubuh pun-hanya memberikan energi kurang dari 10 persen dari yang kita butuhkan. Protein antara lain dihasilkan oleh daging, ikan, ayam, putih telur dan sebagainya.

Packing

Kenyamanan membawa ransel juga tergantung pada pengepakan barang di dalamnya. Ada beberapa prinsip yang harus dipegang dalam pengepakan:
  1. Letakkan barang-barang yang berat di bagian atas dan barang-barang yang ringan di bagian bawah. ini penting dilakukan agar berat seluruh beban jatuh di pundak, bukan di pinggang atau punggung. Bagilah berat itu secara merata di sebelah kiri dan kanan, jangan menyiksa salah satu bahu dengan berat yang tak seimbang.
  2. Letakkan barang-barang yang dibutuhkan dalam perjalanan di bagian atas. Sedapat mungkin kelompokkan barang-barang tersebut menurut fungsinya, lalu letakkan bersama-sama menurut tingkat kebutuhannya.
  3. Manfaatkan ruangan yang ada seefektif mungkin.
Anggaran Biaya

Anggaran biaya harus dirinci secara detail, maka diperlukan salah satu dari tim yang bisa mengatur keluar masuknya uang. Selain pemasukan dan pengeluaran perlu dicantumkan juga dana tidak terduga.


III. SKENARIO OPERASI

Yang dicantumkan dalam skenario operasi adalah:

1. Peta Lintasan

Peta ini memberikan informasi tentang jalur lintasan yang digunakan, shelter peristirahatan dan tempat camp. Dicantumkan juga tempat dimana terdapat sumber air , daerah-daerah yang berbahaya dan kendala-kendala yang mungkin terjadi selama perjalanan.

2. Jalur Evakuasi

Jalur evakuasi adalah jalur jang digunakan untuk membawa korban .apabila terjadi kecelakaan dalam kegiatan alam bebas. Dimana jalur tersebut dapat ditempuh dalam waktu sesingkat mungkin mencapai tempat penanganan selanjutnya terhadap korban.

3. Perhitungan Waktu

Berdasarkan peta lintasan dibuat rincian waktu yang digunakan selama perjalanan mulai dari berangkat, kembali dan lama perjalanan. Diperhitungkan juga waktu istirahat dan camp.


IV. LAPORAN PERJALANAN

Laporan perjalanan memuat semua hasil perjalanan yang telah dilakukan. Dan yang paling penting dari laporan perjalanan adalah evaluasi dari perjalanan tersebut sehingga kita dapat belajar dari kesalahan apabila kita akan melakukan perjalanan lagi.


MANAJEMEN PENDAKIAN

Persiapan Untuk merencanakan suatu Perjalanan ke alam bebas Harus ada persiapan dan penyusunan secara matang. ada rumusan yang umum digunakan yaitu 4W & 1 H, yang kepanjangannya adalah :
Where
Who
Why
When
How

Berikut ini aplikasi dari rumusan tersebut:

1. Where (Dimana)

Untuk melakukan suatu Kegiatan alam kita harus mengetahui dimana yang akan kita digunakan, Contoh: Gunung Gede-Pangrango.

2. Who (Siapa)

Apakah anda akan melakukan Kegiatan alam tersebut sendiri atau dengan berkelompok. Contoh: Satu Kelompok ( 25 Personil) Terdiri dari 20 Orang anggota Penuh (panitia) dan 5 Orang anggota muda (peserta)

3. Why (Mengapa)

Ini adalah pertanyaan yang cukup panjang jawabannya dan bisa bermacam-macam Contoh : Untuk melakukan DIKSAR, dll

4. When (Kapan)

Waktu pelaksanaan Kegiatan tersebut, berapa lama?. Contoh: 23 Februari 2001 sampai dengan 25 Februari 2001.

Dari pertanyaan-pertanyaan 4 W, maka didapat suatu gambaran sebagai berikut: pada tanggal 23-25 Februari 2001 akan diadakan DIKSAR ,yang akan dilaksanakan oleh 20 panitia dan diikuti 5 orang peserta yang inggin dilantik menjadi anggota penuh. Tempat yang digunakan untuk DIKSAR tersrbut yaitu Gunung Merbabu.

Untuk How/Bagaimana merupakan suatu pembahasan yang lebih komprehensif dari jawaban pertanyaan diatas ulasannya adalah sebagai berikut :

• Bagaimana kondisi Tempat
• Bagaimana cuaca disana
• Bagaimana perizinannya
• Bagaimana mendapatkan air
• Bagaimana pengaturan tugas panitia
• Bagaimana Acara DIKSAR berlangsung
• Bagaimana materi yang disampaikan
• dan masih banyak Bagaimana ? (silahkan anda dapat mengembangkannya lagi).

Dari Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang timbul itulah kita dapat menyusun Rencana Kegiatan yang didalamnya mencakup rincian :

  1. Pemilihan medan, dengan memperhitungkan lokasi basecamp panitia, pembagian waktu dan sebagainya.
  2. Pengurusan perizinan
  3. Pembagian tugas panitia
  4. Persiapan kebutuhan acara
  5. kebutuhan peralatan dan perlengkapan
  6. dan lain sebagainya.

Dan yang tidak kalah pentingnya adalah anda akan mendapatkan point-point bagi kalkulasi biaya yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tersebut. Terimakasih semoga bermanfaat bagi kalian semuanya yang akan mempersiapkan dan melakukan kegiatan pendakian gunung. Salam lestari.


Sumber: Artikel dan Gambar dari berbagai sumber di internet

Selasa, 01 Januari 2013

Materi Mountaineering


Mountaineering berasal dari kata “mountain” yang berarti gunung. Mountaineering adalah kegiatan mendaki gunung yang terdiri dari tiga tahap kegiatan, yaitu :
  1. Hill Walking. Merupakan perjalanan pendakian bukit-bukit yang landai, tidak mempergunakan peralatan dan teknis pendakian
  2. Scrambling. Merupakan pendakian pada tebing batu yang tidak terlalu terjal. tangan hanya digunakan sebagai keseimbangan
  3. Climbing. Merupakan pendakian yang membutuhkan penguasaan teknik pendakian. bentuk climbing adalah :
  • Rock climbing, yaitu pendakian pada tebing batu
  • Snow ice climbing, yaitu merupakan pendakian pada es dan salju

MENGAPA MENDAKI GUNUNG ?


Bagi orang awam, kegiatan petualangan seperti mendaki gunung selalu mengundang pertanyaan klise “mau apa sih kesana???”. Pertanyaan sederhana tapi sering membuat bingung yang ditanya atau bahkan mengundang rasa kesal. George F. Mallory, seorang pendaki Inggris menjawab pertanyaan tersebut “because it is there”. Mallory bersama rekannya menghilang di everest tahun 1924. Soe hook Gie (Mapala UI) menulis dalam puisi “Aku Cinta Pangarango; karena aku mencintai kebenaran hidup”. Dia tewas tercekik gas beracun di puncak Mahameru tanggal 16 Desember 1969.

Motivasi mendaki gunung memang bermacam-macam. Manusia mempunyai kebutuhan psikologis, kebutuhan akan pengalaman baru, dan kebutuhan untuk diakui oleh manusia lainnya. Rasa ingin tahu adalah yang mendasari dan menjadi jiwa setiap manusia.

TEKNIK MENDAKI GUNUNG

Mendaki gunung pada dasarnya adalah olah raga berjalan. karenanya penguasaan teknik berjalan yang benar wajib diketahui terlebih dahulu. Berjalan di gunung tentu saja tak sama dengan berjalan di trotoar. Di gunung anda harus berjalan dengan beban di punggung, melintasi lembah, mendaki tebing, menuruni lereng-lereng, atau meniti punggungan-punggungan yang tipis. Dengan medan seperti itu ditambah dengan beban yang harus dibawa maka keseimbangan dalam berjalan di gunung adalah mutlak.

Seperti juga pejalan kaki yang lain, anda harus berjalan dalam satu irama yang tetap, dengan kata lain, tidak kaku seperti robot. Tidak ubah bagai seorang penari, berjalan di gunung pun punya seni tersendiri. Kalau seorang penari mempunyai kenikmatan tersendiri dalam melakukan gerakan-gerakannya, maka seorang pendaki yang berjalan dalam irama tertentu juga harus dapat merasakannya sebagai suatu kesenangan tersendiri pula.

Ada beberapa patokan yang harus diperhatikan dalam berjalan tentu saja melangkah, inilah hal pertama yang harus diperhatikan. Berjalanlah dengan langkah-langkah kecil, jangan memaksakan kaki untuk mlangkah terlalu lebar. Langkah-langkah yang terlalu lebar menyebabkan berat badan seringkali ditunjang oleh satu kaki saja karenanya keseimbangan badan pun gampang goyah. Dengan langkah-langkah yang kecil, berat badan dapat ditunjang secara mantap oleh kedua kaki. Perlu di ingat bahwa kaki bukan hanya untuk menahan berat badan, tetapi telah ditambah dengan berat barang yang ada dalam ransel. Dengan langkah-langkah kecil, gerakan nafas teratur, dan ini merupakan cara yang tepat untuk menghemat tenaga.

Bagi pendaki yang berpengalaman, berjalan dua atau tiga jam tanpa istirahat merupakan hal yang biasa. Tentu dibutuhkan kekuatan dan stamina yang cuma dapat diperoleh melalui latihan dan pengalaman yang tidak sedikit. Akan tetapi, sebagai ukuran minimal boleh dikatakan bahwa berjalan satu jam dengan istirahat sepuluh menit adalah normal.

Ketika istirahat, duduklah dengan kaki yang melonjor lurus sedikit di atas badan untuk mengembalikan darah supya mengalir normal, karena ketika badan berjaln seluruh darah telah berpusat di kaki. Teguklah minuman secukupnya dan makanlah beberapa makanan kecil. Usahakan agar tidak beristirahat di tempat berangin karena udara dingin dapat mengerutkan otot yang sedang beristirahat, dapat menyebabkan terjadi kram pada otot.

Pilihlah lokasi istirahat yang baik. Secara psikologis lebih menguntungkan apabila anda memilih lokasi di bagian yang tinggi. Dari tempat ini akan tampak pemandangan yang indah, nikmatilah untuk mengurangi perasaab lelah setelah lama berjalan. Makan dan minum secukupnya untuk mengembalikan tenaga, kalau perlu di masak dulu agar hangat dan segar. 

Ada baiknya memakan sedikit garam untuk menghindarkn kram karena banyak keringat yang mengucur memungkinkan hilangnya garam dari tibuh. Membawa buah segar seperti apel, pir, anggur juga sangat membantu untuk mengembalikan tenaga. karena mengandung banyak air dan vitamin maka mengkonsumsi buah segar juga sangat membantu.

Ketika anda berjalan perhatikan betul medan yang dihadapi. Kalau melewati medan yang penuh kerikil dan batu-batui tajam, harap berhati-hati karena kaki mudah tergelincir jika ceroboh. Tidak berbeda apabila anda harus melintasi medan yang berbatu besar dan bulat seperti bebatuan pada sungai misalnya, anda harus melintasinya dengan melompat dari satu batu ke batu yang lain, yaitu dengan gerak sedemikian rupa cepatnya sehingga batu yang diinjak belum lagi sempat bergulir tetapi anda sudah melompat ke batu yang lain.

Cara di atas tentu saja berbahaya kalau kondisi anda sudah lelah. Cara lain yang lebih aman adalah dengan menaiki satu persatu batu tersebut, perlahan-lahan dengan memeriksa terlebih dahulu batu yang akan di injak, agar tak gampang bergulir nantinya. Cara mana sebaiknya yang akan dipakai, itu tergantung dari pengalaman dan tingkat kelelahan anda.

Medan yang berumput dan terjal seringkali membahayakan, terlebih ketika basah karena hujan atau embun. Pendaki yang tidak berhati-hati akan mudah tergelincir, terutama jika memakai sepatu yang tidak sesuai. Demikian pula dengan medan becek, berlumpur, licin dan berbahaya.

Jangan percaya pada pohon-pohon kecil di pinggir tebing. Pohon-pohon ini seringkali tidak cukup kuat untuk menahan bobot manusia, sehungga mudah terabut. Btang-batang pohon itu banyak yang lapuk, lalu patah ketika anda menekalnya dan menahan badan di situ. Kalau tidak yakin betul, hanya guakan pohon-pohon itu sebagai keseimbangan saja.

Mendaki di lereng gunung dengan tanah berpasir lebih sulit daripada di atas tanah keras. Setiap kali menjejak, tanah berpasir bisa melorot ke bawah. Anda kadang-kadang perlu menyepakkan kaki ke dalam tanah pasir itu agar tidak melorot. Orang kedua dan seterusnya dapat mengikuti bekas jejak orang pertama supaya tidak mudah lelah, karena tanah berpasir bekas jejak menjadi lebih keras.

Berjalan di atas punggung dari sebuah tebing yang tipis dengan jurang menganga di sebelah kiri dan kanan merupaka kondisi kritis yang membutuhkan teknik tersendiri untuk mengulanginya. Angin kenang yang sering meniup akan menggoyahkan keseimbangan badan. Jangan melakukan gerakan-gerakan yang tiba-tiba dan membahayakan. Misalnya melempar batu atau mengayunkan tangan keras-keras. Berjalanlah dengan tenang dan penuh konsentrasi, tetapi tetap dalam irama yang teratur dan tidak kaku. Nah itulah sedikit info tentang materi mountaineering semoga bermanfaat bagi kalian yang suka dunia kepetualangan khususnya mendaki gunung, selamat  mendaki kawan-kawan.

Sumber: Artikel dan Gambar dari berbagai sumber di internet