Rabu, 25 Juni 2014

Kenyamanan Revolusi

Jelas aku membutuhkanmu. Dan aku rasa, kamu tertekan karenanya. Aku juga berusaha sebisaku agar kamu tak tertekan. Sebab, aku membutuhkanmu.

Andai kamu tak nyaman dengan semua ini, tentu saja aku harus lebih dari mengerti. Berarti, ikhtiarku untuk membuatmu nyaman hanyalah kenyamanan bagiku.

Kegelisahanku bukan alasan kenyamananmu. Ia alasan kerakusanku. Anganku bukan alasan senyummu. Ia alasan kebodohanku menerka kenyamanan yang kamu maksud.

Kalau pun tak sampai membuatmu nyaman, terkadang aku bergumam andai semua tetap seperti ini. Ya, agar aku tak sakit jiwa.

Tapi menurutku, tak baik mendamba kenyamanan dengan menjarah. Tak bijak mengharap ridha dengan simulasi khayalan atau keajaiban. Sebab, pada akhirnya nyaman itu memang hanya milikmu.

Andai kelak kamu membutuhkanku, aku akan bahagia dengan hiasan senyum konyolku. Karena sejauh khayalku, kamu tak akan pernah tergila-gila padaku. Andai kelak kamu dianugerahi kenyamanan itu, aku akan sedikit menahan kalimat-kalimat garingku. Dan andai kelak kamu punya alasan untuk nyaman bersamaku, aku akan tersungging pada Tan Malaka. Ya, ternyata revolusi tak harus kehilangan kenyamanan pengusungnya.

Jelas aku akan selalu merindukan semuanya. Dan aku sok tahu, hidupmu akan selalu indah.

Semoga bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar