Minggu, 20 April 2014

Catatan Perjalanan Gunung Lawu (Cemoro Sewu) Juli 2011

Salam Rimba ...

Sudah lebih 10 tahun Aku vakum dari dunia pendakian gunung dikarenakan lagi sibuk di dunia kerja dan keluarga. Terakhir kali tahun 2001 mendaki Gunung Buthak di sekitaran Kabupaten Malang waktu Aku masih kuliah di Kota Malang. Entah mengapa di awal-awal tahun 2011 keinginan mendaki gunung begitu kuat tumbuh kembali di benak kepalaku ini. Keinginan yang terus menggebu-gebu langsung kuutarakan pada Istriku yang dulunya juga sama-sama suka mendaki gunung. Mungkin memang sama sama sehobi kali, keinginanku langsung disetujuinya dan Dia juga pengen ikut serta.

Memasuki Bulan Juli 2011 kubuat rencana perjalanan ke Gunung Lawu, dan setelah melengkapi segala peralatan dan persiapan yang matang segera perjalanan kangen aroma gunung dimulai.
Minggu ketiga masih dibulan Juli 2011 Aku, istriku dan temanku akhirnya mendaki Gunung Lawu lewat jalur Cemoro Sewu. 

Gunung Lawu yang mempunyai ketinggian 3265 MDPL berada di wilayah perbatasan antara Jawa Timur (Magetan) dan Jawa Tengah (Karanganyar). Bagi masyarakat Jawa, Gunung Lawu adalah tempat yang paling dikramatkan. Banyak petilasan dan makam makam peninggalan kerajaan Majapahit, bahkan sampai sekarang Gunung Lawu merupakan tempat yang tak terpisahkan secara spiritual bagi Keratonan Solo. Di sisi lain gunung ini terkenal akan suhu dinginnya lebih dingin diantara gunung-gunung lain di Jawa dan terdapatnya bunga Edelweiss berwarna ungu jika kita beruntung menemukannya.
Setelah 7 jam perjalanan naik turun bus sampailah Tim kecil ini di terminal Tawangmangu Karanganyar, lanjut naik mobil omprengan untuk menuju Base Camp Cemoro Sewu.


Di Cemoro Sewu ngurus ijin masuk yang kena biaya 5000 rupiah per kepala,  istirahat sejenak sambil repacking ulang dan melengkapi logistik seperlunya. Sehabis Dhuhur berangkatlah Tim kecil ini mulai menyusuri jalan setapak di jalur Gunung Lawu jalan dengan gaya santai maklum sudah nafas tua.



Jalur masih cukup landai dengan batuan yang telah tertata dengan rapi, jalanan seperti ini akan kita temui sepanjang jalur pendakian sampai kita tiba di daerah Sendang Drajat. Hutan pinus cukup lebat menemani perjalanan awal, setelah berjalan 60 menit kita akan melintasi ladang penduduk dengan tanaman berbagai macam sayuran. Bila ingin menambah persedian air, terdapat sumber mata air Sendang Panghuripan tempatnya 50 meter ke arah kanan setelah ladang penduduk.


Jalur pendakian sedikit demi sedikit akan semakin menanjak seiring kita memasuki kawasan hutan. Berjalan kembali kurang lebih 30 menit kita bertemu dengan pos 1. Disini terdapat warung yang menyediakan kebutuhan makanan para pendaki. Disinilah keunikan dari gunung lawu kita tidak perlu membawa banyak logistik karena banyaknya terdapat warung sepanjang jalur, dan yang paling terkenal adalah Warung Mbok Yem dekat Argo Dalem.

Beranjak dari pos 1 jalur menanjak curam telah menanti kita. Jalur Cemoro Sewu ini memang cukup berat, jalur berupa tangga tangga batu. Perlahan lahan berjalan kita akan sampai di pos Watu Jago.


Berjalan kembali sekitar 90 menit kita akan sampai di pos 2. Dataran cukup lebar bisa untuk mendirikan tenda dan bermalam tetapi tidak terdapat sumber mata air di pos ini.

Selepas pos 2 jalanan akan semakin menanjak dengan kemiringan yang cukup curam, disini fisik dan kaki benar benar diuji. Berjalan sekitar 60 menit kita akan menjumpai pos 3.


Selepas jalur pos 3, jalanan semakin menjadi jadi dengan tanjakannya, menurut kami ini adalah jalur terberat di jalur cemoro sewu ini,dan membutuhkan waktu sekitar 90 menit. Dan disini terdapat pos 4 yang luasnya sangat sempit tidak cocok untuk ngecamp.



Perlahan lahan berjalan sekitar 30 menit kita akan keluar dari lingkupan hutan yang menandakan akan segera sampai di Pos 5 yaitu Sendang Drajat. Pemandangan lepas nan indah, awan bergulung di bawah kaki kita, kota kota bak mainan kecil di hadapan megah semesta raya. Pos Sendang Drajat adalah salah satu yang bisa kita jadikan tempat untuk mendirikan tenda dan bermalam. Disini terdapat mata air, warung, sebuah goa buatan kecil, dan toilet.

Bermalam di Sendang Drajat kita dapat melanjutkan perjalanan menuju puncak Lawu. Berjalan kurang lebih 60 menit kita akan segera sampai di puncak Lawu dengan nama puncaknya Hargo Dumilah. Ada beberapa jalur untuk menuju Hargo Dumilah, kami melewati jalur sisi barat. Jalur cukup curam dengan kiri kanan pohon cantigi dengan selingan indah bunga edelweiss.

Puncak Lawu atau Puncak Hargo Dumilah dengan ditandai dengan sebuah tugu, disini kita dapat menikmati pemandangan indah. Awan bergulung di bawah bagaikan samudra, Gunung Wilis dan Arjuna terlihat di sisi timur. Gunung Merapi dan Merbabu tampak berdiri gagah di sisi barat.





Setelah puas menikmati pemandangan di puncak kita langsung turun dan istirahat sebentar di Sendang Drajat untuk sarapan pagi dan bongkar tenda. Sejam kemudian kita langsung turun pulang lewat Cemoro Sewu kembali. Perjalanan turun sekitar 3-4 jam itupun dengan jalan santai.

Tiba di Base Camp langsung bersih-bersih badan, makan siang lanjut pulang ke rumah. Tengah malam sampailah di rumah dengan selamat dan badan pegal-pegal kecapaian. 

Selesai.

Semoga bermanfaat